Pasirnya putih. Bahkan, terasa halus saat pertama kali menginjak kaki di tepi Pantai Marina. Sepanjang pantai ini, amat bersih. Lautnya pun membiru, mengundang mata terus memandangnya. Meluangkan sedikit waktu di pantai ini, sekaligus melihat sunset. Maha besar Allah yang telah menghadirkan keindahan alam Bantaeng. Kabupaten yang kini dipimpin Nurdin Abdullah. Akademisi Universitas Hasanuddin!
Sebagai kawasan wisata pantai yang baru, Marina bisa menjadi salah satu icon wisata di Sulawesi Selatan, setelah Losari di Makassar dan Bira di Bulukumba. Pasalnya, di daerah berjuluk Butta Toa ini, beberapa tahun terakhir berkembang pesat. Beragam obyek wisata terlihat di pantai persis di Desa Korongbatu, Kecamatan Pa’julukang. Perbatasan Kabupaten Bulukumba. Ada wisata pantai, agrowisata, wisata alam, wisata budaya, dan akan menjadi salah satu kota wisata Meeting Incentive Conference dan Exhibition (MICE).
Daya tarik dan keindahan Marina tidak kalah dengan objek wisata pantai di tanah air. Pantai Kuta di Bali yang telah mendunia misalnya. Hanya saja, pantai Marina menyimpan sejuta pesona. Pengunjung dapat bersantai sembari menikmati panorama luat Flores yang bersih. Hamparan pasir putih sepanjang garis pantai cukup fantastis. Dari kejauhan di waktu petang, terlihat pesona terbenamnya matahari, sekaligus menambah suasana semakin terasa nyaman di akhir pekan.
Pantai Marina banyak dikunjungi wisatawan baik lokal, maupun mancanegara. Tarif masuk di kawasan ini tidak mahal. Inilah membuat pengunjung senang dan merasa tentram.
Dari kejauhan terlihat gerbang bertuliskan “Rest Area Marina Beach”. Menyediakan penginapan dan mini car sebagai fasilitas untuk mengelilingi keindahan pantai ini. Dan lebih elok lagi dipandang, pada malam hari dengan lampu hias berwarna-warni.
Fasilitas di objek wisata seluas 25 hektar ini antara lain masjid. Namanya Masjid Pantai Marina Korong Batu. Selain untuk pengunjung, juga bagi pelintas dari berbagai daerah yang ingin beribadah.
Masjid ini juga dilengkapi fasilitas ganti pakaian, restoran, dan warung-warung kecil yang menyediakan makanan khas Sulawesi. Ada Kapurung, barobbo, dan minuman sara’bba. Ada pasar tradisional moderen yang menjual berbagai souvenir. Terdapat pula ruang pertemuan, cinderamata, kuliner, kolam memancing, arena jetksi, warnet, gazebo. Ada tenda pujasera, panggung upacara, SPBU. Juga ada arena jogging, serta palataran parkir yang luas. Banana boat, dan voli pantai juga ada disana.
Di kawasan pantai ini juga dibangun kolam renang, stage terbuka, panggung pertunjukan, permainan olah raga pantai. Warnet, wartel, dan villa. Di salah satu sudut pantai, ada tiga buah kursi terbuat dari beton. Posisi-nya mengelilingi lingkaran yang terbuat dari batu kerikil. Ketika diperhatikan seksama, batu kerikil itu dipasang dengan posisi vertikal. Batu kerikil ini, adalah sarana refleksi atau pijat telapak kaki. Pokoknya, lengkap.
Sebelum menjadi kawasan wisata primadona, dulunya, lokasi ini lahan marginal dan gersang. Ditumbuhi padang ilalang. Tentunya, akan tinggal kenangan, jika tidak ditata.
Adalah, Nurdin Abdullah yang dipercaya memimpin daerah ini. Dalam waktu relatif singkat, dia berhasil mengubah wajah Marina, sekaligus membuat semua orang yang melintas kawasan itu disuguhi pemandangan menakjubkan dan penuh pesona. Mereka terkagum-kagum.
Sejak menakhodai Bantaeng pada 2008, Nurdin Abdullah sukses mengubah haluan pembangunan. Dia berobsesi, menjadikan daerahnya sebagai pusat pertumbuhan ekonomi selatan-selatan Sulsel, sekaligus daerah destinasi utama setara Bali.
Mengapa Nurdin Abdullah menaruh harapan ke wisata? Karena dia meyakini, sektor ini merupakan salah satu pemasok devisa yang diperhitungkan. Sejumlah daerah di tanah air pun demikian. Mereka bahkan berlomba menjadikan daerahnya sebagai destinasi utama untuk meraih devisa dari sektor jasa. Mereka membangun objek wisata yang bisa menarik minat kunjungan wisatawan mancanegara, maupun domestik.
Hanya lima tahun, Nurdin sukses mengubah wajah Bantaeng dari daerah tertinggal menjadi pusat pertumbuhan ekonomi. Di daerah ini, tingkat pertumbuhan ekonomi 8,9 persen diatas nasional dan Sulsel. Pendapatan perkapita dari Rp5 juta menjadi Rp16,2 juta.
Bantaeng berada sekitar 120 kilometer sebelah selatan Makassar. Atau ditempuh selama tiga jam perjalanan darat dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin. Sedangkan Pantai Marina berjarak 12 km dari Kota Bantaeng. Sebelum sampai di pantai yang penuh pesona ini, pengunjung bisa menikmati harmoni Pantai Seruni dan Lamalaka yang berada di jantung Bantaeng.
Pemkab mengucurkan dana sekitar Rp7 miliar untuk melakukan berbagai perbaikan di lokasi rest area. Sejumlah warga yang mulai berdatangan saat sore, sembari dimanjakan angin sepoi-sepoi, sambil menikmati cahaya sunset di balik pavilion.
Fasilitas ini sekaligus menjadikan kawasan pantai ini sebagai tempat pertemuan berskala nasional maupun internasional. Tujuannya, agar daerah ini tak sekadar tempat singgah, melainkan sebagai tujuan wisata.
Nurdin Abdullah bertekad menjadikan daerahnya destinasi utama dunia yang menyuguhkan pesona potensi daerah beragam objek wisata, berbeda dengan daerah tujuan wisata lainnya di Indonesia yang hanya fokus pada satu objek.
Dimasa kepemimpinannya, dia kepingin menjadikan daerahnya sebagai destinasi utama. Tujuan mulia ini, tentunya sejalan dengan upaya pemerintah pusat memacu sektor pariwisata untuk menyerap devisa, sekaligus meningkatkan perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat. (bs-din)