Site icon Inspirasi Makassar

Modal Rp150.000, Sebulan Kantongi Rp75 Juta dari Jualan Roti Maros

Dewasa ini, bisnis roti sangat menjanjikan. Para  pengusaha  melirik bisnis ini karena keuntungan yang  dijanjikan cukup  lumayan. Apakah Anda tertarik dengan bisnis roti seperti itu? Jika iya, sebaiknya Anda memiliki resep yang lezat dan ekslusif, dipadukan dengan ilmu bisnis, agar tidak menjadi sia-sia. Lalu apa bagaiman menjadi pengusaha roti dan hal yang harus dimiliki agar menjadi pebisnis roti yang sukses?

Tidak lengkap kiranya bila melintasi Kota Maros namun tak mencicipi atau membawa pulang jajanan khas daerah berjuluk Butta Salewangan itu. Namanya roti Maros. Jenis roti menjadi incaran masyarakat lokal, termasuk pendatang. Sehingga tak mengherankan bila di sepanjang jalan poros Makassar-Maros sejumlah warung dan toko kue menyediakan roti yang satu ini.

Dari segi tampilan, memang tidak jauh berbeda dengan roti-roti kebanyakan. Namun dari kwalitas dan cita rasa, tak dapat dipungkiri kenikmatannya. Roti yang berisi selai khas, ternyata mampu membuat roti yang satu ini tak dapat dijumpai di kota lain.

Beberapa kios roti Maros yang terlihat seperti, roti Maros Sanggalea, roti Maros Setia Kawan, Istana Roti Maros, roti Maros Bersaudara, dan roti Maros Semarang. Dari sekian banyak kios yang ada, maka Roti Maros Semarang paling digandrungi masyarakat. Kios ini milik Hj Salika. Omset per bulannya mencapai Rp75 juta.

Kios ini adalah yang tertua dan hingga kini masih eksis. Letaknya di Jalan Sultan Hasanuddin No 37 Maros. Usaha turun-temurun keluarga ini didirikan oleh H Rasyid tahun 1980-an. Sejak pendirinya meninggal, Rika (25), cucunya melanjutkannya. Nama kios ini diambil dari tanah kelahiran H Rasyid, yakni Semarang.

Awalnya, demikian Rika, sang kakek mengusahakan rumah makan. Karena kurang berkembang, ia membanting stir keusaha lain. Kebetulan, almarhum memiliki keahlian membuat roti, maka saat itu pula perhatiannya berfokus ke pembuatan roti.

Awalnya kakek hanya iseng-iseng saja untuk membuat roti. Tetapi, karena disukai banyak orang, makanya dikembangkan terus hingga saat ini.

Dengan modal Rp150.000, sang kakek mampu mengoperasional usaha baru tersebut. Dengan fasilitas seadanya, roti Maros saat itu diproduksi secara manual dan penjualannya hanya di rumah sendiri. Selebihnya didistribusikan ke warung-warung kopi terdekat. Secara perlahan, usaha ini akhirnya mulai diterima masyarakat setempat.

Seiring berjalannya waktu, tahun 2006, usaha ini semakin berkembang, hingga membangun dua buah kios baru, masing-masing di Jalan Sultan Hasanuddin dan sekitar Maccopa, Kecamatan Mandai.

Melihat banyaknya masyarakat yang berjubel membeli roti Maros sebagai oleh-oleh, sebagian orang mulai tergerak hatinya mengikuti bisnis serupa. Sekalipun demkian, roti Maros Semarang tetap “disemuti” pelanggan. Mengapa? Karena, cita rasa yang khas dan harga cukup ekonomis. Satu bungkus dengan isi 10 buah roti harganya Rp5000. Roti kami menjadi unggulan, karena terletak pada selainya. Walaupun tampilannya hampir sama dengan roti Maros lainnya, tapi rasanya lebih nikmat,” kata Rika.

Dalam pemasaran, demikian Rika, pihaknya tidak mempublikasikan secara khusus, tapi dari mulut ke mulut, utamanya antar pelanggan. Sekalipun terkesan kurang maksimal, namun hasilnya cukup menggembirakan. Dapat dibayangkan, kreasi roti selain dapat dinikmati masyarakat Maros, dan Sulawesi Selatan, kini telah didisribusikan hingga Sulawesi Barat, Palu, hingga Papua.

Setiap hari omzetnya Rp2 juta. Namun, bila weekend (Jum’at, Sabtu, dan Minggu) bisa mencapai Rp3 juta – hingga Rp4 juta sehari, belum termasuk pemasukan lain. Karena selain menjual roti, di kios ini juga menjual beberapa varian kue. Setiap harinya, omzet rata-rata Rp500 ribu.

Soal pengadaan bahan baku, tidak begitu sulit. Karena hampir seluruhnya diperoleh di sekitar Maros dan Makassar. Terigu misalnya diperoleh agen dari Makassar. Setiap minggu 14 hingga 15 sak. Sedangkan untuk gula merah diperoleh di Maros. Sebanyak 30 kg hingga 35 kg setiap 3 hari.

Berkembangnya usaha ini juga tidak lepas dari alat produksi yang dimiliki. Yang pada awal produksinya lebih menggunakan cara manual. Sekarang telah menggunakan alat produksi modern, sehingga kwalitas dan produktifitas lebih ditingkatkan. Usaha ini akan terus dikembangkan, sekaligus menambah beberapa outletnya.

Yusran, seorang pelanggan mengaku suka belanja roti Maros Semarang untuk dibawa pulang ke keluarganya di kampung. Selain lebih unggul, mulai dari rotinya yang lebih besar daripada tempat lain, harganya pun lebih murah. (din-MIU)

Tips Sukses Menjadi Pengusaha Roti

  1. Kenali pasar

-Anda harus cerdik mempelajari strategi para pesaing. Mengetahui bagaimana mereka memainkan bisnis roti tersebut. Dengan demikian, Anda bisa menemukan hal-hal apa saja yang mereka  tidak punyai.

Buatlah Rencana Bisnis

Dapatkan modal

Untuk permodalan, sebenarnya Anda tak perlu bersusah payah. Cukup buat rencana yang matang tentang bisnis, lalu ajukan ke beberapa pihak. Bila rencana bisnis anda bagus dan menarik, mereka tak segan-segan mengucurkan modalnya.

Daftarkan di departemen terkait

Sebaiknya Anda mendaftarkan usaha departement terkait.

Pilih lokasi yang pas

Anda harus memastikan bahwa pelanggan Anda punya akses yang  cukup mudah datang. Dengan begitu, omzet sangat terbantu dengan pemilihan lokasi ini. Bila terpaksanya Anda harus mengontrak, pastikan bahwa lokasinya cukup  strategis.

Lengkapi peralatan dan mesin pendukung

Ada beberapa peralatan yang harus anda persiapkan. Ada peralatan dapur yang digunakan untuk memasak, dan beberapa perlatan penunjang. Pastikan bahwa semua peralatan terjaga kebersihannya.

Buat acara lauching

Anda harus memperkenalkan bagaimana produk dan apa keistimewaannya. Acara ini juga dapat dipakai sebagai acara promosi. (*)

Exit mobile version