Inpirasimakassar.com :Pantai Lowita, satu dari sekian obyek wisata di Pinrang ini semakin menjadi daya tarik. Keindahan pantai yang berjarak sekitar 20 km dari ibukota di Bumi Lasinrang itu menggugah wisatawan lokal, maupun mancanegara. Keluarga Siri Sori Islam (SSI) yang tergabung dalam Arisan Sissodi di Makassar, misalnya. Bulan Juni ini, komunitas asal Kecamatan Saparua Timur yang bermukim di Makassar ini, mengunjungi pantai yang diresmikan, Bupati Pinrang Aslam Patongani pada, 27 Oktober 2015 itu, usai menggelar hajatan bulanan di rumah ibu Siti Patti, di Desa Barakasanda, Kecamatan Suppa, Pinrang, Ahad 24 Juni 2018.
Keberadaan Pantai Lowita, memberi isyarat kepada dunia luar, bahwa Indonesia tidak saja memiliki Bali dengan pantai Kuta-nya. Daya tarik pantai ini begitu besar. Pantai ini akan menambah dan memperkaya pariwisata Sulawesi Selatan di mata dunia, selain Bira di Bulukumba, Losari di Makassar, atau Marina di Bantaeng. Pantai Lowita yang dalam bahasa Bugis bermakna Melihat itu pula membuktikan, wisata bahari Pinrang mendapat tempat tersendiri di hati masyarakat.
Kelebihan pantai ini, karena berhadapan dengan lautan lepas, di selat Makassar. Disini, pengunjung akan menyaksikan dengan mata kepala, keindahan matahari terbenam. Begitu indah dan memesona.
Matahari dengan sinarnya berwarna orange, bercampur merah, kata Ama Kaplale didampingi sejumlah peserta arisan Sissodi masing-masing Nun Sangaji-Saimima, Fat Pical-Sanaky,Arfat Sanaky,Risma Nasir Sanaky, Adi Bin Hamid, Nisa Bin Hamid, Tuti Zul Sanaky, Djulkarnain Sanaky, dan Ari Saimima, membuat mereka dapat menyaksikan keindahan matahari memerah ini tepat pukul 17.30 Wita hingga 18.30 WITA.
Sambil memandang kearah barat, pengunjung akan merasakan tiupan angin sepoi-sepoi membuat rasa begitu nyaman. Damai. Tentram, dan sejuk, seakan member isyarat pengunjung enggan meninggalkan pantai ini. Hanya saja, Ama meminta, agar pemerinta daerah Pinrang atau pengelola pantai Lowita menjaga kebersihan.
“Sebenarnya, pantai ini memesona. Hanya saja, kebersihannya belum maksimal. Jika saja pantai ini dapat dikunjungi banyak wisatawan, maka pantainya harus benar-benar bersih. Seperti kita lihat saat ini, banyak berserakan bekas-bekas rerumputan,” tuturnya, seraya mengatakan, tarif Rp10.000 per orang sekali masuk, seharusnya dibarengi dengan sarana dan prasarana yang memadai.
Pantai Lowita yang merupakan sinonim gabungan tiga desa masing-masing Lotang Salo, Wiring Tasi dan Tassiwalie ini adalah desa-desa pesisir pantai , berhadapan laut di selat Makassar ini mulai berbenah menjadi obyek wisata. Pasirnya bersih, ditumbuhi pepohonan kelapa, yang selalu ‘melambai’ menyambut wisatawan.
Pada waktu-waktu tertentu, wisatawan akan disuguhi tarian khas. Ada Rodo (seni tari asli dari Desa Bastean). Tarian penjemput-Paduppa, tarian empat etnis (Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar). Ada pula, Maroba, rebana tradisional, hingga Mappadendang,– bermakna, ungkapan rasa sukur saat panen padi.
Sebelumnya, Bupati Pinrang, Aslam Patongai bersama wakil bupati Muh.Darwis Bastama bersama seluruh jajaran dan masyarakatnya terus menggaungkan Pantai Lowita bukan saja di Sulawesi Selatan, melainkan dunia. Untuk itu, akan disiapkan brand yang tepat, agar para wisatawan, tidak saja menikmati wisata alam di Tana Toraja, tetapi mereka singgah dan menikmati keindahan wisata bahari di Lowita.
“Pemkab Pinrang akan terus membangun dan memperkenalkan Pantai Lowita yang indah dan mempesona ini. Kita akan membuat terobosan baru demi kemajuan sektor pariwisata. Termasuk menggenjot kinerja seluruh aparat dan stake holder memberikan kontribusi. Jika pantai ini dikenal luas dan banyak didatangi wisatawan, tentunya, tingkat kesejahteraan masyarakat akan tercapai,” tutur bupati beberapa waktu lalu, seraya menambahkan, akan diupayakan berbagai sarana pendukung diantaranya penginapan dan restoran.
Pernyataan senada dikemukakan, Muh Darwis Bastama. Wakil bupati yang juga mantan Ketua DPRd Pinrang ini meyakini, jika Pantai Lowita dikelola profesional, tentunya masyarakat akan mendapat pundi-pundi pendapatan.
Ketua Partai Golkar Pinrang, serta alumni Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali Ujungpandang-kini Universitas Islam Makassar (UIM) ini mengaku, Pemda Pinrang akan terus membuat terobosan untuk terus menggenjot dunia kepariwisataan. (din pattisahusiwa)