Jumat, 1 Mei hari ini, kaum buruh diseluruh dunia bakal menggelar aksi. Mereka menyebutnya dengan istilah May Day. Tahun-tahun sebelumnya, peringatan May Day di kota-kota besar, baik di tanah air maupun dunia tidak terlepas dari gesekan. Bahkan anarkisme. Betapa tidak, aksi jalanan yang diikuti jutaan kaum buruh yang memperjuangkan isu perburuan untuk keluar dari belenggu kemiskinan. Satu yang mereka tuntut, kesejahteraan!
Setiap tahun, para buruh ramai-ramai menggelar aksi jalanan. Selalu dan selalu, para demonstran itu menuntut pengusaha dan pemerintah memenuhi kebutuhan hidup bersama keluarganya. Kadang, aksi buruh di bebagai belahan dunia berjalan damai. Namun, sering pula diwarnai ketegangan. Bahkan, terjadi anarkis.
Di Indonesia, peringatan May Day akan diikuti sekitar 1 juta buruh di 30 kota besar. Para demostran meminta pemerintah, segera menjalankan amanat konstitusi UUD 1945. Utamanya, Pasal 33 dan 28 tentang, upah layak. Menaikan upah 32 persen, dan merubah kebutuhan hidup layak (KHL) dari 60 item menjadi 84 item. Tentunya, agar daya beli buruh meningkat akibat dampak kenaikan harga barang dan kenaikan BBM.
Buruh juga meminta pemerintah mengesahkan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang, Jaminan Pensiun segera dan harus diberlakukan pada Juli 2015. Tujuannya, agar para buruh mendapatkan kepastian jaminan pensiun wajib dengan iuran 15 persen per bulan dan benefit 75 persen dari gaji terakhir. Mereka juga menolak rencana pemerintah menaikkan iuran BPJS Kesehatan.
Peringatan semacam itu, demikian Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo saat menerima panitia pelaksana May Day, seperti dituturkan Andi Bukti Djufrie, merupakan langkah cukup cerdas, smart, dan lebih efektif. Mengingat, masa lalu, kerap diwarnai demonstrasi besar-besaran.
Karena itu, Syahrul meminta perhelatan May Day tahun 2015 ini berjalan damai, demokrasi, dengan tetap memegang teguh kearifan lokal Sulawesi Selatan. Sebab, kearifan lokal adalah miniatur agung dalam panggung kebudayaan, dan konsep keadaban yang paripurna. Kearifan lokal, bertindak sebagai rambu disetiap kehidupan. Makanya, harus dilestarikan di bumi Sulawesi Selatan. Karena itu, mantan bupati Gowa dua periode itu mengemukakan, dirinya bagian dari buruh, sehingga berjanji akan turut serta pada acara puncak.
Guna mensukseskan peringatan tahunan itu, jauh-jauh hari, ketua panitia, Sibali yang tak lain Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Sulawesi Selatan bersama Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Makassar, Andi Bukti A Djufrie telah menyiapkan berbagai agenda. Sejumlah kegiatan yang bermanfaat disuguhkan, baik sebelum ataupun saat puncak peringatan May Day. Diantaranya pasar murah, donor darah, tarik tambang, panggung hiburan, pengobatan gratis, serta kegiatan sosial kemasyarakatan lainnya. “Puncak May Day akan dilakukan senam sehat ala Tripartit (serikat pekerja, pengusaha dan pemerintah),” tambahnya.
Tak tanggung-tanggung, pelaksanaan May Day juga akan dihadiri pejabat pemerintah provinsi, maupun Kota Makassar. Walikota Makassar Moh Ramdhan Pomanto dijadwalkan hadir ditengah-tengah massa. Hadir pula Ketua DPRD Sulsel dan Ketua DPRD Kota Makassar, Pangdam Wirabuana, Kapolda Sulsel, serta jajaran pemerintah, KADIN, Pelindo, dan pejabat penting lainnya di daerah ini.
