brokat-2

Islam adalah agama yang teratur dan mengatur dengan peraturan. Banyak peraturan yang harus dilakukan. Namun pastinya, semua yang diatur dalam Islam sangat baik untuk jalan hidup. Salah satunya, tata cara berpakaian.

Pakaian yang dapat menutup seluruh aurat dan tidak memperlihatkan lekuk tubuh adalah, busana muslimah. Saat ini seiring dengan perkembangan zaman, busana muslimah yang dapat dikenakan wanita muslimah beragam model. Dan, tentunya mampu memberikan kesan yang amat indah. Model busana muslimah yang saat ini menjadi tren adalah yang dilengkapi aksen brokat. Sangat cantik.

Ciri-ciri lain yang ada pada model baju muslim kaftan, juga berada pada kelonggaran lengan tangan yang sengaja dibuat tampak lebar agar menutupi aurat. Pada dasarnya baju kaftan ini berasal dari negeri Persia. Disana, kesehariannya entah laki-laki atau perempuan menggunakan jenis baju ini, sekalipun melakukan aktifitasnya.

Menurut pemilik Caltha Boutique, Trinia Noviyanti, tahun 2015 ini kain kaftan yang dipadu dengan brokat banyak diminati masyarakat. Pasalnya, jenis kain ini terkesan mewah, namun  tidak berlebihan. Jika dipadu dengan brokat sebagai busana sedang populer. Tidak hanya digunakan ketika hari raya seperti Idul Fitri, Idul Adha, atau hari-hari besar Islam lainnya, busana inipun bisa digunakan kaum hawa menghadiri pernikahan dan acara formal lain. Kelebihan inilah membuat pengusaha kaftan brokat meraup berkah dari tren busana ini. Sebulan, omzet hingga puluhan juta rupiah.

Layaknya tren rambut, riasan wajah atau busana kasual, busana muslimah juga terus bergerak naik. Apalagi Indonesia menjadi salah satu kiblat tren baju muslim seiring maraknya perancang busana muslim bermuculan.

Dengan berpakaian seperti ini, perempuan terlihat simple, serta indah dipandang mata. Bagaimana tidak, perpaduan warna dengan tambahan bordir dan mutiara-mutiara di daerah lengan, tangan dan kaki menjadikan ketertarikan tersendiri bagi si pemakai ataupun yang melihat.

Bisnis produk fesyen muslimah dari bahan kaftan, jelas Trinia Noviyanti, memiliki pasar cukup bagus. Sebab, selain untuk busana muslim, jenis kain ini juga dapat digunakan untuk pakaian formal seperti untuk menghadiri acara pernikahan, pengajian, dan lainnya.

Trinia memiliki usaha konveksi sendiri untuk menjalani bisnis baju muslim. Usaha yang dia jalani sejak 2013 ini memproduksi enam seri kaftan, yang diberi nama Ayla, Aghna, Kemala, Adha, Mandaliva dan Azka. Seri kaftan ini rata-rata menggunakan bahan brokat dan juga sutra. Rata-rata dia memproduksi sekitar 200 lembar kaftan brokat per bulan.

Kualitas bahan baku kaftan, brokat, dan kualitas jahitan sangat dia jaga agar mampu bersaing dengan produsen lain. Segmen pasar yang dia sasar kelas menengah dan menengah ke atas, lantaran harga jualnya mulai dari Rp 850.000−Rp 1 juta per potong. Trinia mengaku dalam sebulan penjualan mencapai target sebanyak kurang lebih 200 kaftan. Omzetnya bisa mencapai ratusan juta per bulan.

Pelanggannya tidak hanya berasal dari Indonesia, beberapa diantaranya dari Malaysia, Singapura, Taiwan, Korea, Brunei Darussalam, Jepang, Turki, dan AS.

Saat ini promosi produk baru dia jalani lewat media sosial seperti Instagram. “Rencananya saya ingin membuat butik sendiri sehingga pembeli dapat datang langsung,” kata dia.

Korina Rustiawati, pemilik brand Korin Kaftan, mulai memproduksi kaftan brokat sejak awal tahun ini karena melihat busana ini sedang  tren di kalangan muslimah. Berjualan lewat butiknya di Lampung, Korin dapat memproduksi sekitar 50 potong−80 potong kaftan per bulan. Dari total produksi sebanyak itu, separuhnya adalah pesanan untuk pakaian kaftan brokat. Harga jualannya Rp 600.000−Rp 700.000 per potong. Dalam sebulan omzet yang didapat sekitar Rp20 juta−Rp 30 juta. (ozan-bs)

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here