Site icon Inspirasi Makassar

Masyarakat terisolir Rasakan BBM Satu Harga

Makassar, Inspirasimakassar.com:

Untuk mendapatkan kualitas udara yang lebih baik di Kota Makassar, produksi BBM jenis Premium menurun dari jumlah produksi sebelumnya. Mengapa demikian? Konsumsi BBM jenis Premium masih tinggi di Sulawesi Selatan, kemudian disertai daya beli kendaraan juga meningkat, sehingga dikhawatirkan kualitas udara tidak baik akibat polusi udara yang ditimbulkan.

Disatu sisi, agar Pertamina menjadi salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Go Public, Pemerintah pun melakukan sejumlah resturisasi kebijakan salah satunya penggunaan BBM jenis Premium. Alasannya, Premium merupakan BBM subsidi Pemerintah melalui APBN, sehingga dipandang perlu mengurangi anggaran subsidi BBM jenis Premium dan dialihkan ke program Pemerintah yang lebih produktif.

Sejalan dengan visi dan misi
Nurdin Abdullah dan Andi Sudirman Sulaeman pada saat dilantik tahun 2018 lalu menjadi Gubernur Sulawesi Selatan dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, melalui program pemerataan ekonomi di Tanah Luwu sehingga pusat ekonomi tidak hanya terkonsentrasi di Kota Makassar.

Oleh sebab itu, Pertamina MOR VII Sulawesi telah melakukan sejumlah gebrakan agar masyarakat terisolir juga turut merasakan BBM satu harga seperti Seko, Kabupaten Luwu Utara.

“Pertamina terus berkomitmen menghadirkan energi berkeadilan sesuai dengan amanat UU No. 30 tahun 2007 mengenai energi dimana Pertamina terus mendorong availability, accessibility, acceptability dan affordability energi di suatu wilayah”, ungkap Executive GM Pertamina Commercial & Trading Regional Sulawesi, Rama Suhut Sinaga.

Sesulit apapun medannya, Pertamina terus berkolaborasi dengan Pemerintah setempat dan stakeholder terkait guna mewujudkan itu.

“Pertamina melaksanakan penugasan Pemerintah menjamin ketersediaan energi hingga ke pelosok tersulit, agar semua dapat menikmati kemerdekaan energi,” cetusnya, Senin 16 Agustus 2021.

Dampaknya bagi masyarakat Seko, harga beli dari hasil pertanian, perkebunan dan peternakan akan lebih murah ditambah dengan akses transportasi darat sudah jauh lebih baik. Padahal, sebelumnya masyarakat Seko apabila ingin melakukan perjalanan ke Masamba, Ibukota Kabupaten Luwu Utara melalui transportasi udara mesti merogoh kocek Rp.1,7juta untuk sekali perjalanan sedang jadwal pesawat terbang ke Seko juga terbatas, untuk transportasi darat masyarakat Seko mesti merogoh kocek Rp.1,5juta menggunakan jasa gojek untuk sekali perjalanan yang ditempuh sehari semalam.

Hal ini tercermin berdasarkan data Bank Indonesia Sulawesi Selatan pada bulan September 2021, Sulawesi Selatan kembali mengalami deflasi sebesar 0,14% (mtm), lebih rendah dibandingkan deflasi bulan sebelumnya sebesar 0,31% (mtm).

“Deflasi Sulawesi Selatan terutama bersumber dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami deflasi sebesar 0,64% (mtm)”, ungkap Plt Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Selatan, Fadjar Majardi, 3 Oktober 2021.

Dengan perkembangan ini, inflasi Sulawesi Selatan secara keseluruhan baik tahunan maupun tahun kalender tercatat sebesar 1,62% (yoy) dan 1,05% (ytd), berada dibawah sasaran inflasi nasional pada tahun 2021 yang sebesar 3,0±1%.

Dijelaskan Fadjar, penurunan harga pada kelompok komoditas makanan, minuman dan tembakau terutama dipengaruhi turunnya harga komoditas cabai rawit, telur ayam ras, bawang merah dan daging ayam ras karena pasokan masih melimpah pasca panen, khususnya untuk telur ayam ras.

Langkah-langkah yang ditempuh Pertamina dalam hal pembatasan penggunaan BBM jenis Premium, menurut penulis, pertama, melakukan edukasi dan literasi tentang BBM berkualitas sejak setahun terakhir, kedua, melakukan simulasi harga pasaran BBM jenis Pertalite agar harganya diterima dipasaran, diantaranya pakai Pertalite hemat Rp.650,- yang semula Rp.7.850,-

Ketiga, program kerjasama Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan Pertamina MOR VII melalui BBM satu harga Premium dan Pertalite di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, dan keempat, menekan pendistribusian BBM jenis Premium ke SPBU dan menambah kuota distribusi BBM jenis Pertalite kesejumlah Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan.

Selanjutnya, Mengapa Pertamina mesti melakukan penetrasi pasar harga Pertalite? sebagai gambaran polemik kenaikan harga BBM jenis Premium pada tahun 2004 – 2014 silam, di Sulawesi Selatan kebijakan kenaikan harga BBM diwarnai penolakan oleh elemen mahasiswa se-Indonesia dan juga diikuti seluruh elemen mahasiswa di Sulawesi Selatan, dampaknya Pertamina mengalami kerugian materil disebabkan mobil pengangkut BBM dijadikan sasaran demonstran yang menolak kenaikan harga BBM terlebih lagi jika Pemerintah menghapus Premium dipasaran ketika itu.

Agar kualitas udara lebih baik di Kota Makassar dan sekitarnya dapat terwujud, maka tentunya juga dibutuhkan juga kebijakan Pragmatism of Political Electoral dengan merujuk pada kebijakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan juga UU No.8/1999 tentang Perlindungan Konsumen, UU No.39/1999 tentang HAM, UU No 36/2009 tentang Kesehatan.

Sebab, selain mengandung timbal yang berdampak buruk pada Kesehatan dan Lingkungan juga merusak mesin kendaraan. bagi negara berkembang dan negara maju BBM jenis Premium sudah tidak lagi digunakan pada kendaraan, pada umumnya negara tersebut cenderung memiih BBM yang ramah lingkungan serta energi terbarukan untuk digunakan pada beragam jenis kendaraan.

Energi terbarukan adalah energi yang dihasilkan dari sumber alami, seperti cahaya matahari, angin, hujan, arus pasang surut, dan panas bumi, yang terbarui atau secara alami dapat muncul kembali setelah dipergunakan.

Ketika dibandingkan dengan proses produksi energinya, terdapat perbedaan mendasar antara energi terbarukan dengan bahan bakar fosil. Proses produksi bahan bakar fosil sulit dan membutuhkan proses dengan peralatan, proses fisik dan kimia yang rumit. Di lain hal, energi alternatif dapat diproduksi dengan peralatan dasar dan proses alam yang sangat mendasar.

Dalam upaya mendorong kemandirian energi, Pemerintah pun telah melakukan pemberdayaan pada masyarakat jika ingin menjadi wirausaha minyak dalam skala kecil dengan cara menghadirkan produk pertashop ditingkat desa seperti Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Galesong, Kabupaten Takalar memanfaatkan Pertashop sebagai sumber pendapatan BUMDes, sehingga diharapkan ekonomi dipedesaan pun juga mengalami peningkatan. Sebab, pada umumnya harga kebutuhan pokok sangat dipengaruhi oleh harga BBM. (Ishadi Ishak)

Exit mobile version