Andi Bukti A Djufrie disela-sela pertemuannya dengan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Real Estate Indonesia (REI) Sulawesi Selatan, Muh Arif Mone, pertengahan April mengemukakan, puncak peringatan May Day nantinya diharapkan menjadi momentum penting. Betapa tidak, pelaksanaannya tidak lagi identik dengan aksi demonstrasi brutal. Makanya, kegiatan-kegiatan selingan pra May Day diharapkan dapat menghindari mobilisasi massa besar-besaran.
“Puncak peringatan May Day tahun ini menarik. Karena, baik gubenur maupun walikota Makassar dan pejabat penting lainnya di daerah ini akan hadir bersama buruh. Dapat dibayangkan, betapa perhatiannya bapak gubernur, sehingga beliau tidak menghadiri pelaksanaan hari jadi Jeneponto. Ini sebagai wujud kepedulian gubernur terhadap para buruh,” ujar Andi Bukti A Djufrie.
==Saat menerima kunjungan panitia, gubernur Syahrul Yasin Limpo mengaku dirinya bagian dari buruh, sehingga berjanji akan turut mengambil bagian pada acara puncak. Untuk itu, gubernur mengharapkan, momentum buruh bisa dirayakan secara demokrasi, dengan tetap memegang budaya lokal Sulawesi Selatan. Perayaan semacam itu, demikian Syahrul, seperti dituturkan Andi Bukti Djufrie, merupakan langkah cukup cerdas, smart, dan lebih efektif. Mengingat, masa lalu, kerap diwarnai demonstrasi besar-besaran.
Mantan Camat Ujungpandang dan mantan Camat Panakukkang ini menambahkan, selain menghadiri kegiatan puncak May Day, mantan bupati Gowa dua periode itu sekaligus mendengar orasi yang akan disampaikan buru, juga akan menerima rekomendasi yang berisi sejumlah butir pernyataan kepada pemerintah. Disisi lain, untuk memeriahkan May Day, gubernur juga menyumbangkan 100-an door frize.
Senada dengan Andi Bukti, ketua panitia pelaksana May Day, Sibali mengemukakan, pihaknya telah mempersiapkan berbagai kegiatan bermanfaat. Khususnya bagi buruh dan keluarganya. “Kegiatan sosial kemasyarakat itu kami gelar pada dua tempat. Masing-masing di sekitar Kawasan Industri Makassar (KIMA), dan di sekitar an Pelindo IV. Kami ingin perlihatkan kepada pemerintah dan masyarakat, bahwa dalam rangka menyambut May Day, buruh tidak selalu harus turun ke jalan dan berorasi lantang. Tapi bisa melakukan kegiatan positif dan bermanfaat bagi banyak orang,” tuturnya.
Sedangkan puncak acara, Sibali mengakui, belasan ribu buruh yang tergabung dalam KSPSI, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI), serta sejumlah federasi lainnya akan tumpah ruah di Lapangan Karebosi. Para buruh akan menyaksikan pameran batu akik. Serta, digelar bursa kerja pada 50 perusahaan ternama di Makassar bertaraf nasional. “Tentunya, bursa kerja ini bisa dimanfaatkan masyarakat untuk melihat lapangan kerja apa yang cocok dengan keahlian mereka,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Daerah Real estate Indonesia (REI) Sulawesi Selatan, Ir. H.Muh Arif Mone saat menerima rombongan Kadis Tenaga Kerja Kota Makassar dan ketua panitia pelaksana May Day di ruang kerjanya, menyambut baik inisiatif panitia yang menjadikan May Day bukan sekadar aksi turun jalan, melainkan memberi manfaat kepada manusia lain.
Di bagian lain, Muh Arif mengharapkan ke depan berbagai organisasi buruh dapat menjalin komunikasi intensif dengan REI untuk membantu mendirikan rumah bagi buruh berpenghasilan rendah. Pendirian rumah tersebut merupakan salah satu butir dari program kerja REI Sulsel 2014/2017, yaitu bersinergi dengan pemerintah daerah, baik provinsi, maupun kabupaten/kota dan organisasi lainnya, untuk meningkatkan kapabiltas, kompetensi menghadapi permasalahan sektor perumahan. (din)