
INSPIRASI Makassar.com, JAKARTA – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menjadwalkan acara Financial Close Proyek Pembangunan Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang Jawa Tengah dan Perjanjian Penjaminan untuk Proyek Jalan Tol.
Proyek-proyek jalan tol ini terdiri dari Jalan Tol Manado-Bitung, Balikpapan-Samarinda, Pandaan-Malang, Serpong-Balaraja dan Terbanggi Besar-Kayu Agung. Namun, acara hari ini terpaksa dibatalkan.
“Saya dengar, Presiden ingin hadiri sendiri jadi (acaranya) dipindah ke istana. Besok rencananya. PLTU Batang itu kan proses panjang,” ujar Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (8/6/2016).
Proyek PLTU Batang Jawa Tengah merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mengoptimalkan sumber daya alam Indonesia.
PLTU Batang tersebar di tiga desa, yakni Desa Karanggeneng, Ujungnegoro, dan Ponowareng. Di 2012, PLTU Batang mengalami kendala dalam pembebasan lahan.
Tahun lalu, Presiden Jokowi meresmikan kembali pembangunan PLTU tersebut. Setelah beroperasi, PLTU berkapasitas 2 x 1000 MW ini diharapkan bisa memenuhi kebutuhan listrik nasional yang tumbuh sekitar 8 persen per tahun.
Sementara itu, proyek tol sebanyak 5 ruas yang dijanjikan untuk ditandatangani hari ini bernilai Rp 52,76 triliun. Untuk ruas Balikpapan—Samarinda digarap konsorsium PT Jasa Marga (Persero), PT Wijaya Karya (Persero), PT PP (Persero) dan PT Bangun Tjipta Sarana senilai Rp 13 triliun.
Sedangkan proyek Tol Manado—Bitung senilai Rp 8,7 triliun dikerjakan oleh Jasa Marga. Sementara Tol Pandaan—Malang senilai Rp 2,9 triliun, digarap konsorsium Jasa Marga bersama PT Pembangunan perumahan (Persero) Tbk—PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero).
Sisanya, proyek Terbanggi Besar—Kayu Agung akan dilakukan antara pemerintah dengan PT Hutama Karya senilai Rp 22,13 triliun.
Kemudian, kontrak tol Serpong—Balaraja senilai Rp 6,03 triliun dilakukan konsorsium PT Bumi Serpong Damai, PT Astratel Nusantara dan PT Transindo Karya. (kompas)