Makassar, Inspirasimakassar.id:

Sebelum mengakhiri Disertasi “Manajemen Pendidikan Karakter MAN 2 Makassar dan SMA Islam Athirah Kota Makassar” setebal 208 halaman,  HM.Ashar Tamanggong mengurai bagian tidak hanya memuat temuan-temuan utama, tetapi juga merefleksikan penerapan dan rekomendasi untuk pengembangan karakter pendidikan di kedua lembaga pendidikan Islam itu.

ATM—sapaan akrab HM.Ashar Tamanggong mengakui, penelitian yang dilakukannya bermula dari pentingnya karakter pendidikan dalam membentuk generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki moralitas, integritas, dan tanggung jawab sosial yang tinggi.

Lalu mengapa ATM memilih  MAN 2 Makassar dan SMA Islam Athirah sebagai fokus penelitian? Itu lantaran reputasi kedua sekolah ini dalam mengintegrasikan nilai-nilai karakter ke dalam kurikulum dan kegiatan ekstrakurikuler tidak perlu diragukan.

Secara khusus, temuan yang diperoleh dari penelitian ini mulai dari Visi dan Misi. Di kedua sekolah memiliki visi dan misi yang jelas, yakni menekankan pentingnya karakter pendidikan. Namun penerapannya berbeda-beda, tergantung pada konteks dan pendekatan masing-masing.

Kurikulum: Integrasi nilai-nilai karakter ke dalam kurikulum dilakukan melalui berbagai cara, termasuk mata pelajaran khusus pendidikan karakter, integrasi ke dalam mata pelajaran umum, dan kegiatan ekstrakurikuler.

Peran Guru: Guru memegang peran krusial sebagai model dan fasilitator dalam pembentukan karakter siswa. Pelatihan dan pengembangan guru profesional dalam bidang pendidikan karakter menjadi hal yang esensial.

Keterlibatan Orang Tua: Keterlibatan orang tua dalam mendukung pendidikan karakter di sekolah sangatlah penting. Komunikasi dan kerjasama yang efektif antara sekolah dan orang tua sangat diperlukan.

Lingkungan Sekolah: Lingkungan sekolah yang positif dan mendukung, yang memajukan nilai-nilai seperti respek, tanggung jawab, dan kerjasama, sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter siswa.

Evaluasi: Evaluasi terhadap efektivitas program pendidikan yang karakternya masih perlu ditingkatkan. Penggunaan instrumen yang valid dan reliabel sangat penting untuk mengukur dampak program terhadap perilaku dan sikap siswa.

Setidaknya ada sejumlah kesimpulan yang menarik. Dimana Pendidikan karakter adalah proses terencana yang bertujuan menanamkan nilainilai moral dan etika dalam kehidupan siswa, melibatkan tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

Di MAN 2 Kota Makassar dan SMA Islam Athirah Makassar, perencanaan pendidikan karakter meliputi penentuan nilai-nilai utama seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin, sopan santun, serta praktik keagamaan seperti shalat berjamaah. Hal ini didukung oleh pelibatan orang tua melalui komunikasi yang efektif dan pembiasaan positif di rumah, keteladanan dari guru serta staf, dan penciptaan lingkungan sekolah yang kondusif.

Kemudian, pelaksanaan pendidikan karakter diwujudkan melalui berbagai aktivitas yang membangun kebiasaan baik, termasuk kegiatan ekstrakurikuler, rutinitas harian di sekolah, dan penerapan sistem reward and punishment yang adil. Pendekatan ini memastikan nilai-nilai karakter tidak hanya diajarkan, tetapi juga diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari siswa, baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.

Ada pula, evaluasi pendidikan karakter dilakukan untuk menilai efektivitas program dan menentukan langkah-langkah perbaikan. Di kedua sekolah ini, evaluasi mencakup penilaian kelas untuk melihat perkembangan siswa, rapat evaluasi internal untuk memantau implementasi program secara menyeluruh, dan penggunaan instrumen evaluasi sebagai alat pengukuran objektif.

Melalui tahapan yang menyeluruh ini, pendidikan karakter berfungsi sebagai fondasi untuk mencetak generasi yang tidak hanya berprestasi secara akademis tetapi juga memiliki moral dan etika yang kuat, siap menjadi individu yang bertanggung jawab, disiplin, dan bermartabat di masyarakat.

Soal implikasi dibagi dalam dua bagian. Yakni,  Implikasi teoritisdimana hasil penelitian manajemen pendidikan karakter ini menguatkan teori sebelumnya yakni bagian dalam implementasi pendidikan karakter dibutuhkan fungsi manajemen yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi agar tujuan implementasi pendidikan karakter dapat terwujud. Dan kedua  Implikasi praktis.  Dimana, hasil penelitian manajemen pendidikan karakter menunjukkan bahwa fungsi manajemen yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam pendidikan karakter harus dilakukan secara maksimal.

