satu Tahun DIA(1) : Pemerintahan yang Peduli kepada Masyarakat
Danny memberikan sambutan Satu Tahun DIA

Genap satu tahun sudah pasangan Mohammad Ramdhan Pomanto dan Syamsu Rizal memimpin Kota Makassar. Pasangan bertagline DIA ini dilantik gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, 8 Mei 2014 di anjungan Pantai Losari. Sekalipun satu tahun, belum dapat memberi penilaian keberhasilan ataupun kegagalan. Namun, hasil yang diraih satu tahun ini paling tidak telah memberi nilai plus, sekaligus sebagai titik awal keberadaan pasangan Danny-Ical menjalani roda pemerintahan, 2 kali tambah baik!!
Ekspektasi masyarakat terhadap Danny, sebutan untuk Moh Ramdhan Poamanto dan Ical, sapaan Syamsu Rizal begitu besar. Kedua pemimpin muda energik itu terus bersemangat mewujudkan impian menjadikan Kota Daeng ini lebih baik. Kedua pasangan ini pun mendapat pujian berbagai kalangan, bukan hanya lokal Sulsel, seperti Gubernur Syahrul Yasin Limpo, dan pejabat pemrov dan kabupaten kota lainnya, melainkan Wapres Jusuf Kalla, dan sejumlah menteri, hingga Wakil Ketua KPK pun tak luput memuji keduanya.
Syahrul Yasin Limpo misalnya. Gubernur dua periode ini menilai, kepemimpinan Danny-Ical telah membawa Makassar sebagai penopang ekonomi Sulawesi Selatan. Tak tanggung-tanggung, atas peran Makassar, ekonomi Sulsel diklaim tertinggi ketiga nasional. Karena itu, Syahrul berpesan, kiranya kedua pasangan pemimpin pasca Ilham Arief Sirajuddin-Supomo Guntur ini, semakin kompak dan menghadirkan pemerintahan yang peduli kepada rakyat. Yaitu, berbuat lebih, sekaligus mempunyai terobosan baru.
Bagi Syahrul, perkembangan Kota Makassar perlu beberapa tahun lagi untuk menjadikan kota dunia. “Satu tahun belum cukup buat membangun kota besar sperti Makassar. Satu tahun itu belum maksimal. Makanya, walikota dan wakilnya harus mendapat dukungan penuh dari seluruh masyarakat, agar keduanya menjadikan Makassar benar-benar menjadi kota Dunia” tuturnya.
Pemprov Sulsel, demikian Syahrul, akan membantu, jika Danny-Ical menghadirkan program yang benar-benar menyentuh masyarakat. Lihat saja smart city. Program ini merupakan terobosan baru dan populer, sehingga menjadikan Kota Makassar semakin berkembang, sekaligus mempermudah layanan masyarakat secara elektronik.
Di bidang kesehatan, misalnya, warga yang akan berobat ke Puskesmas bisa mendaftar melalui SMS. SMS itu akan masuk ke sistem registrasi pasien secara otomatis. Bahkan, Smart Card Walikota atau kartu pintar tersebut bisa multifungsi. Pertama, sebagai uang elektronik untuk bertransaksi di supermarket, hotel, restoran, rumah sakit, parkir, dan lainnya.
Tidak hanya itu, kartu tersebut pun bisa digunakan untuk transaksi di kendaraan umum. Tinggal diisi, saat transaksi saldonya berkurang dengan sendirinya. Dengan demikian, ke mana-mana warga Makassar tidak perlu membawa uang cash. Kedua, smart card berfungsi sebagai kartu akses pelayanan publik.
Berbagai program untuk kemajuan masyarakat, didasari kejelian pasangan Danny-Ical membaca isyarat zaman. Utamanya seperti yang terangkum dalam “Delapan jalan masa depan” . Delapan Masa Depan itu tercermin dalam Visi Kota Makassar adalah Makassar Kota Dunia Nyaman untuk Semua “Tata Lorong Menuju Kota Dunia”. Sedangkan Misi Kota Makassar terbagi pada tiga titik sentral yaitu pertama merekonstruksi nasib rakyat menjadi masyarakat sejahtera standar dunia. Meliputi (1) Pengurangan pengangguran, (2) Pemberian jaminan social keluarga, (3) Pelayanan kesehatan gratis,(4) Pelayanan pendidikan gratis,(5) Penukaran sampah dengan beras, (6) Pelatihan keterampilan dan pemberian dana bergulir,(7) Pembangunan rumah murah, dan (8) Pengembangan kebun kota.
