Pendidik di Parepare, Sulsel, mengidentifikasi model tulisan “Praktik yang Baik” dan berusaha menuliskan sendiri praktik baik yang telah dilakukan. (Foto: dok. USAID PRIORITAS)
Pendidik di Parepare, Sulsel, mengidentifikasi model tulisan “Praktik yang Baik” dan berusaha menuliskan sendiri praktik baik yang telah dilakukan. (Foto: dok. USAID PRIORITAS)

Parepare – Banyak strategi memajukan sekolah yang berhasil tidak terpublikasi dengan baik sehingga tidak bisa menular ke sekolah yang lain. Bahkan kadang tidak terdokumentasikan sama sekali sehingga ketika kepala sekolah berganti, tidak ada dokumen rujukan untuk pengembangan sekolah lebih jauh. Agar semua strategi pengembangan sekolah yang berhasil  bisa menular ke sekolah lain, USAID PRIORITAS melatih para pendidik dari tujuh kab/kota di Sulsel menulis dengan model tulisan “Praktik yang baik” (Good Practices). Yang dimaksud dengan “praktik yang baik” adalah program dan kegiatan dengan  strategi-strategi yang inovatif dan kreatif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan manajemen sekolah.

“Selain untuk menggerakkan literasi di kalangan pendidik dengan ketrampilan menulis, program ini bertujuan membuat semua stategi dan inovasi dalam pengembangan sekolah terpublikasi dengan baik dan sekolah lainnya bisa mengadopsi dan memicu pemerataan mutu pendidikan,” ujar Nensilianti, penanggung jawab program Review Meeting for Good Practice School yang di dalamnya termasuk program menulis praktik yang baik ini (6/3/16).

Kabupaten/kota sasaran program ini adalah Parepare, Takalar, Bantaeng, Wajo, Maros, Bone, dan Toraja. Rata-rata 50 pendidik yang terdiri dari guru, kepala sekolah, pengawas dan komite dari empat sekolah dari dua kabupaten/kota yaitu Parepare dan Toraja sudah menjalani program ini (3-5 Maret). Lima kabupaten  lain akan menerima program pada bulan Maret ini.

Dalam sesi penulisan tersebut, para pendidik diajak untuk mengenali model tulisan praktik yang baik, mengidentifikasi unsur dan komponen yang ada dalamnya, mengidentifikasi praktik baik yang telah dilakukan sekolah, dan menuangkan dalam tulisan seperti yang sudah dicontohkan. “Yang paling penting dalam tulisan semacam ini adalah langkah-langkah atau tahapan strategi melakukan kegiatan tersebut. Umpamanya sekolah mampu menggerakkan orang tua siswa menyumbang banyak buku ke sekolah. Nah langkah-langkah detail apa yang telah dilakukan sekolah sehingga itu bisa terjadi,” kata Nensi.

Program USAID PRIORITAS dalam pengembangan pembelajaran aktif dan manajemen sekolah telah mendorong banyak sekolah melakukan kreasi-kreasi dalam kedua aspek tersebut. “Siswa saya fasilitasi untuk memahami tentang rangkaian listrik. Mereka mengidentifikasi sendiri prinsip-prinsipnya dengan melihat tayangan video. Kemudian saya minta mereka merancang sendiri berdasarkan kelompok. Hasilnya luar biasa. Dengan praktik penulisan seperti ini, saya berharap bisa mempubilikasikan metode pembelajaran yang telah saya lakukan ke semua orang,” ujar Debbyyanti, guru SDN 102 Makale 5 Toraja.

“Hasil tulisan seperti ini akan dibukukan, disebar ke website dan media cetak dan juga di newspapers kami,” kata Mustajib, Communication Specialist USAID PRIORITAS. “Kami berharap model penulisan semacam ini bisa menjadi trend, sehingga semua strategi-strategi mencapai keberhasilan dalam hal apapun, terutama pengembangan sekolah, bisa terpublikasikan dengan baik,” lanjutnya. (*)

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here