Ilustrasi/Int
Ilustrasi/Int

Kekuatan cinta seorang ibu begitu besar terhadap keluarga membuat  Ella V. Brizadly melepas karirya disalah satu perusahaan pertambangan nasional ternama, tahun 2012. Padahal, diperusahaan itu, Ella sapaannya, menduduki posisi nyaman. Manajer. Dia kemudian fokus mengurus keluarga, diselingi bisnis fesyen yang telah dirintisnya saat masih bekerja di perusahaan tersebut.

 Perempuan yang tak hobi ke salon ini memiliki impian sederhana, namun mulia. Dia kepingin menjadi ibu yang bisa menghabiskan banyak waktu bersama keluarga. Pasalnya,  sejak menjadi karyawan sulit menjalani hidup sesuai impiannya.

Makanya, Ella mengalami dilema. Seperti yang dihadapi sebagian besar ibu memilih antara bekerja penuh, atau fokus mengurus anak di rumah. Setelah 21 tahun menjadi karyawan,  dia  menyadari, bahwa bukanlah tipe wanita ambisius yang ingin meraih puncak karir.

Diapun memutuskan keluar dari pekerjaan, namun bukan sebagai pengangguran.  Meski di rumah menjalani perannya sebagai full time mother. Dia kepingin tetap berkarya, menghasilkan sesuatu yang bernilai ekonomi, sehingga tidak terlalu bergantung pada penghasilan suami.

Makanya, sebelum meninggalkan perusahaan ternama itu, perempuan kelahiran Jakarta ini telah  mempersiapkan diri dengan membuka sejumlah usaha. Diantaranya, rumah makan, warnet, hingga perlengkapan tempat tidur. Dari bisnisnya ini, ternyata perlengkaan tempat tidur mengalami perkembangan cukup baik. Apalagi, memproduksi sprei dengan kualitas premium.

Pada 2011, akhirnya Ella menemukan usaha yang berhasil membuatnya berani keluar dari tempatnya bekerja. Dia memproduksi produk mode, mulai dari baju, tas, dan sepatu dari perpaduan kain batik dan kulit impor. Usaha yang dilakoninya dibawah bendera PRibuMI.

Pertama memproduksi adalah baju batik.  Dia mengawali desain baju batiknya ke kantor-kantor. Lama-kelamaan, banyak orang termasuk ibu-ibu pejabat tertarik. Setelah baju batik, Ella mengeluarkan produk tas dari bahan batik juga.

Ella semakin serius fokus merancang produk mode PRibuMI dengan meluncurkan koleksi sepatu dari kain batik pada Januari 2012. Karena mulai dikenal, Ella memilih fokus membesarkan PRibuMI. Agar lebih berkembang, Ella meminta dukungan suaminya, Brizadly Arifin.

Namun lantaran pesanan makin banyak, Ella tak sanggup menampung permintaan baju batik. Dia  pun menghentikan desain baju batik dan beralih memproduksi dompet, kotak kacamata, dan gantungan kunci, tetap dengan perpaduan batik dengan kulit.

Saat ini Ella mengurus desain, manufaktur, dan pemasaran serta promosi PRibuMI. Sementara suaminya  mengurus keuangan, serta manajemen dan sumber daya manusia.

Dengan dukungan suami, PRibuMI berkembang pesat. Dalam empat tahun, mengeluarkan ratusan produk tas, sepatu, dan aksesori dengan kisaran Rp 1,5 juta hingga di atas Rp 25 juta.

Sebagian besar produk dibuat berdasarkan pesanan. Sementara, hanya 20% produk yang dibuat sebagai stok. Dengan 30 karyawan, setiap bulan mereka memproduksi lebih dari 300 item.

Koleksi yang menggunung ternyata tak membuat suami senang. Ella malah dilarang menambah koleksi bila kain yang sudah ada tak dipakai. Peringatan inilah yang meng-inspirasi Ella menyulap kain batik jadi produk mode.

Darah seni mengalir secara alamiah dalam dirinya. Sejak kecil, dia suka mendesain. Bungsu dari tiga bersaudara ini juga termasuk pribadi yang perfeksionis. Perempuan 41 tahun ini langsung mengurus perizinan dan mematenkan merek usahanya.  Karakter perfeksionis Ella terwujud dalam produk PRibuMI yang punya desain elegan dan detail yang menawan. Tak heran bila banyak desainer lain menyontek rancangannya. (kon-bs)

1 KOMENTAR

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here