Kedua, merestorasi tata ruang kota menjadi kota nyaman berkelas dunia. Meliputi (1) Penyelesaian masalah banjir, (2) Pembentukan badan pengendali pembangunan kota, (3) Pembangunan waterfront city, (4) Penataan transportasi publik,(5) Pengembangan infrastruktur kota, (6) Pengembangan pinggiran kota, (7) Pengembangan taman tematik, dan ( 8) Penataan lorong.
Ketiga, adalah mereformasi tata pemerintahan menjadi pelayanan publik kelas dunia, bebas korupsi. Meliputi (1) Peningkatan pendapatan asli daerah,(2) Peningkatan etos dan kinerja aparat RT/RW, (3) Peningkatan pelayanan di kelurahan, (4) Pelayanan publik langsung ke rumah (5) Pengembangan pelayanan publik terpadu dikecamatan,(6) Modernisasi pelayanan pajak dan distribusi, (7) Pengembangan akses internet pada ruang publik, dan (8) Penguatan Badan Usaha milik Daerah.
Untuk mewujudkannya, walikota selain menimba ilmu di luar negeri, seperti Hongkong, Singapura, dan sejumlah negara maju lainnya, juga dalam beragai kesempatan, relah duduk bersilah bersama 14 Camat se-Kota Makassar, para Lurah, dan warga. Misalnya, seperti terlihat saat acara Makassar Expo 2015 di Anjungan Pantai Losari.
Ditengah-tengah duduk bersilah itu, lelaki kelahiran Makassar 30 Januari 1964 ini memerintahkan seluruh jajarannya mendengar keluhan masyarakat. Keluhan tersebut dijadikan sebagai prioritas dalam menjalankan pemerintahannya. Sekalipun demikian, Danny berharap, masyarakat turut bersinergi bersama seluruh aparat pemerintah demi membangun kota menuju ‘Makassar Kota Dunia’. “ Mari ki’ bersama-sama bangun ini kota ta’. Tanpa dukungan warga, pemerintah tidak bisa apa-apanya,” tuturnya.
Di sisi lain, Danny yang telah membuat sedikitnya 630 karya arsitektur dan tata bangunan tersebar di 69 kabupaten/kota termasuk Kota Makassar di antaranya Pantai Losari, Masjid Terapung, Centerpoint of Indonesia (CoI), Akkarena, konsep pembangunan wisma negara, konsep revitalisasi karebosi dan lainnya ini berkeyakinan dirinya dan seluruh jajaran kabinetnya mengedepankan transparansi yang bebas korupsi. Karena itu, dia membuka ruang kepada publik untuk memberikan masukan seperti yang dituangkan dalam standar operasional prosedur (SOP). Bukan hanya itu, Danny juga menantang Non Governmental Organization (NGO), Anti Corruption Commite (ACC) Sulawesi Selatan untuk membantu Pemkot Makassar membentuk protokol korupsi.
Alasannya jelas. Hingga saat ini, belum ada protokol anti korupsi dibeberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Pengakuan itu terungkap saat menghadiri diskusi tematik “reinventing anti corruption movement and endorse integrity program (reacting) yang di selenggarakan ACC Sulsel di sekretariatnya Kompleks Ruko Pettarani Center Blok A. Dalam diskusi ini turut hadir para NGO, Fik Ornop, Masyarakat Anti Korupsi – MARS Sulawesi Selatan, dan Sarikat Juru Parkir Makassar. Pihak ACC menyoroti Pemkot Makassar belum memiliki Rencana Aksi Daerah Pemberantasan Korupsi (RAD PK), sebagaimana tertuang dalam Pepres nomor 55 tahun 2012.
Soal pentingnya anti korupsi menjadi point terpenting dalam masa pemerintahahn Danny-Ical membuat Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Adnan Pandu Praja turut memberi dukungan. Dia malah memberi perhatian khusus kepada Danny. Terlihat ketika memberi pengarahan pemberantasan korupsi di ruang pola Balaikota Makassar, Adnan menyatakan harapannya agar Danny bisa pertahankan kepemimpinannya sebagai walikota Makassar hingga berakhir masa jabatannya.
Ditengah-tengah acara yang juga dihadiri utusan dari pemerintahan Kanada Peter, Ketua DPRD Makassar Farouk M. Betta serta siswa-siswa dari perwakilan SD, SMP dan SMA, sebagai ikon generasi penerus bangsa bebas Narkoba, Adnan juga menyampaikan pujian dan kagumnya terhadap cara memimpin Danny dengan menyandingkannya dengan Gubernur DKI Jakarta, Ahok. (*)

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here