Makassar, Inspirasimakassar.com:
Sebut saja Nurlaela (26) ibu rumah tangga warga Jalan Bersih Panampu ini beserta keluarganya terdaftar di kelas 3 sebagai peserta JKN-KIS dari segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) atau yang lebih umum dikenal dengan pesertamandiri. Sejak terdaftar sebagai peserta, Nurlaela telah merasakan besarnya manfaat pelayanan program JKN-KIS, ia menggunakannya dalam mendapatkan beberapa kali perawatan intensif di rumah sakit yaitu kuretase akibat mengalami keguguran dan menjalani operasi sesar pada saat melahirkan.
“Saya mendapatkan rujukan dari Puskesmas Kaluku Bodoa dengan mengunakan JKN-KIS, untuk melahirkan anak pertama saya melalui proses sesar akibat posisi bayi sungsang dalam kandungan. Perasaan saya campur aduk musti menjalani operasi terlebih saat itu adalah masa awal pandemik covid-19tahun 2020. Saya sangat bersyukur sekali menjadi peserta JKN-KIS karena seluruh proses administrasi untuk mendapatkan perawatannya sangat mudah, obat-obatannya ditanggung dan begitu pula dengan kelanjutan rawat jalannya selepas dirawat di Rumah Sakit St. Fatimah. Saya dirawat pasca operasi sesar selama tiga hari, dan pelayanannya sangat memuaskan tidak ada yang dapat saya keluhkan, semuanya sangat baik,” tutur Nurlaela pada Jumat (27/08).
“Waktu kehamilan pertama saya mengalami kelainan, di diagnosa oleh dokter saya mengalami hamil anggur diluar kandungan, itulah awalnya saya mengunakan JKN-KIS untuk berobat dan menjalani kuretase akibat keguguran. Jadi penyebab dokter diklinik memberikan rujukan untuk kuretase di rumah sakit karena saya mengalami perdarahan semasa kehamilan, yang ada dalam benak saya dan suami yang saat itu baru mengalami PHK di tempat kerjanya dimana lagi kami harus mencari uang karena kami tidak punya cukup simpanan untuk membayar biaya kuretase dan pengobatan selanjutnya. Untuk kalangan awam seperti kami mendengar kata operasi itu yang terbersik dibenak adalah biaya mahal yang cukup besar, apalagi bagi kami yang tidak berpenghasilan saat itu. Uang yang ada sudah dipakai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” terang Nurlaela.
Ibu satu anak ini juga merasakan sendiri tidak ada perbedaan pelayanan yang diberikan padanya meski ia terdaftar di kelas 3. Yang berbeda hanya jumlah pasien dalam satu kamar perawatan saja untuk pelayanan tenaga medis dan obat yang diperoleh semuanya sama dan tidak ada sama sekali biaya yang ditanggungkan selama tiga hari ia mendapatkan perawatan di rumah sakit baik pada saat kuretase maupun pada saat melahirkan sesar. (Tiara)