Bone, Inspirasimakassar.com:

Salah satu sentra produksi ikan asap di Sulawesi Selatan adalah kelurahan Panyula, Kecamatan Tanete Riattang, Kabupaten Bone. Ikan asap telah menjadi produk perikanan khas daerah tersebut sehingga produksi ikan asap memiliki potensi yang sangat besar dan baik.

Hal ini dikemukakan Tim PKM DRPM UNM yang terdiri dari Dr. Laelah Azizah S Suhaeb, M.Hum, Ridwansyah, ST, MT, dan Dr. A. Mushawwir Taiyeb, M.Kes kepada media ini, Selasa (06/10/2020).

Menurutnya, ini berdasarkan hasil pelaksanaan yang telah dilakukan pada masyarakat pengolah ikan asap di kelurahan Panyula.

Dan berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada masyarakat pengolah ikan asap di Kelurahan Panyula, diperoleh informasi bahwa pengasapan ikan masih dilakukan secara tradisional, yakni ikan dipanggang menggunakan rak besi secara terbuka dan bahan pengasapan masih menggunakan sabuk kelapa sehingga asap tersebar mencemari lingkungan sekitar.

Peralatan yang digunakan masih seadanya dan tanpa menggunakan alat pelindung yang cukup. Hal seperti inilah yang dapat mem-bahayakan kesehatan pengasap dan masyarakat sekitar akibat asap. Selain itu kemasan ikan asap yang hanya dibungkus dengan menggunakan kantong plastik, tidak terdapat pelabelan nama produk.

Hal tersebut menyebabkan sebagian besar masyarakat merasa ragu untuk membeli ikan asap tersebut karena dianggap tidak tahan lama dan tingkat higienitas yang kurang, yang secara tidak langsung akan berpengaruh kepada pendapatan pengolah ikan asap tersebut.

Berdasarkan permasalah mitra tersebut, solusi yang ditawarkan adalah pengadaan wadah rumah asap, peralatan pengasap yang sesuai standar keselamatan kerja, dan pengemasan produk ikan asap dengan menggunakan metode vakum.

Berdasarkan solusi tersebut diperoleh hasil bahwa pengasapan ikan dengan menggunakan wadah rumah asap teruji dapat meningkatkan hasil produksi ikan asap, dan ikan asap yang dihasilkan juga memiliki kualitas yang baik.

Uji coba wadah rumah asap juga dapat mengurangi waktu proses pengemasan, yang dulunya berlangsung selama kurang lebih 8 jam menjadi kurang lebih 7 jam dan juga dapat mengurangi asap pada proses pengasapan belangsung, sehingga masyarakat yang berada disekitar pengasap ikan sudah tidak terkontaminasi lagi.

Selain itu, para pengasap juga sudah menggunakan alat pengasapan yang sesuai dengan standar keselamatan kerja, seperti penggunaan masker, sarung tangan, dan kacamata untuk mengurangi resiko paparan asap terhadap
mata.

Selain itu, pengemasan produk yang sudah dikemas dengan menggunakan metode vakum memberikan kualitas ikan asap menjadi lebih baik, sebab ikan sudah tidak terkontaminasi lagi dengan bakteri ataupun kuman pada saat penjualan, serta memiliki umur simpan yang lebih lama. (james)

BAGIKAN
Berita sebelumyaBI Kerjasama Dekranasda dan Dinas Koperasi
Berita berikutnyaSelayar Bakal Menjadi Destinasi Wisata Kelas Dunia
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here