Foto: Patompo bersama M.Jusuf Kalla ketika Ketua Kadin Sulsel.

Selain memiliki rumah di Jl.Dr.Ratulangi, Patompo juga memiliki sebuah rumah di belakang Kantor PU (kini Kimpraswil) Jl.Andi Pangerang Petta Rani. Di situ ada juga lapangan tenis, tempat dia dapat menyalurkan hobinya. Setiap pukul 17.00 dan saat hari latihan karyawan Pemda Tingkat I Provinsi Sulsel, Patompo selalu bergabung.

Kalau dia berjalan memakai celana pendek dan membawa raket, pasti tujuannya satu, ke lapangan tenis. Itu juga isyarat bagi mereka yang sudah di lapangan tenis untuk “berjaga-jaga”. Menyiapkan satu kursi khusus buat beliau. Itu sudah kewajiban.

Patompo menyeberang melewati pagar, lalu masuk ke dekat lapangan. Suatu sore, dia muncul di bawah pagar batu. Seseorang keluar menyambut kedatangannya. Ternyata, tempat kosong yang ditinggalkan penyambutnya, diisi oleh orang lain. “Kursi” itu sebenarnya selalu jadi tempat Patompo menunggu permainan yang lainnya selesai atau untuk istirahat setelah dia bermain.

‘’Nigato sih karo (Siapa pula itu),’’ tanya Patompo.

‘’Pegawai, Pak. Pole Tingkat I (dari Tingkat I, Provinsi Sulsel maksudnya),’’ jawab salah seorang di antara yang ada di lapangan.

‘’Magi na

ia yang kemudian bernama Rasyid itu.

Begitu dia mau main, Patompo memanggil orang yang bernama Rasyid tersebut. Rasyid berpikir, pasti ‘’dimakan’’ (dimarahi), karena telah membuat ‘’daftar dosa’’.

‘’He…., kau pemain dari Australiakah?,’’ kata Patompo dengan nada tinggi.

‘’Bukan, Puang. Saya orang di sini,’’ jawab Rasyid.

‘’Magi nuala onrongku?,’’ (Kenapa kau ambil tempatku? ),’’ begitulah Patompo ‘’mengadili’’ Rasyid yang kebetulan saja lebih dahulu menempati kursinya di dekat lapangan tenis itu. Sejak itu, orang pun tahu, jangan pernah mencoba duduk di kursi yang jadi tempat duduk Patompo. (Dahlan Abubakar/Bersambung).

BAGIKAN
Berita sebelumyaMasa Transisi, Pemkot Makassar belum Izinkan Pesta Pernikahan di Gelar
Berita berikutnyaPukul 20:00 Malam ini, IM3Ooredoo Hadirkan Dua Musisi Berbakat Indonesia
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here