Cutting sticker-sticker yang dibentuk dengan dipotong menggunakan mesin khusus selalu menjadi pilihan utama. Aplikasinya hanya menggunakan bahan sticker, kemudian ditempelkan pada permukaan mobil atau motor yang diinginkan. Tujuannya untuk merubah tampilan pada kondisi original. Selain di mobil dan motor, cutting sticker juga bisa ditempel di helm, kaca, dan lain-lain.
Peluang usaha cutting sticker sangat luas dan berprospek. Cara mengusahakannya pun tidak terlalu sulit, cukup menyediakan 1 perangkat komputer dan 1 buah mesin cutting sticker ploter dengan bahan-bahan seperti sticker dan tranfer tape.
Mawardi misalnya. Pengusaha cutting sticker di Makassar, Sulawesi Selatan ini mengemukakan, inspirasi yang membuat dirinya terjun di bisnis ini, selain caranya mudah dan murah, juga keinginan pemilik kendaraan, utamanya mobil dan motor di Kota Makassar dan sekitarnya untuk merubah tampilan kendaraan sesuai dengan desain yang diinginkan terbilang besar.
Berapa investasi yang disiapkan warga Jalan Korban 40.000 No 79 ini untuk memulai bisnis ini? Sekitar Rp42 juta. Modal tersebut digunakan untuk membeli m esin pemotong merek Ronaldo Jepang : Rp27 juta, kompuer desain Rp5 juta, kamera digital, scanner dan printer : Rp7.500 ribu, meja gambar Rp2.500 ribu. Selain peralatan tersebut, disediakan pula anggaran Rp1.057.500 untuk membeli 1 rol sticker harganya Rp1 juta, perekat sticker 1 rol harganya Rp57.500.
Setelah seluruh peralatan dan karyawan sudah siap, tindakan selanjutnya adalah mulai menerima pesanan. Biasanya untuk kendaraan roda dua permintaan ukuran bermacam-macam mulai ukuran 5 x 5 cm2 harga jualnya Rp1.025, ukuran 10 x 15cm2 harga jualnya Rp6.150, serta ukuran 20 x 30 cm2 harga jualnya Rp24.600. Jika dalam sehari permintaan sebanyak 50 lembar dengan ukuran 10 x 15 cm2 saja tentunya menghasilkan Rp6.150 x 50 = Rp3.07500. Dengan demikian dalam sebulan pendapatan yang diperoleh Rp3.07500 X 30= Rp9.22.5000.
Keuntungan yang diperoleh dari laba bersih : Rp9.22.5000 dikurangi belanja bahan Rp1.057.500 dikurangi gaji karyawan Rp1 juta dan biaya listrik Rp100 ribu = Rp7.067.500. Dengan demikian, modal yang dikeluarkan sebanyak Rp42 juta untuk membeli peralatan, bahan serta gaji karyawan Rp2.157.500 maka dalam waktu enam bulan sudah kembali modal. Yaitu, Rp44.157.500 : Rp7.067.500.
Sedangkan pada mobil-mobil tertentu biasanya berkisar ratusan ribu rupiah, tergantung apakah menggunakan satu warna, dua warna, atau banyak warna. Jika pelanggang membawa desain sendiri, tentunya harus ditambah biaya.
Jika seseorang berkeinginan terjun di bisnis cutting sticker, maka ada beberapa hal yang perlu menjadi acuan, utamanya harus melihat kualitas mesin misalnya keakuratan hasil potongan harus lebih halus dibandingkan mesin cutting biasa. Karena itu sebelum membeli mesin harus dites dengan cara memotong bentuk bentuk kurva semisal bulat, lekukan dengan variasi ukuran mulai dari besar sampai ukuran terkecil. Semakin detail hasil potongannya dan semakin kecil ukuran yang dapat dicutting maka mesin tersebut layak dibeli.
Hal lain adalah kecepatan cutting akan mempengaruhi kecepatan produksi. Semakin cepat lebar range, maka mesin tersebut dapat bekerja dalam mode lambat atau cepat sesuai dengan kebutuhan, kekuatan tekan mesin dan daya tekanan besar akan lebih berguna dibandingkan mesin yang tidak memiliki range tekanan yang lebar. Untuk bahan yang tebal atau ketika pisau sudah mulai tumpul biasanya membutuhkan tekanan lebih besar daripada kondisi normal. Serta software cutting. Umumnya software ini bawaan dari mesinnya, jika semakin canggih maka pengerjaannya akan lebih mudah dan hasilnya bagus.
Untuk terjun ke dunia cutting sticker sebaiknya jago mendesain dan menggambar, mempersiapkan tempat usaha yang layak (ada baiknya memilih lokasi yang strategis, terutama yang ramai dilalui kendaraan bermotor. Lokasi yang ramai mempercepat proses pengenalan gerai usaha cutting sticker. Kemudian pasang besar-besar papan reklame cutting stiker yang bisa dilihat orang).
Selain itu ruang usaha tidak terlalu besar (3m x 4m atau sekitar 5m x 10m yang terbagi dua, yaitu ruang pelayanan dan ruang produksi). Menyiapkan bahan baku ( ada kaitannya dengan proses pengerjaan stiker. Bahan baku utamanya stiker polos. Selebihnya sticker berwarna yang dibeli dari dealer merek-merek stiker ternama, seperti 3M, Aslan, Oracal, Kiwalite, dan lain-lain).
Membeli komputer canggih, yaitu harus sanggup mengoperasikan program-program desain semacam Freehand, Coreldraw, Adobe, serta program cutting sticker semacam Art Cut dan Casmate. Membeli alat pemotong stiker (sticker cutting machine). Serta membeli perlengkapan penunjang. Misalnya, kamera digital, scanner, mesin pencetak (printer), hingga perkakas cutting sticker semisal gunting, pinset, selotip transparan, dan lain-lain. Semua alat ini diperlukan sebagai penunjang untuk bekerja dan berkreasi. (din)