Ankara, Inspirasimakassar.com :

Rektor Unismuh Makassar, Prof Dr H Abdul Rahman Rahim, SE MM, bersama rombongan Pengurus Pusat Muhammadiyah, Prof Dr.Haedar Nashir, M.Si, serta Ketua Umum Majelis Dikti Litbang PP Muhammadiyah, Prof Lincolin Arsyad, M.Sc, Ph.D melakukan lawatan ke Turki  pada 24-30 Nopember 2019.

Pada lawatannya ini, Prof Rahman Rahman sempat mengunjungi Anitkabir makam pendiri Turki Modern,  Mustafa Kemal Ataturk di ibukota Ankara, Rabu (27/11/2019).

Seperti yang dilaporkan Prof Rahman Rahim dari Ankara, Rabu sore  (2711/2019), Makam Ataturk ini terletak di Jl. Tandogan Turki didirikan empat tahun pada rentang waktu 1944-1953, masuk area makam tidak dipungut tiket dan pengunjung disambut pepohonan  rindang di Taman Perdamaian.

Kubur Ataturk berbentuk oktagon bergaya arsitektur Ottoman, bumbungan bentuk piramida di atasnya. Kuburan ini dikelilingi oleh vas-vas yang berisikan tanah dari setiap provinsi di Turki.

Ataturk meninggal dunia di usia 57 tahun pada 1938 karena sakit ginjal. Dia menggulingkan pemerintahan Kekhalifahan Ottoman.

Ataturk adalah gelar yang artinya “Bapak Orang Turki”, disematkan tahun 1934. Undang-undang Turki melarang nama tersebut digunakan oleh orang lain.

Ataturk memimpin Turki sejak 1923, Ataturk menghapuskan semua kebijakan Kekaisaran Islam Ottoman dan mengubahnya menjadi sekuler.

Salah satunya adalah mengikutsertakan wanita dalam parlemen, membuka sekolah campuran pria dan wanita, serta sekularisasi dalam kehidupan masyarakat Turki.

Pada Taman Perdamaian itu memiliki pepohonan berasal dari 25 negara, melambangkan harmonisasi tanpa melihat latar belakang etnis dan keyakinan. Dari Taman Perdamaian, ada jalan batu panjang  disebut Jalan Singa. Di kanan kiri jalan sepanjang 200 meter ini terdapat patung-patung singa yang rebah.

Usai melalui Jalan Singa, pengunjung akan dihadapkan pada lapangan luas yang biasa digunakan sebagai tempat upacara. Di lantai lapangan ini terdapat keramik dengan 373 motif karpet era Kekaisaran Ottoman.           

Pada ujung lapangan berkibar, Bendera Nomor Satu Turki  setinggi 33 meter. Bendera ini adalah kebanggaan masyarakat Turki.

Bendera ini tidak akan diturunkan kecuali di hari kematian Ataturk. Di masa berkabung, bendera yang satu ini tidak pernah turun hingga setengah tiang. (yahya)

BAGIKAN
Berita sebelumyaAndi Sukri Syamsuri Diundang Pemateri Seminar Nasional Bahasa dan Sastra 2019
Berita berikutnyaBesok Zona Cafe Makasar Hadirkan Ilir7band
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here