‘Ayo kita makan pisang epe di pantai losari. Kita makan, sambil menyaksikan matahari terbenam. Sunset yang begitu indah dan mempesona. Disana juga, tiupan angin laut yang terasa hangat di badan’. Demikian ajakan, ketika rekan, sahabat, atau keluarga yang baru menginjak kaki di Kota Makassar. Mengapa pisang epe dan mengapa ke Losari? Karena disana, Anda akan menikmati keindahan anjungan Losari, buah tangan Moh Ramdhan Pomanto (kini Walikota Makassar) yang begitu indah. Dan, disana Anda bakal terus mencicipi sajian pisang epe. Disana, di pantai tak berpasir itu, Anda juga akan menemukan sesuatu yang belum pernah Anda nikmati. Anda bakal kembali lagi!
Di kawasan Losari, banyak berjejer penjual pisang epe. Mereka mulai mangkal mulai pukul 16.00 hingga pukul 24.00. Dalam bahasa Makassar, epe berarti jepit. Artinya, pisang epe adalah pisang bakar yang dijepit hingga gepeng. Jenis yang dipilih biasanya pisang kepok yang masih setengah mengkal.
Awalnya, pisang ini dibakar setengah matang. Kemudian diletakkan di jepitan yang terbuat dari kayu, dilapisi alumunium. Pisang ditekan hingga pipih. Proses pembakaran dua kali di atas bara api. Tujuannya, agar menghasilkan tekstur pisang yang benar-benar gurih dan lembut.
Setelah cukup matang, pisang diatur di atas piring. Setelah itu, disiram dengan lelehan gula merah. Seperti gula aren cair yang diberi pandan. Atau orang menyebutnya dengan saus original. Anda juga menjumpai beberapa alternatif rasa saus. Coklat, durian, keju, dan lain-lain. Penjual lainnya, bahkan menambahkan taburan meises dan kelapa sangrai diatasnya.
Pisang epe diantar ke meja pemesan, dengan tambahan sendok garpu. Rasa pisang epe antara renyah dan manis. Warna pisangnya putih kehitaman, akibat bara arang. Begitu nikmat menyentuh lidah. Bahkan, begitu terasa hingga menyentuh kerongkongan. Cita rasa yang dihasilkannya mampu mengeluarkan air liur untuk membantu memasukkannya kekerongkongan dan memaksa tangan untuk menyendok sisa dipiring.
Untuk satu porsi, terdiri dari 3 buah pisang, plus teh tawar hangat. Atau segelas aqua. Harga yang ditawarkan mulai Rp7.500 hingga Rp10.000. Dengan paduan dua kuliner tersebut dijamin santapan akan terasa lebih nikmat. Kenikmatan dan kelezatannya, plus keidahan pantai Losari adalah paket wisata yang tidak boleh dilewatkan saat berlibur di kota Daeng ini.
Seorang pedagang pisang epe mengaku bernama Daeng Sija. Dia telah menggeluti bisnis kecil-kecilan ini dengan sebuah gerobak, sejak tahun 1980-an silam. Warga Maros terjun ke bisnis ini, sekadar menambah pundi-pundi rupiah, sekligus membiayai anaknya sekolah, hingga ke jenjang perguruan tinggi.
Pelanggangnya banyak. Mulai anak-anak muda bersama pasangannya, hingga orang tua. Biasanya seorang diri. Atau berkelompok. Bahkan, ada yang membawa keluarga mencicipi pisang epe sajian Daeng Sija.
Selain di Losari, puluhan pedagang pisang epe lainnya berjejer di bilangan Jalan Lamadukelleng. Tia (48) misalnya. Perempuan setengah baya ini dibantu suami menjajal dagangan, dengan harga Rp10.000 untuk rasa original. Sedangkan Rp12.000 per porsi untuk varian rasa keju, coklat, keju coklat seharga Rp 12 ribu. Jalan Lamadukelleng mudah didapati. Dari Losari, Anda sisa berbelok ke barat dan menempuh 100 meter.
Lahapnya pelanggan, karena mereka tau, buah pisang dan gula merah baik untuk kesehatan. Termasuk kecantikan. Pisang melancarkan pencernaan. Sedangkan gula merah bermanfaat membersihkan darah dari racun. Mampu mengatasi sariawan, mencegah anemia, mencegah jerawat, mencegah asma dan meredahkan rasa nyeri pada saat menstruasi.
Untuk membuat pisang epe, pilih pisang kepok setengah matang. Jangan pilih yang terlalu matang atau masih mudah. Sebab, jika pisangnya terlalu masak rasa empuknya tidak akan terasa. Begitu pula, pisang kepok yang masih terlalu mudah, pada saat diolah tidak menghasilkan rasa gurih, melainkan rasa asam atau pahit. (din-bs)
Resep Pisang Epe
Bahan-bahan :
15 buah pisang kepok (setengah matang)
400 gram gula merah / gula jawa
6 lembar daun pandan (simpulkan)
3 butir daging buah durian
600 ml air
1/2 sdt garam
2 sdm gula pasir putih
25 gram margarin (untuk olesan)
Cara membuatnya :
Sediakan alat untuk memanggang pisang yang terbuat dari besi. Jika tidak ada, Anda bisa menggunakan wajan datar. Pipihkan pisang satu per satu sampai habis, sambil diolesi margarin di kedua sisi sampai rata, lalu panggang di atas alat panggang sambil di kipas dan di bolak balik, hingga berwarna kecoklatan. Ingat, jangan sampai gosong. Setelah pisang matang, angkat lalu ditiriskan, sajikan di atas piring lalu siram diatasnya dengan campuran saus gula merah.
Campuran saus :
Rebus air hingga matang. Masukkan gula merah sambil di aduk rata. Setelah gula merah setengah mencair, masukkan daging buah durian, garam, gula pasir dan daun pandan sambil di aduk dan menyatu dengan gulah merah. Setelah matang lalu tiriskan. (*)