Yokyakarta, Inspirasimakassar.com:
Pendengar Radio Luar Negeri dari berbagai wilayah di Indonesia sudah berdatangan memenuhi tempat acara yang sudah dipesan di Wisma Sargede di Jalan Pramuka 5 F Yogyakarta pada Sabtu, 10 Desember 2016. Temu Keluarga Pendengar Radio (TKPR) kali ini yang dilaksananakan 10-11 Desember 2016 ini sudah hadir adalah payuguban peserta dari Pontianak Kalimantan Barat, Pekan Baru Riau, Makassar, Surabaya, Jabodetabek, Cilacap, Jember, Wonosobo, Solo dan Yogyakarta berjumlah 60 orang. Demikian dikatakan Humas Panitia TKPR, Dwi Budhi Raharjo.
Tamu eksternal kita yang sudah datang adalah Tamu dari RRI Yogyakarta diwakili oleh Dra. Sumarlina, MM Kepala RRI Yogyakarta dan Kabid LPU RRI Yogyakarta, Dra. Lakhsmi Dwiafiati, MSi. Sedangkan Tamu dari Stasiun Luar Negeri adalah Huang Tra, penyiar Radio Suara Vietnam Hanoi dan Mantan Penyiar Radio Jepang NHK World, Rane Hafied, tukas Humas Panitia TKPR. Acara dibuka oleh Ketua Panitia Rudi Hartono, dalam kata sambutannya dikatakan bahwa komunitas pendengar radio siaran luar negeri telah direspon dengan luar biasa dari pendengar tanah air sehingga memberikan semangat untuk melaksanakan event seperti ini di masa mendatang. Acara TKPR ini adalah yang ke 4. Pertama kalinya diadakan di Jakarta, berlanjut ke Solo dan yang ketiga diadakan di Wonosobo.
Kami mewakili panitia mengucapkan selamat datang kepada tamu dari Hanoi Vietnam, ibu Huang Tra, Bang Rane Hafied, Ibu Dra Sumarlina MM dan Ibu Dra. Lakhsmi Dwiafiati MSi dari RRI Yogyakarta.
Dan special peserta temu nasional dari berbagai wilayah di Indonesia, kami ucapkan selamat datang di Yogyakarta.
Tujuan pelaksanaan TKPR adalah untuk mempererat tali silaturahmi sesama pendengar dan komunitas, menjalin hubungan dengan penyiar radio yang selama ini hanya didengar suaranya, mendapatkan informasi terkini dari stasiun radio dan perkenalan budaya serta memperkuat hubungan persahabatan antara penyiar dan pendengar,dan kali ini kita nanti dapat mendapatkan wejangan dan persentasi dari RRI Yogyakarta dan Voice Of Veitnam tentang perkembangan terkini mengenai radio, lanjut Rudi.
Acara kedua kata sambutan dari Kepala stasiun RRI Yogyakarta, Dra. Sumarlina MM, mengatakan pihak RRI Yogyakarta menyambut baik acara temu nasional pendengar radio ini dan ingin bermitra dengan komunitas seperti ini dalam megembangkan konten acara RRI yang diinginkan pendengarnya.
Perkembangan RRI saat ini sudah sangat baik, salah satu siaran luar negerinya adalah Voice Of Indonesia (VOI ) namun saya disini menginformasikan RRI siaran dalam negeri sudah mengupdate dirinya menjadi badan penyiaran yang tak kalah dengan stasiun radio swasta terdapat 4 program RRI yang dikemas yaitu Pro 1, Pro 2, Pro 3 dan Pro 4 yang mana setiap program itu memiliki sasaran pendengar masing-masing dimulai kalangan muda hingga kalangan tua. Hal ini menunjukan RRI mendengar apa yang diinginkan pendengarnya sesuai slogannya “sekali di udara tetap di udara”. Kenapa RRI begitu yakin karena RRI ini memiliki historis dengan kemerdekaan sehingga RRI merupakan sejarah perjuangan rakyat Indonesia dalam merebut kemerdekaan dan tetap mengudara sampai kapanpun. Ibu Sumarlina
juga mengatakan RRI saat ini sudah bekerjasama dengan berbagai Radio ASEAN dengan membuat acara bersama dan tukar menukar informasi dari Negara ASEAN.
RRI di era digital ini telah meluncurkan RRI Play yang dapat diaplikasi melalui smartphone android sehingga mendengarkan radio itu bukan halangan lagi bagi pendengar dan ingin mengetahui perkembangan apa saja di seluruh pelosok negeri dapat digapai dengan hanya memiliki aplikasi RRI Play yang dapat mengakses untuk 36 propinsi. Dan saat ini telah disiapkan juga stasiun radio perbatasan yang terdapat 4 stasiun di Atambua, Tarakan, Entikong, Lhoksumawe. Semua itu dengan memberikan informasi merata kepada anak negeri dari Sabang sampai Merauke. Sesuai tekad pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan sekali di udara tetap di udara, pungkas Kepala Stasiun RRI
Yogyakarta ini.
