H.M.Dg.Patompo sudah “pergi” meninggalkan kita semua beberapa tahun lalu. Tapi, setiap mengingat namanya, ada yang sangat sulit dilupakan orang. Kisah jenakanya. Maka, Selasa 1 April 2003 malam, di Gedung Societeit de Harmonie, LP3M, sebuah LSM pimpinan Salahuddin Alam, menggelar hajat “Ketawa Semalam ‘bersama’ H.M.Dg.Patompo. Saya termasuk – kalau tidak salah – satu-satunya wartawan yang hadir ketika Djamaluddin Santo dan Andi Ampa Uleng (dua mantan ajudannya) serta M.Arfah Lewa (wartawan foto setianya) menuturkan kisah jenaka interaksi mereka dengan Patompo. Dipandu oleh mendiang Asdar Muis RMS, ketiga almarhum itu – ketika masih hidup – mengocok perut dua jam yang padat acara itu. Cerita pertama:
Hajat ‘Ketawa Semalam bersama H.M.Dg.Patompo” tidak tunggal memang, tetapi disertai beberapa acara pendamping. Diawali penampilan Bahar Merdu yang mengenakan ‘pakaian dinas’ berwarna hijau lengkap dengan asesoris birokrat bernama wali kota. Suasana panggung mulai menggiring undangan ke sosok yang menjadi buah bibir malam itu. Siapa lagi, kalau bukan H.M.Dg.Patompo.
Biar ada sedikit improvisasi, “Petta Puang” ikut memberi warna yang khas acara tersebut. Begitu pun penyerahan hadiah kepada para pemenang lomba ngamen yang juga digelar pada siang harinya. Begitu lepas penyerahan hadiah kepada para pengamen, Bahar Merdu yang memandu acara, didampingi “Conga” dan Gimpe” (dari group Petta Puang) langsung “mencabut” (baca memanggil) Asdar Muis RMS dari tempat duduknya.
Rupanya, “bayi sehat” inilah yang bakal memandu acara. Pada layar lebar di depan gedung tertulis, yang bakal berkisah mengenai sosok Patompo adalah Husni Djamaluddin, Andi Djamaluddin Santo, Andi Ampauleng, M.Arfah Lewa, dan A.Y.Lontoh.
Husni ternyata absen di pentas. Selain empat nama itu, juga ada bala bantuan dari A.Latief Makka, dan Drs.M.Darwis, Bupati Majene, dan Willy Ferial (yang akrab disapa ‘Opa’ di layar kaca TVRI Makassar).
Asdar agaknya sudah membekali diri dengan penggalan kisah jenaka Patompo sebelum tampil menjadi pemandu acara malam itu. Di Warung Kopi Phoenam Jakarta, dia ‘’memungut’’ kisah tersebut. Asdar memang dari Jakarta siang harinya, sebelum tampil memandu acara pada malam hari.
Dia pun mulai mengisahkan hasil perburuannya.
‘’Suatu ketika, Patompo sedang asyik duduk di kursi di kantor Mendagri. Mungkin habis bertamu atau menunggu giliran dipanggil bertemu sang menteri. Dia pun duduk di ruang tamu. Kakinya dilipat dengan badannya yang gemuk terhempas di kursi. Mungkin kepanasan, topi kebesarannya dia buka. Dia “menenggerkan” topinya di lutut sebelah kanan. (Foto: bersalaman dengan Mendagri Amirmachmud)
Astaga! Tak lama berselang, Menteri Dalam Negeri Amirmachmud tiba-tiba melintas di depannya. Dalam sekejap Patompo gelagapan. Tidak sempat berpikir panjang. Secara refleks, tangannya langsung menghormat Mendagri, tapi di samping topi jabatannya yang bertengger di lutut. Topi tersebut tak sempat dikembalikan ke tempatnya, kepala. Luar biasa. Hormat model baru ‘kale’. (Dahlan Abubakar/Bersambung).
Komentar
Tulis komentar…