Site icon Inspirasi Makassar

Ketua BAZNAS Makassar Tutup Workshop Desain Busana

Ketua BAZNAS Kota Makassar didampingi Ahmad Taslim (kemeja putih) dan H.Jurlan Em Saho’as (kiri) menyerahkan piagam kepada Diana Ibrahim

Makassar Inspirasimakassar.com:

Ketua Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar, HM.Ashar Tamanggong menutup Workshop Desain  Busana di Teraskita Hotel, Jalan AP.Pettarani, Ahad, 18 Desember 2022. Workshop bagi mustahik—penerima manfaat BAZNAS Makassar itu berlangsung dua hari, diikuti 30 peserta.

Di sela sela penutupan, HM.Ashar Tamanggong mengharapkan, ke-30 peserta workshop tersebut dapat menularkan ilmu yang diperoleh dari desainer terkemuka, Diana Ibrahim. Pasalnya, pembicara tunggal ini telah mengupas tuntas  konstruksi pakaian, mencakup produk desain, konstruksi pola, teknik menjahit, hingga alat bantu yang perlu digunakan seorang desainer.

ATM-sapaan akrab Ashar Tamanggong mengaku, lembaga pemerintah nonstruktural yang dipimpinnya bersama Ahmad Taslim Matammeng, H.Jurlan Em Saho’as, dan Waspada Santing (wakil ketua I, II, dan III) yang beralamat di Jalan Teduh Bersinar tersebut, akan terus memantau perkembangan hasil karya, para peserta di tengah tengah masyarakat.

H.Jurlan menyerahkan sertifikat kepada perwakilan peserta

“BAZNAS Kota Makassar  akan terus memantau perkembangan peserta workshop desain busana ini. BAZNAS juga tidak akan berhenti setelah penutupan, tetapi akan terus melakukan pendampingan. Apalagi, secara umum, seluruh peserta punya kegairahan. BAZNAS siap memback up, sekaligus akan membuat grup WA untuk ke-30 peserta ini. Dari grup WA ini, anggota bisa menyampaikan kesulitan yang mereka hadapi. Apakah peralatan mesin, hingga modal usaha,” ujarnya.

Pernyataan senada dikemukakan Ahmad Taslim Matammeng dan Jurlan Em Saho’as. Bagi Ahmad Taslim, peserta workshop harus  memiliki kemampuan manajerial, sehingga apa yang diusahakan nantinya akan terus berkembang.

Menjadi seorang desainer, yang memiliki talenta dan kreativitas bagus tanpa ilmu pemasaran, demikian Ahmad Taslim, sama halnya dengan memproduksi barang tanpa ada usaha penjualan.

Diana Ibrahim

“Kami mengharapkan, peserta workshop tidak saja hebat dalam desainer, tetapi membekali diri dengan marketing, sehingga pengelolaan ke depan bisa terukur,” tutur  Gus Taslim—sapaan akrab Ketua Yayasan Pondok Pesantren DDI Galesong Baru, sekaligus mantan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ini.

H.Jurlan Em Saho’as menambahkan, selama dua hari, peserta telah menimbah ilmu pengetahuan dari mentor terkemuka, Diana Ibrahim. Mentor berpengalaman ini juga memiliki koneksitas dengan sejumlah hotel terkemuka di kota yang dipimpin Moh.Ramdhan Pomanto dan Fatmawati Rusdi ini.

Karenanya, jurnalis yang juga sutradara film ini ini meminta peserta, tidak serta merta melupakan mentor, tetapi terus menyambung kekerabatan. Sehingga, jika kelak menemui masalah, bisa berkonsultasi dengan baik.

Peserta

Jurlan mengakui, tentunya, workshop dua hari belum maksimal, sehingga peserta belum terlalu banyak yang diterima. Tetapi, dari sedikit ilmu yang diperoleh itu Insya Allah akan terus berkembang. Dan, tentunya BAZNAS Kota Makassar akan selalu hadir dan siap membantu.

Pria Bugis asal Palopo ini menambahkan, seluruh peserta adalah mustahik-penerima manfaat BAZNAS Kota Makassar. Tetapi, dirinya meyakini, jika ditekuni dengan baik, nantinya mereka bisa menjadi muzakki-atau, pemberi manfaat.

“Peserta workshop ini kelasnya di atas. Pesertanya pada  dasarnya sudah menjahit. Satu nilai sangat besar dan pangsa pasarnya sangat luas. Jadi satu kesyukuran bagi kita, peserta tidak bisa dibedakan masih muda, atau sudah tua, karena semangatanya sangat luar biasa,” tutupnya.

Peserta bersama Diana Ibrahim

Sementara itu, Diana Ibrahim mengaku, sebenarnya dua hari belumnya cukup bagi seorang yang akan terjun dalam dunia desainer. Makanya, dirinya siap membantu, jika peserta, dan BAZNAS Kota Makassar  memintanya untuk lebih mematangkan ilmu desainer.

Pasalnya, bisnis desainer adalah hal yang sangat menarik untuk selalu dibahas. Tidak lain karena, memiliki pangsa pasar yang luas dan diminati banyak orang. Di sisi lain, manjadi seorang desainer fashion ternama, juga merupakan impian bagi orang orang yang memiliki minat dan bakat di dalamnya.

Menurutnya, seorang pekerja desainer fashion, setidaknya memiliki kedekatan dengan klien, media, penata busana, figur publik, pembeli, pemasok, dan sesama desainer menjadi bagian yang perlu diperhatikan.

“Seorang desainer harus memiliki ide dan kreatif untuk terus menuangkannya dalam sebuah karya seni. Kenali bidang yang paling dikuasai dan jadikan itu sebagai sebuah spesialisasi, serta identitas di dunia fashion yang digeluti,” urai Diana Ibrahim. (din pattisahusiwa).

Exit mobile version