Prof. Dr. Patta Bundu, Dosen UNM (kedua dari kanan) terlibat aktif dalam pelatihan untuk peningkatan mutu PPL mahasiswa calon guru di Hotel Jogjakarta Plaza Rabu (20/7/2016)
Prof. Dr. Patta Bundu, Dosen UNM (kedua dari kanan) terlibat aktif dalam pelatihan untuk peningkatan mutu PPL mahasiswa calon guru di Hotel Jogjakarta Plaza Rabu (20/7/2016)

INSPIRASI Makassar.com, YOGYAKARTA – Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) mengajar mahasiswa calon guru di sekolah, merupakan salah satu fase penting untuk memberikan bekal pengalaman mengajar yang baik bagi mahasiswa. Mahasiswa calon guru perlu mendapat bekal pengalaman mengajar yang baik dengan didampingi dan dibimbing secara kolaboratif oleh dosen pembimbing lapangan (DPL) dan guru pamong (GP).

“USAID PRIORITAS bersama-sama dengan para pengelola PPL memandang perlunya peningkatan peran efektif DPL dan guru pamong dalam melakukan pembimbingan pada para mahasiswa praktikan. Selama ini, komunikasi  antara DPL, guru pamong dan mahasiswa praktikan masih cenderung searah dan kurang intensif, sehingga pemantauan progress kemampuan mengajar praktikan kurang komprehensif. Pelatihan ini diharapkan bisa memberikan masukan alternatif untuk pembimbingan,” jelas Ajar Budi Kuncoro, Senior Manager for University Stakeholder and Coordination USAID PRIORITAS  di sela-sela acara Pelatihan Nasional Dosen Pembimbing Lapangan dan Guru Pamong untuk meningkatkan PPL mahasiswa lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK), di Yogyakarta, Rabu (20/7/2016).

Menurut Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Prof Dr Rachmat Wahab, guru harus menjadi model yang utuh bagi siswa. Untuk menjadi model yang utuh, seorang guru bukan hanya dituntut mampu mengajar tapi juga harus bisa mengintegrasikan antara otak dan hati. Integrasi otak dan hati harus dilatihkan dan dipraktikkan terus-menerus. Oleh karena itu, kolaborasi dan komunikasi antara DPL, guru pamong dan mahasiswa praktikan sangat diperlukan.

“Saya sangat mendukung dan mengapresiasi kegiatan yang dilakukan USAID PRIORITAS ini karena sangat relevan dengan penyiapan calon guru oleh LPTK sehingga nantinya benar-benar bisa menjadi guru profesional sebagai model yang utuh bagi siswa,” ujar  Rachmat saat membuka kegiatan.

Kegiatan pelatihan tiga hari ini dihadiri para dosen pembimbing lapangan, perwakilan dari 16 LPTK dan guru pamong  berasal dari 7 provinsi mitra USAID PRIORITAS.  Para dosen dan guru pamong selama pelatihan mendapatkan pelatihan menulis jurnal reflektif, melakukan konferensi serta melakukan observasi sekolah dan ruang kelas, praktik mengajar terbimbing, mengajar mandiri, melakukan perencanaan praktik mengajar.

Alphian Sahruddin, guru pamong SDN Kompleks IKIP I Makassar, menjelaskan bahwa kegiatan pelatihan yang mempertemukan dosen dan guru menciptakan sebuah forum pertemuan informasi dan memberikan solusi aplikatif untuk masalah PPL.

Menurut Alphian, salah satu masalah yang sering terjadi di lapangan adalah miskomunikasi antara pihak kampus dan sekolah. “Melalui acara ini, terjadi sharing antara DPL dan guru pamong yang memiliki scope kerja masing-masing. Selain itu, permasalahan yang dihadapi daerah lain bisa dipelajari untuk menyelesaikan masalah yang ada di daerah sendiri,” kata Alphian.

Prof. Dr. Patta Bundu, dosen Universitas  Negeri Makassar, yang juga ikut dalam pelatihan, menjelaskan bahwa acara pelatihan yang dilakukan USAID PRIORITAS ini  memberikan model pengelolaan PPL yang lebih efektif,  “Banyak kegiatan baru yang belum pernah kita praktikkan untuk peningkatan mutu PPL di LPTK dicontohkan dalam kegiatan ini, misalnya konferensi antara Mahasiswa PPL, guru pamong dan dosen. Kalau konsisten diterapkan nanti di LPTK, pasti akan meningkatkan keluaran PPL. Namun tentu saja dibutuhkan  pembimbingan dan observasi pelaksanaannya di lapangan nanti,” ujarnya.

Dia juga berharap pelatihan bisa diperpanjang agar semua unit bisa dipahami dan direfleksi dengan lebih dalam. (*)

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here