Site icon Inspirasi Makassar

Maros Masuk Puncak Musim Kemarau

Maros, Inspirasimakassar.id:

Musim kemarau adalah suatu kondisi di mana berbagai daerah mengalami kekeringan atau kekurangan air dan tidak turun hujan. Kini, musim kemarau di Indonesia masih berlangsung. Musim kemarau di Indonesia terjadi karena adanya gerakan angin musin timur yang melewati Indonesia.

Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan misalnya saat ini sudah memasuki puncak musim kemarau. Pernyataan tersebut dikemukakan Kepala Stasiun Klimatologi Sulawesi Selatan Ayi Sudrajat, Rabu 21 Agustus 2024.

Ayi Sidrajat mengemukakan, saat ini memang sudah masuk puncak musim kemarau. Agustus sudah masuk puncak musim kemarau, september sudah mulai meluruh.  Puncak musim kemarau ditandai tidak adanya hujan sama sekali dalam kurun waktu 30 hari.

Sedikit sekali curah hujan, bahkan ada beberapa daerah di Kabupaten Maros itu sudah 47 hari tidak ada hujan. Selain itu, puncak musim kemarau juga ditandai dengan meningkatnya suhu udara. Kemudian, adanya fenomena lokal yakni angin barubu atau angin fohn yang disertai dengan udara panas.

Dengan demikian, jelasnya, tanaman apapun yang dilalui seperti padi akan mengalami kekeringan atau kepanasan.  Contohnya,  kasusnya di Maros Baru ini, tanaman padinya dipanen lebih cepat karena proses pematangannya lebih cepat.

Menurutnya, puncak musim kemarau sudah terjadi di bagian selatan Sulsel seperti Maros, Takalar, dan Jeneponto. Sementara di daerah utara seperti Luwu dan sebagainya itu masih ada hujan.

Hanya saja, Ayi mengakui, diperkirakan musim hujan akan mulai terjadi di Kabupaten Maros Oktober mendatang. Ada beberapa daerah yang akan memasuki musim hujan pada dasarian ketiga bulan Oktober, salah satunya Maros.

Seperti diketahui, kabupaten yan dipimpin Chaidir Syam dan Suhartina Bohari ini musim kemarau pada dasarian kedua Juni lalu.

Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Sulsel, Syamsul Bahri mengatakan musim kemarau tahun ini tidak begitu kering jika dibandingkan tahun sebelumnya. Sebab musim kemarau tahun ini, sudah tidak ada lagi fenomena elnino. Syamsul menjelaskan suhu udara rata-rata harian bulan Juli tercatat 27.2 derajat celcius. (din).

Exit mobile version