INSPIRASI Makassar.com, MAKASSAR – Legislator partai Golkar Makassar, Andi Nurman mempertanyakan harga sewa Kios di Terminal Daya yang dinilai sangat kecil. Sewa kios di terminal milik pemerintah kota Makassar itu hanya 50 ribu per bulan.
“Jangan sampai bapak hanya memperkaya orang lain karena sewa kios yang terlalu murah. Bisa saja orang yang menyewa tersebut kemudian menyewakan kios tersebut ke orang lain dengan nilai yang lebih tinggi,” ungkap Nurman saat memberi tanggapan dalam rapat badan anggaran DPRD Kota Makassar membahas perda pertanggungjawaban APBD tahun 2015, Jum’at (29/7/2016).
Nurman berharap tidak ada oknum yang ‘bermain’ dan mengambil keuntungan pribadi dibalik realitas yang terjadi di terminal yang dikerjasamakan dengan pihak ketiga ini.
Selain masalah kios, sejumlah pertanyaan diajukan oleh anggota Banggar terkait pengelolaan terminal, diantaranya; mengenai status, perjanjian kontrak, luasan terminal yang menyusut dari 11 hektar menjadi 7 hektar hingga besaran kontribusi terminal ke kas pemerintah kota. Masih maraknya terminal liar di sekitar terminal juga tidak luput dari pertanyaan anggota dewan karena persoalan ini seolah tidak menemukan jalan keluar.
Selain mengkritisi kinerja Perusda Terminal, anggota Banggar juga mempertanyakan realisasi pendapatan Perusda Parkir Makassar. Target 13 milyar tahun lalu hanya bisa dipenuhi sekitar 78% atau sebesar 9,6 milyar lebih. Anggota dewan mensinyalir adanya ‘kebocoran’ penerimaan parkir penyebab tidak terapainya target pendapatan Perusda ini.
Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) PD Parkir, Irianto Ahmad mengapresiasi usulan anggota dewan untuk lebih memperketat dan memperjelas keberadaan juru parkir resmi. Selain memakai rompi khusus, Jukir asli menurut Irianto menggunakan ID Card dan mengantongi surat tugas.
Mantan legislator periode tahun 2009-2014 ini juga berharap anggota dewan tetap memberikan masukan-masukan untuk penyempurnaan draf peraturan daerah yang sedang dibuat pihaknya. (*)