Makassar, Inspirasimakassar.com:
Melahirkan harfiahnya merupakan kodrat hakiki seluruh wanita, namun situasi pada saat menghadapi proses persalinan tersebut menjadi sebuah kekhawatiran tersendiri bagi banyak wanita yang mengalaminya. Karena tidak sedikit pengalaman dan situasi yang tidak dapat diprediksi terjadi pada saat melahirkan.
Demikian pula yang dialami oleh Nuraeni (38) saat menceritakan kisahnya bersalin pada tim Jamkesnews, Kamis (23/12). Dirinya mendadak pecah ketuban dan harus bersalin sementara kondisi ekonominya tidak memadai, terlebih harus melahirkan di rumah sakit tentunya membutuhkan biaya yang cukup besar.
Ibu rumah tangga empat anak ini merupakan warga Kecamatan Tamalate yang yang meupakan peserta PBI APBD. Suami Nuraeni yang hanya sebagai pekerja buruh harian, tentunya tidak memiliki penghasilan yang menetap untuk biaya hidup sehari-hari. hanya merupakan peserta dari segmen PBI APBN. Wanita muda yang berdomisili di Kecamatan Bontoala ini menceritakan kisahnya bersalin pada tim Jamkesnews, Kamis (28/10).
“Bagaimana seandainya saya tidak punya kartu JKN-KIS tidak bisa dibayangkan melahirkan empat kali semuanya dirumah sakit besar, ada swasta ada juga rumah sakit pemerintah. Selama menjalani masa kehamilan harus rutin melakukan kontrol kehamilan di Puskesmas. Setiap ada keluhan kesehatan saat hamil pasti menggunakan ini kartu JKN-KIS untuk periksa dan berobat,” kenangnya.
Nuraeni menuturkan dimana dirinya harus mencari biaya persalinan yang cukup besar baginya itu, seandainya tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah pada program JKN-KIS ini. Ia mengungkapkan bahwa penanganan saat proses persalinannya di rumah sakit sangat membuatnya nyaman hingga persalinan tidak begitu terasa sakit karena pikirannya tenang tidak khawatir biaya persalinan dan perawatan yang telah sepenuhnya ditanggung oleh JKN-KIS.
Ia mengungkapkan bahwa dirinya mendapatkan penanganan yang sangat baik saat proses persalinan di rumah sakit. Tanpa perlu membawa rujukan dari puskesmas bisa langsung masuk UGD rumah sakit kerjasama BPJS Kesehatan yang terdekat dari tempat tinggalnya, cukup menyodorkan kartu JKN-KIS ditempat registrasi pasien petugas rumah sakit melayani dengan sangat baik serta penuh perhatian.
“Tinggal pilih saja mau rumah sakit swasta atau pemerintah tinggal masuk di UGD untuk bersalin langsung ditindaki. Dokternya perawatnya dan apotik rumah sakitnya seluruhnya melayani dengan sangat memuaskan padahal kalau mau dipikir saya ini JKN-KIS gratis bantuan dari pemerintah, tapi kamar perawatannya penanganannya obat-obatannya semuanya tidak ada yang berbeda dengan pasien umum yang mengambil kelas yang sama dengan yang saya peroleh,” terangnya.
Merasa begitu berterimakasih dan sangat bersyukur, karena dirinya sekeluarga menjadi penerima bantuan jaminan kesehatan gratis dari pemerintah, sebab dirinya belum mampu untuk membayar secara mandiri iuran JKN-KISnya selama ini . (Tiara)