Berada di Maluku Utara, belumlah sempurna jika tidak mampir sebentar di Taman Nukila. Pepohonan rindang seakan menyambut anda dengan senang hati, sehingga berada di Anda merasa nyaman.
Anda kepingin berlama-lama sambil menikmati sepoi-sepoi angin yang bertiup dari arah laut. Ditambah lagi, tatapan mata anda melihat sejumlah kapal berlalu dari dan ke pelabuhan Ahmad Yani.
Jumat, 7 Februari lalu saya pun singgah di sini. Beberapa padagang menghampiri saya, seraya menawarkan minuman dingin, dengan harga terjangkau.
Karena kangen, sebelum kembali ke Makassar, saya pun memilih melintasi Taman Nukila. Semoga, akan kembali ke sana lagi.
Sekadar diketahui, Nukila diambil dari nama salah saeorang ratu yang pernah berkuasa di bekas ibukota Maluku Utara itu. Yakni, Ratu Nukila (Boki Rainha Nukila). Ratu Nukila ini adalah istri Bayan Sirullah–Sultan Ternate 1500-1522.
Nukila sendiri adalah seorang pemimpin yang mampu menggalang bobato dan rakyat untuk melawan Portugis saat hendak merongrong kedaulatan Ternate. Nukila juga menunjukkan harmonisasinya dengan Kesultanan Ternate dan Tidore jauh sebelum kedatangan bangsa-bangsa Eropa……(bersambung)