Makassar, Inspirasimakassar.com:

Sejumlah anggota  Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Makassar, yang melakukan  Reses Masa Persidangan Ketiga  menerima keluhan terkait pembangunan infrastruktur.
Misalnya  di daerah pemilihan (Dapil) III (Biringkanaya dan Tamalanrea), Iqbal Djalil menerima keluhan terkait pembangunan drainase, terutama di Kecamatan Biringkanaya. Seperti di Jalan Goa Ria, Pajjaiyyang, Tol Sutami, dan Paccerakkang.
”Saya mendapat banyak keluhan terkait infrastruktur, terutama soal drainase. Seperti di Kecamatan Biringkanaya masalah dsaarainasenya belum beres,” ungkap Iqbal Djalil saat reses, Rabu, 23 Mei 2018.
Selain soal drainase, legislator Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini juga menerima aspirasi terkait penataan Pasar Mandai, Jalan Perintis Kemerdekaan. Sejumlah pedagang pasar tersebut, ungkapnya, mengambil bahu jalan untuk berjualan. Akibatnya, kerap terjadi kemacetan jika pengunjung pasar ramai.
“Ini yang kita mau koordinasikan dengan PD Pasar untuk ditata. Jangan sampai berjualan sampai di tengah jalan,” kata Wakil Ketua Komisi B Bidang Ekonomi dan Keuangan.
Sementara, anggota DPRD Kota Makassar, Shinta Mashita Molina melakukan reses ke-III masa persidangan ke tiga tahun sidang 2017/2018 di Kelurahan Bongaya, Kecamatan Tamalate dan di Kelurahan Baji Mappakasunggu, Kecamatan Mamajang pada 21-22 Mei 2018.
Di Kelurahan Bongaya, Legislator Fraksi Hanura itu mendapat keluhan yang berfokus pada infrastruktur, seperti adanya pagar masyarakat yang melanggar roiling jalan dan rumah pos yang mengakibatkan jalanan di Jalan Baji Gau 2 itu menjadi sempit.
Di Jalan Baji Gau 1, Kelurahan Baji Mappakasunggu, Shinta mendapat keluhan soal drainase yang tidak terintegrasi sehingga kerap banjir. “Setiap hujan sedikit, pasti banjir. Disini ada dua fasilitas umum (fasum) ada SD Sambung Jawa dan Masjid, setiap hujan pasti kebanjiran. Hampir 9 tahun saya di DPRD Makassar dan sampai saat ini belum ada reasliasai dari Dinas Pekerjaan Umum,”ucap anggota Komisi D Bidang Kesejahteraan Rakyat ini.
Legislator Partai Hanura ini menemukan jika beberapa faktor yang menyebabkan daerah tersebut rawan banjir karena drainase yang tersumbat oleh material pembangunan perumahan di Jalan Baji Gau Kel Karanganyar. Selain itu, ada pabrik tahu tempe yang membuang langsung limbahnya ke drainase yang mengarah ke pemukiman warga.
(naskah sudah pernah dimjuat BKM)

BAGIKAN
Berita sebelumyaReses, Shinta Mashita Tanggapi Keluhan Warga Kecamatan Mariso
Berita berikutnyaBongkar Keberpihakan Media, Mantan Pemred Pedoman Rakyat Raih Doktor
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here