Makassar, Inspirasimakassar.com:
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia, Sulawesi Selatan H La Tunreng mengatakan, perekonomian di daerah ini mengalami pertumbuhan 10 – 12 persen karena dukungan sektor kelistrikan.
“Pengusaha dapat menjalankan usahanya karena ada dukungan di bidang kelistrikan,” kata La Tunreng di Makassar melalui pesan WhatsApp, Rabu (28/4).
Menurut dia, meski pun diakui masih ada sejumlah pengusaha yang mengeluhkan keterbatasan tenaga listrik. Namun itu tidak seberapa dibanding yang sudah memanfaatkan jasa kelistrikan.
Berkaitan dengan hal tersebut, dia mengatakan, daya listrik yang ada saat ini harus dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dan dapat lebih efisien menggunakan daya listrik.
“Dengan adanya daya dukung di bidang kelistrikan ini, tentu banyak investor yang bersedia menanam investasi di Sulsel,” katanya.
Sementara itu, General Manager PT PLN Wilayah Sulsel, Sultra dan Sulbar H Zulkifli mengatakan, kapasitas daya listrik yang tersedia untuk tiga wilayah di Sulawesi itu sekitar 160 Mega Watt (MW).
“Kini akan mendapatkan lagi tambahan daya dari PT Energy Sengkang sebesar 60 MW dan pada 2013 juga mendapat sumber daya dari pembangkit listrik di Kabupaten Jeneponto, Sulsel, termasuk dari PLTG di Kabupaten Barru,” katanya.
Terkait Larangan Mudik
Pemerintah, melalui Kementerian Perhubungan resmi melarang seluruh moda transportasi umum untuk beroperasi pada periode 6 Mei hingga 17 Mei 2021.
Larangan operasional ini dilakukan dalam rangka mendukung kebijakan larangan mudik Lebaran. Keputusan tersebut diambil berdasarkan pertimbangan risiko penularan Covid-19 yang disinyalir akan tinggi pasca libur panjang.
Di balik aturan ini ada dampak ekonomi yang harus ditanggung. Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sulsel, La Tunreng menyebut pemerintah jangan membuat pengetatan, yang harus dibuat adalah protokol kesehatan. Karena tidak ada kaitannya penyebaran Covid-19 dengan waktu. Yang ada adalah dropleks yang berdekatan.
“Jika mudik dilarang, tentu ekonomi akan terhambat, sama saja transportasi dikurangi rejekinya. Kalau dibiarkan mudik tetapi protokol kesehatannya diberi prioritas saya kira tidak ada masalah biarkan mudik, supaya transportasi dan sektor lainnya bisa bergerak,” ujar La Tunreng.
Ia mengatakan, Covid-19 sejatinya pola penularannya sudah diketahui. Penyebabnya bukan karena bergeraknya orang, bukan karena waktunya, tapi lebih kepada pengetatan protokol kesehatan mesti memakai masker, cuci tangan dan jaga jarak karena penyebaranya melalui mulut sehingga ini yang harus dihindari.
“Melarang mudik itu membunuh ekonomi. Daya beli tersendat. Perputaran uang terhambat dari kota ke desa. Pemerintah melarang dunia usaha bergerak sama saja menghindari adanya pendapatan, target pemerintah itu pendapatan daerah,” ungkapnya.
Oleh sebab itu Apindo Sulsel meminta pemerintah untuk memberi perlindungan terhadap dunia usaha.
“Caranya melindungi, jangan larang menjual. Karena kalau tidak menjual, tidak ada transaksi, kalau tidak ada transaksi kredit dibank kan macet,” tukas La Tunreng.