Makassar, Jamkesnews:
Penyakit diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang cukup besar penduduk di negara berkembang, termasuk Indonesia. Hal ini disebabkan karena angka morbiditas (perbandingan antara kelompok masyarakat yang sakit dan yang sehat dalam sebuah populasi) dan mortalitas cukup tinggi. Penyakit diare ada di peringkat tiga belas penyebab kematian secara umum di Indonesia dengan proporsi 3.5 persen. Sedangkan untuk kategori penyakit menular, diare menduduki peringkat ketiga.
Kali initim Jamkesnews berbagi pengalaman seputar pelayanan kesehatan pesertaProgram JKN-KIS bersama ibu Sitti Harnu (40) warga Kecamatan Mariso yang merupakan peserta dari segmen Peserta Penerima Upah Badan Usaha Swasta (PPU BU) di Kota Makassar.
“Saya mendapatkan kartu JKN-KIS dari tanggungan tempat saya bekerja, sudah sering saya gunakan berobat bersama suami dan kedua anak saya,” tutur Harnu yang sedang berkunjung ke Kantor BPJS Kesehatan, Selasa (28/09).
“Saya biasanya berobat di Puskesmas sesuai dengan penunjukan dari kartu JKN-KIS yang saya miliki, pernah waktu itu mendadak saya terkena diare karena menganggap itu penyakit yang akan membaik dengan sendirinya jadi hanya meminum obat herbal saja dan istirahat, tapi kali ini berbeda dari biasanya saya mengalami diare, karena gejalanya berlangsung beberapa hari sehingga badan menjadilemas dan hilang nafsu makan. Melihat kondisi saya yang semakin memburuk suami lantas membawa saya ke Puskesmas untuk diperiksa, dokter mendiagnosa saya mengalami dehidrasi akibat diare kronis dan langsung dirujuk ke Rumah Sakit Stella Maris” ungkapHarnu.
Diare dapat disebabkan oleh infeksikuman di usus besar. Namun, diare yang berlangsung lama dapat terjadi akibat radang di saluran pencernaan. Pada umumnya, diaretidak berbahaya jika tidak terjadi dehidrasi. Namun, jika disertai dehidrasi, penyakit ini bisa menjadi fatal, dan penderitanya perlu segera mendapat pertolongan medis.
“Suami sangat tenang menghadapi kondisi sakit saya yang harus menjalani perawatan di rumah sakit saat itu, begitu menyaksikan tenaga medis dan dokter yang tanggap dan ramah saat memeriksa serta seketika mendapatkan tindakan perawatan.Terlebih pada saat pulang seluruh obat-obatannya gratis dan tidak ada biaya yang kami keluarkan pada saat di observasi di rumah sakit selama delapan jam,” lanjut Harnu.
Bersyukur ada JKN-KIS ini, Harnu tidak risau memikirkan biaya yang akan dikeluarkan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, serta pengobatan intensif pada saat ia dan keluarga membutuhkan. Menurutnya proses administrasinya mudah cukup mengikuti alur yang ditetapkan pihak fasilitas kesehatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan dengan tertib. Harapannya agar program JKN-KIS ini dapat terus menjaga kualitas pelayanan kesehatan agar dapat tetap dirasakan besarnya manfaat menjadi pesertanya.(Tiara-humas BPJS Cabang Makassar)