Makassar, Pedomanku.id:
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar mendapat perhatian BAZNAS lainnya di tanah air. Lembaga pemerintah nonstruktural berkedudukan di Jalan Teduh Bersinar Nomor 5 Makassar ini tidak sekadar menjadi tempat belajar bagi BAZNAS di Sulawesi Selatan semata, melainkan dari daerah lain di tanah air. Selain BAZNAS di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, NTB, juga daerah lain. Kamis, 19 September pagi, BAZNAS Kota Kendari juga melakukan kunjungan serupa.
Setidaknya, tiga komisioner BAZNAS di Ibukota Sulawesi Tenggara, periode 2022-2027 tersebut yakni, Drs.Abd.Halim Asy’ary,M.Si, Drs.Ahmad Muhdair, dan Mursyid,S.Pd.i. Ketiganya didampingi Kabag Kesra dan Kabag Umum Pemkot Kendari. BAZNAS Kota Kendari diketuai, Drs. H. Amri Natsir, M.Si, Para komisioner ini dilantik Walikota Kendari Sulkarnain Kadir pada, Selasa, 12 April 2022.
Wakil Ketua IV Bidang Adminitrasi, Umum, dan SDM BAZNAS Kota Kendari, Drs.Abdul Halim Asy’ary,M.Si mengakui, tujuan kunjungan ke lembaga pemerntah nonstruktural yang dipimpin H.Ashar Tamanggong, Ahmad Tslim, H.Syaharudin Mayang, H.Waspada Santng, dan H.Jurlan Em Saho’as tersebut di antaranya, melakukan konsultasi, dan tukar pengalaman.
Abdul Halim Asy’ry menambahkan, selain BAZNAS Kota Makassar, pihaknya juga akan melakukan kunjungan serupa ke BAZNAS Kabupaten Barru.
Menurutnya, kunjungan ke BAZNAS Kota Makassar, tidak lain karena lembaga amil terpercaya dan amanah di ibukota Sulawesi Selatan ini diniilai terbilang lebih senior, dan tentu lebih berpengalaman dibanding BAZNAS Kota Kendari.
Sedangkan BAZNAS Kabupaten Barru dinilai berhasil melakukan pengumpulan zakat, infaq dan sedekah yang sangat signifikan dibanding umumnya BAZNAS daerah lain.
Keunggulan BAZNAS Kota Makassar dan Barru inilah, jelas Halim Asy’ary, diharapkan dari hasil konsultasi dan tukar pengalaman ini ada hal-hal penting yang bisa diterapkan di Kota Kendari.
Seperti diketahui, sejak dilantik pada Maret 2021 lalu, hingga saat ini, BAZNAS Kota Makassar terus berupaya menghadirkan program program yang membuat senyum para mustahik.
Program SeJuTa misalnya, tidak dilakukan di masjid masjid usai shalat jumatan, tetapi menyasar perkampungan perkampungan kumuh.
Di perkampungan kumuh itu, terdapat begitu banyak mustahik. Mereka benar benar membutuhkan menu bergizi. Makanya, kami datang menyapa mereka pagi pagi setiap jumat. Di situ mereka terlihat tersenyum bahagia. Setelah mereka menyantap menu bergizi yang diserahkan, baru mereka melakukan aktivitas sehari hari sebagai pemulung, ataupun kegiatan lainnya.
Asal dana dari program SeJuTa, berasal dari donasi para Muzakki—atau orang orang berkemampuan. Para donatur itu, sekalipun dimulai dari Rp5000, tetapi sangat bernilai. Mereka menstransfer mulai Kamis, bukan saja dari Kota Makassar, melainkan di daerah lain, malah di provinsi lain, hingga luar negeri.
Di sisi lain, untuk menggerakan BAZNAS Kota Makassar dengan begitu banyak program, tidak terlepas dari peran positif Walikota Makassar, Moh.Ramdhan Pomanto dam jajarannya. Khususnya para ASN beragama Islam diambil 2,5 persen gajii melalui sistem payroll. Selain, itu ada pula zakat dari jajaran Polres pelabuhan, dan lainnya. Di antaranya, Perusda Perusda, intansi dan lembaga terkait lintas sektoral, UPZ-UPZ masjid, hingga orang perorang.
Guna memperkuat program pengumpulan, BAZNAS Kota Makassar saat ini juga menginisiasi pembentukan zakat perseorangan, yaitu para RT dan RW se Kota Makasar. Jumlahnya pun besar, mendekati angkat 6000.
Selain RT/RW, BAZNAS Makassar juga berupaya memperbaharui UPZ UPZ yang sudah ada saat ini. Termasuk, menggagas pembentukan UPZ di pasar pasar, di ruko ruko, di Perusda Parkir, terminal, badan badan usaha, di kawasan Indutsri Makassar (KIMA), dan lainnya.
Jika saja semuanya berjalan lancar dan sesuai niatan yang baik, maka sekalipun hasilnya tidak didapat saat ini, namun dirinya merasa bersyukur. Mengapa, pihaknya menggerakan program pengumpulan tersebut, tidak lain, karena dirinya berpegang pada potensi zakat, infak, dan sedekah di Kota Makasar yang berada di angka Rp1,7 triliun setiap tahun.
Dalam hal pendistribusian, pihaknya memegang teguh pada lima bidang. Yakni, kesehatan, kemanusiaan, dakwah, dan advokasi, serta ekonomi. Kelima program ini, tidak boleh keluar dari delapan golongan penerima. Yakni, fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharimin, fisabilillah dan ibnu sabil.
BAZNAS Makassar sendiri memiliki sederet program, utamanya di bidang kesehatan, kemanusiaan, dakwah dan advokasi, serta ekonomi. Kelima program ini, tidak boleh keluar dari delapan golongan penerima. Yakni, fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharimin, fisabilillah dan ibnu sabil. Dan tentunya, dalam menjalankan program kerja tahunan, wajib hukumnya BAZNAS berpegang teguh pada tiga aman. Yakni, Aman Syar’i, Aman Regulasi dan Aman NKRI.
Aman Syar’i, yakni, pengelolaan zakat harus selaras dengan koridor hukum syar’i. Yaitu tidak boleh bertentangan dengan sumber hukum Islam, Al-Quran dan Sunnah. Aman regulasi, dimaksudkan, pengelolaan zakat harus memperhatikan rambu-rambu peraturan hukum dan perundang-undangan.
Sedangkan, Aman NKRI, adalah, pengelolaan zakat di BAZNAS setidaknya, lebih mempererat persaudaraan, menjauhkan diri dari berbagai aktivitas, dan menjauhkan diri dari terorisme, demi menjunjung tinggi dan menegakkan NKRI. (din pattisahusiwa-tim media baznas makassar)