Fungsi manajemen yang efektif akan membantu pelaksanaan pendidikan karakter yang melibatkan banyak pihak dan banyak aspek perlu dinilai. Pelibatan seluruh warga sekolah, orang tua peserta didik, dan masyarakat sekitar akan sangat membantu proses pendidikan karakter yang tidak hanya dilakukan di sekolah, tetapi juga di dalam keluarga dan lingkungan masyarakat.

Kemudian saran atau masukan. Untuk sekolah: Fungsi manajemen yang dapat mengukur keberhasilan pelaksanaan pendidikan karakter adalah fungsi evaluasi. Oleh karena itu, mengoptimalkan fungsi evaluasi yang meliputi evaluasi program, evaluasi proses, serta evaluasi hasil harus dilakukan dengan teliti dan berkelanjutan agar diketahui kekurangan serta kelebihan pelaksanaan program.

Melibatkan orang tua dan masyarakat sekitar akan sangat membantu proses evaluasi karena karakter siswa bukan hanya dilihat di sekolah, melainkan juga di rumah dan di masayarakat.

Untuk orang tua dan masyarakat, dimana keluarga dan masyarakat juga bertanggung jawab dalam pembentukan karakter anak. Dukungan serta keterlibatan aktif dalam program-program pembentukan karakter akan membantu pihak sekolah untuk mencapai tujuan pembentukan karakter yang baik.

Dan, untuk peneliti selanjutnya. Penelitian tentang fungsi manajemen yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi memperhatikan banyak aspek. Oleh karena itu peneliti merekomendasikan kepada peneliti selanjutnya untuk lebih detail lagi dalam melakukan penelitian dalam bidang manajemen pendidikan karakter di sekolah.

Bagi MAN 2, memperkuat program mentoring dan konseling untuk siswa yang membutuhkan bimbingan khusus. Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan sosial dan kemasyarakatan untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial.

Sementara SMA Islam Athirah, mengingatkan program-program yang lebih inovatif dan kreatif untuk meningkatkan minat siswa terhadap karakter pendidikan. Meningkatkan kerjasama dengan lembaga-lembaga lain untuk memperluas jangkauan program karakter pendidikan.

Bagi Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menyediakan dukungan yang lebih besar bagi sekolah-sekolah dalam mengembangkan program pendidikan karakter. Menyusun standar pendidikan nasional karakter yang jelas dan terukur.

Peneliti selanjutnya,melakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pendidikan karakter. Menjelaskan instrumen evaluasi pendidikan karakter yang lebih valid dan reliabel.

Kesimpulan: Manajemen pendidikan karakter merupakan proses berkelanjutan yang memerlukan komitmen dan kerjasama dari semua pihak, termasuk sekolah, guru, siswa, orang tua, dan masyarakat. Melalui penelitian ini, diharapkan MAN 2 Makassar dan SMA Islam Athirah dapat terus berinovasi dan meningkatkan kualitas pendidikan karakter mereka, sehingga dapat menghasilkan lulusan yang tidak hanya cerdas dan kompeten, tetapi juga memiliki karakter mulia dan siap memberikan kontribusi positif bagi bangsa dan negara. Lebih jauh lagi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan pendidikan karakter di Indonesia secara keseluruhan.

Dalam memperkuat hasil penelitiannya, ATM juga menyajikan begitu banyak literatur. Selain itu,  memasukan nama nama yang diwawancarai mulai dari kepala sekolah SMA Athira (Tawakkal Kahar, S.Pd., M.Pd. 48 Tahun),  Kepala Sekolah MAN Model II ( Hj. Darmawati, S. Ag., M. Pd 52 Tahun), Yusran 37 Tahun Wakasek Kesiswaan dan Keagamaan SMA Islam Athirah Makassar, Hasan Basri, S.Pd.I., M.Pd.I 42 Tahun Wakasek MAN 2 Model Makassar, Sage Al Banna,S.Ag,M.Pd, 50 Tahun Guru Agama SMA Islam Athirah, Jamalullail Lc. 40 Tahun Guru Agama MAN 2 Model Makassar. (din pattisahusiwa/tim media baznas makassar/bersambung)

BAGIKAN
Berita sebelumyaKetua BAZNAS Makassar Raih Doktor (8). Diusulkan Menyandang Kiyai
Berita berikutnyaGATHAM SSI Masohi Bagi Tabungan Arisan
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here