
INSPIRASI Makassar.com, MAKASSAR – Program smart card (kartu pintar) yang diluncurkan Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar dianggap suatu terobosan yang tidak dimiliki kota-kota lain di Indonesia. Ada banyak kota di Indonesia juga memprogramkan smart card dalam mendukung smart city (kota pintar) berbasis Teknologi Informasi Komunikasi (TIK). Tapi di Makassarlah yang memiliki sistem yang lebih lengkap. Kartu terintegrasi hasil kerja sama antara BRI Wilayah Makassar dan Pemkot Makassar ini berfungsi sebagai kartu ATM serta bisa digunakan untuk sejumlah aktivitas transaksi perbankan, kesehatan, jaminan sosial hingga pembayaran pajak bahkan pengganti Kartu Tanda Penduduk.
“Smart card di Makassar ini menarik. Belum temui dikota-kota lain. Mereka (kota lain) juga punya kartu pintar tapi tidak diinnetgrasikan dengan data pribadi (KTP), medical record,” kata Country Manager Microsoft Secondary City Project dari UGM Yogjakarta – National University of Singapura, Dedy Permadi saat audiensi dengan Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto, di rumah jabatan, Jl. Penghibur, Kamis (12/2/2015) pagi.
Turut hadir mendampingi Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Makassar, Mukhtar Tahir, Kepala Bappeda Kota Makassar, Syahrir Sappaile.
Penelitian di Makassar ini, kata Dedy Permadi, adalah rangkaian program smart city project kerja sama antara microsoft, national university of singapura (NUS), dan UGM untuk mendorong 40 kota Asia Tenggra menuju smart city. “Kami cukup terkesan dengan profil Makassar yang sangat maju dibandingkan kota lain dalam hal kepentingan publik, dibandingkan beberapa kota yang sudah kami teliti, seperti medan, samarinda, Bandung, Jogja, dan di Makassarlah termsuk paling maju,” bebernya.
Dari hasil penelitian ini, profil Makassar dalam pengembangan TIK akan di buat buku, video, dan akan dipromosikan di beberapa ajang nasional hingga interansional. “Termasuk pada forum international converensi di Jakarta pada Agustus mendatang, ada juga di Vietnam. Setelah itu dibeberapa negara lain dan akan dipublikasikan sistem yang ada di Makassar,” paparnya.
Dengan misi yang dibawa bagaiman kota-kota ini bisa saling besar, karena terjadi shering informasi program.
“Misalnya tahun lalu dibulan Juni acara di Singapura, yang juga diikuti Makassar dan banyak mengadopsi sistem TIK sampai dikembangkan ke smart card di Makassar,” ungkapnya.
Lebih lanjut kata Dedy Permadi dengan hasil penelitian ini yang akan dipublikasikan kekota-kota lain, tujuannya bisa diadopsi seperti yang ada di Makassar. “Cuman masalahnya ini baru diperkenalkan, belum banyak diketahui kota lain, ini akan dipuliksikan nasional dan internasional untuk bisa diadopsi,” katanya yang melakukan penelitian di Makassar selama Tiga hari kedepan.
Sementara Wali Kota Makassar, Danny Pomanto menyampaikan tujuan dari smart card. “Smart Card adalah salah satu jawaban untuk menjadikan Makassar sebagai Smart City & Sombere,” katanya. Smart card ini menggabungkan dua fungsi utama yakni sebagai basis data (data base) dan alat transaksi. Basis data itu mencakup Nomor Induk Kependudukan, Nomor Induk Pegawai, Nomor Pokok Wajib Pajak, dan rekam jejak kesehatan (medical record). Sedangkan pada fungsi pembayaran mencakup fungsi dasar dari Kartu Brizzi (kartu e-money), kartu ATM, dan pembayaran kebutuhan lain.
Pemerintah Kota Makassar dan BRI menegaskan, pengembangan kedua fungsi itu masih terbuka lebar, sesuai kebutuhan.(*)