Jakarta – Agen Pemegang Merek (APM) otomotif di Indonesia mulai berguguran. Yang satu merasa tidak ada lagi prospek yang bagus dalam penjualan di Indonesia, satunya lagi terkendala karena masalah pajak barang mewah.
APM yang dimaksud memang tiada lain, Ford dan Harley-Davidson. Sebagai sesama pelaku otomotif tanah air, Hyundai berharap tidak ada lagi APM yang gugur.
“Kalau sampai ada kompetitor yang gulung tikar sebenarnya kalau kami bilang enggak bagus juga. Kalau untuk otomotif kembali kami katakan, orang beli produk itu komitmen jangka panjang, saya katakan tadi rata-rata 3 tahun, walau ada yang 4 sampai 5 tahun,” kata Mukiat Sutikno, Kamis (18/2/2016).
“Kalau dibilang menjadi keuntungan, enggak juga sih karena kembali lagi itu disaster. Kami harapkan ke depannya enggak ada hal yang sama untuk merek-merek lain karena kasihan customer juga,” harapnya.
Sementara terkait kasus Mabua Harley-Davidson, Mukiat mengatakan contoh tersebut bukanlah contoh yang bagus bagi industri otomotif di Indonesia. Apalagi melihat pasar moge Harley yang memiliki peminat dan segmen tersendiri.
Tingginya pajak yang dibebankan serta tarif dan bea masuk barang impor, membuat Mabua memutuskan untuk melepas keagenan Harley di Indonesia terhitung sejak 31 Desember 2015.
“Contoh baru-baru ini Mabua melepaskan Harley-Davidson itu bukan contoh yang bagus. Itu bukan hal yang positif sama sekali padahal Harley-Davidson marketnya tetap ada,” terang Mukiat.
“Hal-hal yang seperti ini yang seharusnya kita jaga supaya jangan sampai ada merek-merek lain yang keluar juga,” tambahnya. (*)