Beranda Ekonomi Mengantongi Fulus dari Pakaian Renang Muslimah

Mengantongi Fulus dari Pakaian Renang Muslimah

0
2111

Berenang adalah salah satu aktivitas olahraga menyenangkan. Karena itu, olahraga air yang satu ini menjadi favorit berbagai kalangan. Dengan berenang Anda bisa merasakan seperti bermain air dan bersenang-senang. Namun hal ini tidak berlaku bagi mereka yang tidak suka air dan takut tenggelam. Bagi seorang entrepreneur sejati, olahraga ini akan menjadi peluang bisnis cukup menjanjikan. Salah satu peralatan berenang adalah baju renang.

Renang adalah kegiatan olahraga yang membuat badan segar dan sehat. Jika dilakukan secara rutin akan membentuk badan, utamanya kaki, lengan, dada, pinggul dan perut menjadi indah. Bagi perempuan muslimah yang menggunakan jilbab tetapi punya keinginan menikmati renang, tidak perlu menggunakan pakaian renang biasa dengan ciri-ciri feminin. Sebab, saat ini telah tersedia banyak pilihan, misalnya tidak ketat, tidak melilit tubuh dan menggunakan jilbab khusus.

Pola desainnya pun tetap trendy dengan warna dan motif yang cantik membuat si pemakai merasa nyaman. Pakaian ini juga tetap mengakomodasi akidah muslimah, di antaranya memakai kerah yang tinggi, serta menggunakan rok panjang menutup pinggul.

Anom Djajalaksana, seorang pengusaha di Jakarta Selatan menangkap peluang berbisnis pakaian renang muslimah tersebut. Dia berkeyakinan, bisnis yang digelutinya memiliki pangsa pasar yang luas dan besar, karena kebanyakan masyarakat Indonesia adalah muslim dan terbesar di dunia .

Bersama Ait, istrinya, Anom mulai membuka usahanya itu di kediamannya, Bintaro, Jakarta Selatan tahun 2004. Modal awal hanya Rp2 juta, dipakai untuk membeli 1 mesin jahit dan 1 mesin obras. Sisa uang dia beli peralatan menjahit, bahan baku dan meronovasi kamar sebagai tempat usaha.

Dibantu tiga karyawan, Anom berkreasi dengan pakaian yang menutup seluruh anggota badan, kecuali muka dan telapak tangan. Di bagian kepala dilengkapi semacam topi sampai menutup leher yang disatukan dengan pakaian.
Satu pakaian dia memasang harga mulai Rp200 ribu hingga Rp240 ribu ukuran SS-XXXL. Rata-rata dalam sebulan terjual 100 hingga 150 lembar. Omzet yang diperoleh mencapai Rp20 juta hingga Rp36 juta. Setelah dikurangi gaji karyawan, biaya listrik, penyediaan bahan, serta biaya perawatan alat-alat, maka pendapatan bersih mencapai Rp12 juta hingga Rp25 juta.

Untuk memasarkan bisnis rumahan itu, Anom tidak menggunakan jasa iklan melalui media atau pembuatan brosur. Satu-satunya promosi, hanyalah melalui teman-teman dan pelanggan yang merasa cocok dan nyaman menggunakan pakaian renang buatannya.

Setelah berkembang dan laris, Anom bersama istrinya kemudian melebarkan usahanya secara profesional dan moderen, sehingga pasarnya bukan saja di Jakarta, melainkan di kota-kota besar lainnya, seperti Bandung. Bahkan, sudah diekspor ke Amerika, Jerman, Spanyol, dan Canada.

Pengusaha pakaian renang muslimah lainnya, Nur Rhahma , juga di Jakarta mengaku, kualitas dari pakaian renang yang dia produksi tidak kalah dengan pakaian renang biasa. Selain pakaian dewasa, dia juga memproduk pakaian untuk anak-anak.

Nur Rhahma mengaku dia memasarkan produknya selain melalui toko Online, juga dari beberapa toko konvensional. Harga yang dia tawarkan beragam. Untuk dewasa (XS, S,M,L) Rp310 ribu, XL dan XXL Rp245 ribu. Sedangkan pakaian anak-anak Rp170 ribu (2/3), Rp184 ribu (4/5), Rp200 ribu (5/6), Rp216 ribu (7/8), Rp230 ribu (9/10), dan Rp310 ribu (11/12).

“Kami juga mencari distributor di daerah. Untuk pengambilan satu godi mendapat potongan harga mulai 20 % hingga 30% (merk e-Fasion). Sedangkan dua godi pemotongan hingga 40% (merk D’afas). Para distributor tetap menambah biaya pengiriman,” jelasnya.

Tapi perlu juga anda pikirkan tentang siapa pangsa pasar dan bagaimana strategi penjualanya. Karena menjual baju renang tentu tidak seperti menjual makanan yang semua orang memerlukannya. Jadi Anda perlu meriset siapa-siapa target pasar, kemudian bagaimana kira-kira bagaimana cara pemasaran produk Anda agar tepat sasaran.
Anda bisa bekerja sama dengan para pengelola wisata renang untuk menjual baju renang. Atau bisa juga Anda menjualnya melalui komunitas-komunitas. Atau mungkin jika Anda cukup melek teknologi, anda bisa menjualnya melalui internet dengan toko online. Semuanya tergantung dari siapa pasar yang anda bidik dan bagaimana strategi penjualanya. (din-MIU)

Tips agar pakaian renang tetap awet :

1. Sebelum dipakai, bilas dengan air untuk menjaga kecemerlangan warnanya
2. Jauhkan tabir surya dari baju renang, sebab minyak yang terkandung dalam tabir surya bias menyebabkan karet di baju renang rusak
3. Setelah berenang, bilas baju renang dengan air dingin untuk menghilangkan garam dan klorin yang mudah merusak bahan nilon dan spandex. Gunakan sabun atau deterjen lembut khusus untuk bahan halus (bisa menggunakan shampo). Jangan direndam terlalu lama, hindari pemutih dan cairan pemutih pakaian
4. Jangan lipat baju renang dalam keadaan basah atau lembab agar warna tidak pudar dan luntur
5. Peras air sisa dari baju renang setelah dicuci, lalu hamparkan di atas handuk kering. Jauhkan dari cahaya matahari langsung karena dapat memudarkan warna dan motif baju renang
6. Jika ingin mencuci, jangan mencuci menggunakan mesin pencuci dan pengeringnya. Cukup kucek-kucek dengan tangan
7. Pada saat menjemur, cukup diangin-anginkan, jangan langsung terkena sinar matahari dan jangan digantung di hanger (gantungan pakaian)
8. Setelah dicuci dan dijemur, baju renang jangan disetrika
9. Untuk penyimpanannya, cukup dilipat saja, kemudian masukkan ke dalam lemari pakaian. (*)

Berita sebelumyaUssy Sulistiawati Bisnis Make Up hingga Sepatu
Berita berikutnyaH. Syarifuddin Badollahi Pimpin Rapat Pembahasan Ranperda PPLH
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TIDAK ADA KOMENTAR

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here