Site icon Inspirasi Makassar

Peluang bisnis martabak tipis ala Indo Crepes, Tiga Bulan Balik Modal

Terang Bulan tipis-2

Martabak super tipis yang terbuat dari campuran tepung dan dilipat membentuk segitiga atau biasa disebut crepes makin populer.  Bahkan, memiliki banyak penggemar, karena hadir dengan berbagai macam inovasi variasi isi dan taburan. Peluang inilah membuat,  banyak pebisnis kuliner meraup untung. Kini, banyak menawarkan kemitraan kepada masyarakat.

Ahmad Jamal Falladhi misalnya. Dia mengusung merek Janggut Naga Crepes di Kudus, Jawa Tengah. Dia mendirikan usaha tahun 2012. Tak lama Ahmad langsung menawarkan kemitraan. Hingga saat ini dia sudah mempunyai empat gerai milik sendiri yang semuanya berlokasi di Jawa Tengah.

Sementara untuk gerai mitra sudah ada 30 gerai yang tersebar di luar Pulau Jawa, seperti Pangkal Pinang, Makassar, Palangkaraya, dan kota lainnya. Ahmad membagi paket kemitraan berdasarkan lokasi. Untuk mitra di Pulau Jawa, paket investasinya dibanderol seharga Rp 7,5 juta. Sedangkan mitra-mitra di luar Pulau Jawa harus bayar seharga Rp 8,5 juta.

Dengan biaya investasi sebesar itu, mitra akan mendapatkan seluruh perlengkapan membuat crepes, seragam dan gerobak berukuran 170 sentimeter (cm) x 65 cm. Selain itu, ada juga bahan baku tepung crepes sebanyak 4 kilogram (kg), 2 kg abon, dan sembilan macam bumbu tambahan masing-masing 500 gram.

Omzet penjualanyang diadaptasi dari jajanan asal negeri Belanda ini cukup besar. Dalam sebulan, mitra ditargetkan bisa mengantongi omzet sebesar Rp 6 juta. Setelah dikurangi biaya bahan baku, gaji karyawan, dan pengeluaran lainnya porsi laba bersihnya sekitar 25% dari omzet.

Dengan laba sebesar itu, mitra bisa balik modal dalam waktu empat bulan sejak memulai usaha. Menurutnya, target itu bisa tercapai asalkan lokasi usaha mitra strategis.

Pusat sendiri akan memantau dan merekomendasikan pemilihan lokasi usaha yang tepat. Menurut Ahmad, Janggut Naga Crepes membidik kalangan pelajar sebagai target konsumen. Sehingga lokasi yang cocok adalah sekolahan.

Ahmad mengklaim, crepes buatannya digemari karena berbeda dengan pemain lainnya. Ia membuat racikan crepes dengan campuran rasa manis, asin, dan gurih.

Untuk sensasi rasa manis didapat dari kulit crepes. Sementara rasa gurih dan asin berasal dari abon dan bumbu-bumbu. Pilihan bumbunya sendiri ada barbaque, original, ekstra hot, balado, keju, dan lainnya.

Janggut Naga Crepes membanderol harga jual  di pulau Jawa, Rp3.000–Rp5.000 per porsi. Sementara di luar pulau Jawa Rp5.000–Rp8.000  per porsi. Untuk menjaga kualitas rasa dan mutu crepes, dia mengharuskan semua mitra membeli bahan baku dari pusat. Dia juga menargetkan jumlah mitra terus bertambah. Tahun ini sudah ada 12 mitra baru bergabung.

Pewaralaba lainnya adalah Fina Rosa. Salah satu tawaran kemitraan dari Fina Rosa di Perumnas Gading Mas, Kota Batu, Jawa Timur. Di bawah payung CV Fina Home Industri, Fina merintis usaha crepes bernama Indo Crepes tahun 2013. Walaupun terbilang baru menawarkan kemitraan, Indo Crepes kini sudah memiliki tiga mitra. Sementara, ada tiga gerai lainnya milik pusat. Bagi yang berminat bergabung, Indo Crepes menawarkan paket investasi Rp 6,5 juta untuk masa kontrak dua tahun.

Dengan investasi tersebut, mitra memperoleh booth, loyang crepes, kayu putaran, kompor dan peralatan lain. Biaya sebesar itu juga sudah  termasuk biaya kerjasama sebesar Rp 2,5 juta dan bahan baku awal untuk 50 buah crepes.

Setelah masa berlaku kontra habis dalam dua tahun dan mitra masih ingin melanjutkan kerjasama, akan ada pembaharuan kontrak, tapi tidak dikenakan biaya lagi, melainkan mengontrol mitra, karena bahan baku wajib dibeli dari pusat.

Indo Crepes menawarkan 10 varian rasa, dengan rasa yang tidak biasa. Misalnya rendang daging, crepes abon jamur, dan crepes krawu ayam.   Harga yang dibanderol mulai Rp 5.000 – Rp 10.000 per buah tergantung jenis topping. Dengan penjualan 30 crepes per hari, mitra bisa meraup omzet Rp 7 juta-Rp 8 juta per bulan. Balik modal bisa dalam tiga bulan.  (kon-ol)

Exit mobile version