Acara selingan dipersembahkan Tari Tradisional Yogyakarta bernama Tari Margo Utomo yang dibawakan dengan cukup baik oleh siswa kelas II SMP Yogyakarta, M. Sidiq Bagas merupakan anak didik pendengar setia Ibu Sulartri Utomo .Menurut Ibu Sulartri, Tari ini adalah tari penyambutan tamu yang biasanya dibawakan saat perayaan hari ulang tahun keluarga keraton, dan lainnya. Saking indahnya tarian itu tamu istimewa kami, ibu Huang Tra Voice Of Vietnam memberikan kenang-kenangan kepadanya, demikian dikatakan Humas TKPR Dwi Budhi Raharjo .
Acara selanjutnya diisi oleh Bang Rane Hafied, beliau mantan penyiar RSI dan NHK yang bercerita tentang pengalamannya saat meliput berita dan ternyata beliau juga seorang pendengar radio di zamannya seperti BBC London, Voice of Amercia, Radio Australia dan sebagainya. Dan bahkan beliau bisa bahasa Inggris karena mendengarkan radio sehingga saat ini beliau mendelekrasikan diri sebagai bagian dari komunitas pendengar radio. Intisari yang disampaikan juga bahwa stasiun radio harus menjadi media yang kreatif dan acaranya menjadi booming yang ditunggu-tunggu pendengar. Untuk menciptakan situasi
ini bukanlah hal mudah perlu sebuah survey kepuasan pendengar yang dilakukan oleh stasiun radio secara berkala. Dimana menyiarkan itu tidak egois sesuai keinginan stasiun radio namun lebih memperhatikan apa yang diinginkan oleh pendengar sehingga hubungan timbal balik terjadi disini. Semua survey itu harus dibuat jelas dimulai kegemaran acara, waktu siaran, hingga masukan yang disampaikan oleh pendengar. Kreativitas dan inovasi tiada henti harus dilakukan oleh stasiun radio supaya suasana menjadi hidup dan membuat pendengar rindu akan siaran tersebut. Di sisi lain beliau juga menyampaikan bahwa dalam waktu dekat akan meluncurkan radio berbasis internet yang bisa didownload oleh pendengarnya dinamakan radio poscad.
Acara hari berikutnya diisi oleh penyiar dari Voice of Vietnam, Ibu Huong Tra, membuka persentasi dengan ungkapan dari kesukaannya dengan bahasa Indonesia dan dunia penyiaran yang ditularkan oleh ibunya, Tu Thuy. Penyiar senior Radio Suara Vietnam. VOV adalah radio milik pemerintah yang menyebarkan informasi terkini ke belahan dunia baik pendengar asing maupun pendengar Vietnam yang berada di luar negeri. VOV juga adalah alat perjuangan rakyat Vietnam historisnya sama dengan RRI yang merupakan asset Negara yang akan berdiri tegak hingga akhir hayat. Jika dilihat kilas baliknya bahwa VOV dan RRI memiliki kesamaan bulan kelahiran yaitu VOV pada tanggal 7 September 1945 sedangkan RRI lahir pada tanggal 11 September 1945. Melisa menceritakan bahwa antusias kelompok
pendengar yang berkumpul dari seluruh Indonesia membuatnya tertarik untuk menghadiri acara ini sehingga dari badan penyiaran VOV mengutusnya datang ke Yogyakarta. Huong Tra juga menceritakan bahwa pernah kuliah di Universitas Nasional Jakarta dan lulus pada tahun
Setelah itu Huong Tra melanjutkan dengan pemutaran video ucapan Selamat dari Pimpinan VOV hingga Pimpinan Seksi ASEAN, Mr Dung serta pemutaran kegiatan VOV baru-baru ini yang berkaitan dengan komposium Indonesia – Vietnam. Kemudian dibuka sesi tanya jawab dengan penyiar VOV, demikian dikatakan Ketua Panitia, Rudi Hartono
Acara TKPR ini dimeriahkan juga dengan pemutaran video ucapan selamat dari stasiun radio luar negeri seperti China Radio International dan Radio Taiwan Internasional. Kemudian dimeriahkan acara kesenian, malam ramah tamah, pembagian souvenir dari berbagai stasiun radio luar negeri, dilanjutkan acara wisata nasional di Pantai Goa Cemara dan diakhiri dengan menjumpai pendengar melalui siaran langsung RRI Yogyakarta Programa 1 dengan antusias pendengar Yogyakarta berinterasi menanyakan perihal Temu Nasional Pendengar Radio siaran Luar Negeri ini, pungkas Ketua Panitia Rudi Hartono. (*)