Penulis Jurlan Em Saho’as (pakai rompi) saat berbincang-bincang dengan Lurah Lakkang Irwan

Berhentilah sejenak. Palingkan perhatian kepada pulau kecil di tengah Kota Makassar. Lakkang, begitu nama kelurahan satu ini sejak dahulu. Namanya menjadi pusat perhatian, lantaran sepanjang masa pandemi corona (Covid-19) kelurahan ini bertahan di zona hijau sampai detik ini. Tak heran, jika menjadi percontohan bebas Covid-19. Luas daerahnya cukup luas, sekira 195 hektar dengan jumlah penduduk 1073 jiwa.

Lakkang adalah kelurahan di Kecamatan Tallo Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Lakkang berada di delta sungai Tallo dan Pampang terbentuk sebagai akibat sedimentasi sungai selama ratusan tahun. Pulau yang telah ditetapkan sebagai tempat wisata ini dikelilingi oleh vegetasi yang beragam.

Untuk mencapai pulau kelurahan yang berpenghuni sekitar 460 KK ini pengunjung harus menggunakan perahu yang menghubungkan Lakkang dengan kota Makassar. Ada tiga jalur akses untuk menuju kampung Lakkang, yaitu melalui dermaga Kera-kera di Kecamatan Tamalanrea, sebelah barat Kampus Universitas Hasanuddin. Dermaga kedua berada di daerah Pampang Kecamatan Panakkukang dan jalur ketiga dermaga yang dinamakan Tekkolo yang letaknya tidak jauh dari dermaga di tepi Jl Tol Ir Sutami.
Jika kita menyeberang lewat dermaga penyeberangan Kera-kera Tamalanrea cukup dengan menggunakan perahu yang sudah dimodifikasi selain mengangkut manusia juga sekaligus dengan kendaraan roda dua. Tarifnya Rp 4000 sekali jalan dengan waktu tempuh sekitar 30 menit. Jika tidak ada melintas speedboat maka jalur sungai yang dilalui tanpa riak, tenang seperti berada di sebuah kolam besar dengan pohon nipa sepanjang bibir sungai tumbuh berbanjar.

Ketika mendekati pulau tujuan, dari jarak satu mil sudah tampak keindahan Lakkang. Perasaan tentu seakan seperti berada di kota lain. Taka da suara deru selain sesekali kesunyian dipecahkan suara burung bangau putih yang melintas atau cericit burung camar yang menyaksikan bayangannya di bawah air.

Kesan pertama yang muncul saat berada di Lakkang tentu saja pemandangan yang asri, perkampungan yang sangat kuat tergambar orisinal sebagai sebuah desa di kampung halaman. Rumah-rumah berarsitek Bugis-Makassar berdiri berhadapan menghadap jalan. Warga masyarakatnya pun serasa ramah menyambut dan menyapa setiap kerabat atau tamu yang berpapasan.

Lurah Lakkang Irwan S.Pd. yang ditemui penulis di kantor kelurahan siang itu mengakui, jika warga masyarakat di wilayahnya memang masih sangat orisinil, seluruhnya masih hubungan sedarah atau sanak famili. Mereka pada umumnya kawin mawin dengan keluarga yang masih ada sambungan keluarga.

Pria berprofesi guru dan baru beberapa bulan dilantik sebagai Plt Lurah Lakkang itu mengakui, jika Lakkang dikenal sebagai salah satu kelurahan di Kecamatan Tallo atau di tengah Kota Makassar yang warganya bebas dari virus corona atau berada pada zona hijau selama masa pandemi Covid-19 disebabkan karena selain didukung oleh kebersihan lingkungan juga warganya masih sangat orisinil atau belum banyak terkontaminasi dengan kehidupan kota disebabkan warganya masih satu rumoun dan letak geografisnya terpisah dari kota.

“Boleh jadi kondidi masyarakat kita memang yang masih memelihara hubungan kekerabatan selama ini sehingga apa pun yang disampaikan oleh orang tua, tokoh masyarakat atau orang yang dianggap patut di dengar nasehat dan petunjuknya mereka mematuhinya,” ungkap Irwan.

Alhamdulillah lanjut Irwan, berkat kerja sama semua pihak, Kelurahan Lakkang masih steril dari COVID-19, berkat keseriusan dan kerja sama semua pihak di lapangan dalam memberikan edukasi dan penerapan protokol kesehatan kepada masyarakat di Kelurahan Lakkang, di antaranya Koramil 1408-02/Tallo, Polsek Tallo, dan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 yang bergantian berkunjung ke Lakkang.

