Sebanyak 30-an pengusaha perjalanan wisata anggota GIPI (Gabungan Industri Pariwisata Indonesia) Sulsel berkunjung ke Kabupaten Pangkep, Kamis, 09 September 2021.

Dipimpin Ketua GIPI Sulsel, Suhardi Patawari, mereka mengunjungi beberapa objek wisata yakni Pusat Informasi Geology Geopark Maros Pangkep di Kompleks Rujab Bupati, kemudian berkunjung ke Pulau Camba-Cambang.

Setelah itu, berkunjung ke Geosite Taman Kehati Leang Bulu Sipong (Lukisan tertua di dunia diperkirakan berusia 44 ribu tahun), dan terakhir berkunjung ke Leang Londrong, Sumpang Bita.

“Dalam rangka menyambut tahun kunjungan 2022, pasca-pandemi, Bapak Kepala Dinas Pariwisata Pangkep mengundang kami untuk berkunjung ke Pangkep sambil survei beberapa obyek wisata yang bisa kita jual untuk tourists in dan out-bound,” jelas Suhardi.

Saat tiba di Pusat Informasi Geology Geopark Maros Pangkep di Kompleks Rujab Bupati, rombongan diterima oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pangkep, Ahmad Djamaan, diajak melihat-lihat ruang pamer geopark, termasuk sebuah fosil babi rusa berusia ratusan tahun.

Ahmad Djamaan kemudian mengajak rombongan masuk ke ruang studio kedap suara dan diputarkan film pendek selayang pandang objek wisata di Kabupaten Pangkep.
Perjalanan kemudian dilanjutkan ke Pulau Camba-Cambang yang berjarak kurang lebih 10 kilometer dari pusat kota Pangkep untuk melihat langsung suasana dan berbagai fasilitas yang ada di objek wisata pulau tersebut.

Sepulang dari Pulau Camba-Cambang, rombongan makan siang bersama Wakil Bupati Pangkep, Syahban Sammana, dan Kepala Dinas Pariwisata Pangkep, Ahmad Djamaan, di LoGos Café, yang didahului dengan diskusi ringan mengenai pengembangan pariwisata di Pangkep.

“Kabupaten Pangkep ini banyak dan lengkap sekali objek wisatanya, jadi teman-teman pengusaha perjalanan wisata dapat dengan mudah membuat paket kunjungan wisata ke Pangkep,” kata Syahban sambil tersenyum.

Saat diskusi berlangsung, Wakil Bupati Pangkep Syahban Sammana didampingi Ketua GIPI Sulsel Suhardi Patawari, Ketua ASITA Sulsel Didi L Manaba, serta Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Pangkep Ahmad Djamaan.

Lukisan Tertua di Dunia

Seusai makan siang, rombongan melanjutkan perjalanan ke Geosite Taman Kehati Leang Bulu Sipong (salah satu lukisan tertua di dunia diperkirakan berusia 44 ribu tahun).

Di Leang Bulu Sipong terdapat delapan mulut gua, dan pada salah satu gua di Leang Bulu Sipong 4, terdapat sebuah lukisan babi rusa pada dinding gua yang diperkirakan berusia 44 ribu tahun.

Beberapa anggota rombongan, termasuk Ketua GIPI Sulsel Suhardi Patawari, menyempatkan diri masuk ke gua Leang Bulu Sipong 4, dengan menaiki tangga bamboo setinggi kurang lebih 8 meter, untuk menyaksikan langsung lukisan tersebut.

Pemandangan di Leang Bulu Sipong cukup indah. Selain bukit Leang Bulu Sipong, juga terdapat batu kars yang menjulang tinggi, serta sebuah danau yang indah bekas bukit batu yang telah diledakkan untuk dijadikan semen.

Leang Londrong

Dari Leang Bulu Sipong, rombongan melanjutkan perjalanan ke Leang Londrong di Sumpang Bita, sebuah bukit batu yang di dalamnya terdapat sungai bawah gua sejauh kurang lebih tujuh kilometer.

Di Leang Lonrong juga terdapat tempat permandian yang airnya sangat sejuk dan terus menerus mengalir dari sungai yang terdapat di dasar gua.

Di lokasi ini, beberapa anggota rombongan juga menyempatkan diri masuk ke dalam gua menyusuri sungai dengan menggunakan senter, serta foto bersama dengan latar mulut gua dan tempat permandian, sebelum akhirnya kembali ke Makassar saat menjelang magrib. (asnawin)

BAGIKAN
Berita sebelumyaRektor Unasman Ajak Emak Emak Desa Arabua Manfatkan Pekarangan
Berita berikutnyaKKDB Serahkan Santunan kepada Keluarga Alm Sul Ansyari Anwar
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here