Lurah Lakkang Irwan mengatakan, keberhasilan tersebut tak dapat dicapai jika bekerja sendiri-sendiri, namun dengan kerja tim semuanya dapat berjalan sesuai dengan harapan.

Pulau Lakkang

“Kami bersama semua pihak mengikuti aturan dan petunjuk dari camat serta pemerintah tentang protokol kesehatan,” katanya lagi.

Selain itu, bersama tim gugus tugas mengedukasi ke warga dengan “door to door”, melakukan penyemprotan disinfektan, menjaga kebersihan lingkungan, wajib pakai masker, selalu mencuci tangan, dan menjaga jarak.

Meskipun sudah menyandang zona hijau, karena di lokasi ini tidak ada orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP), dan pasien positif COVID-19, ujar dia, namun semua pemangku kepentingan dan warga Lakkang tidak boleh lengah.

H. Naba, salah seorang warga Lakkang yang ditemui penulis juga mengakui, bahwa tingkat kesadaran warga untuk mematuhi protokol kesehatan COVID-19 sudah cukup tinggi, sehingga Kelurahan Lakkang yang lebih dikenal dengan nama Pulau Lakkang ini, dapat terjaga dengan baik.

“Semoga ini dapat terus dipertahankan dan menjadi contoh bagi kelurahan lainnya yang sebagian besar masih status zona merah,” katanya pula.

Menurut Lurah Lakkang, ketaatan warganya di dalam mengikuti protokoler kesehatan Covid-19 memang sangat tinggi. Kesadaran mengenakan masker saat berada di tempat umum dan membiasakan menyuci tangan saat tiba dari bepergian dari luar pulau selalu menjadi perhatian warga masyarakat. Mereka diwajibkan mengenakan masker saat bepergian dan harus menyuci tangan begitu tiba Kembali.

Begitu pula dengan pelaksanaan program vaksinasi Covid-19. Irwan mengakui sebetulnya sejak awal warganya sangat ingin medivaksin namun saat itu mereka agak kesulitan ke lokasi vaksin yang berada di luar kelurahan, sehingga mereka malas berangkat karena selain umumnya usia sudah tua juga harus menyiapkan waktu yang terkadang begitu sampai di lokasi sudah kehabisan nomor antri. Karena seringnya tidak kebagian maka akhirnya mereka urung untuk divaksin.

Beruntunglah lanjutnya lagi, pihak Koramil bekerjasama Tim Vaksinasi menggelar vaksin di Kelurahan Lakkang sendiri sehingga saat dilangsungkan warga masyarakat sangat antusias divaksin bahkan jumlahnya ditambah dari jatah yang diberikan.

Jika dilihat dari sumber daya manusianya, Kelurahan Lakkang memiliki penduduk usia produktif yang besar. Hal ini jika di pergunakan dengan baik, maka Kelurahan Lakkang akan berkembang sangat pesat dan bisa bersaing dengan daerah sekitar yang bisa dikatakan lebih maju.

Apalagi hal ini didukung dengan Kelurahan Lakkang yang sumber daya manusianya yang berpendidikan karena di Kelurahan Lakkang memiliki fasilitas pendidikan berupa persekolahan yaitu taman kanak-kanak sampai dengan SMP dan jika telah lulus SMP maka akan melanjutkan ke jenjang SMA yang ada di luar Kelurahan Lakkang.

Berbicara tentang sumber daya alamnya, Kelurahan Lakkang adalah kelurahan yang asri dan sangat hijau. Walau padat penduduk, tapi mereka masih menghargai betapa pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar.

Masyarakat Kelurahan Lakkang adalah masyarakat yang bersih. Bisa dilihat dari lingkungannya yang sangat asri dan sampah-sampah manusia yang sangat minim terlihat. Adapun sampah-sampah yang didominasi oleh dedaunan yang bersumber dari hutan pohon bambu yang lebat.

Tidak hanya bersih saja, tetapi dengan area sekitar yang dikelilingi oleh sungai yang besar, sehingga Kelurahan Lakkang lebih terlihat seperti pulau. Terkadang orang-orang menyebutnya sebagai The Lakkang Island.
(Jurlan Em Saho’as)

BAGIKAN
Berita sebelumyaAllianz Life Indonesia Tawarkan Solusi Perlindungan Bagi Nasabah Perbankan
Berita berikutnyaAisyah : Baznas telah Membantu Keluarga Saya
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here