Kampus UIN Alauddin Makassar telah menyediakan sarana dan prasasara serta faslitas lain pembelajaran sejak dari awal. Gedung perkuliahan ditambah kelengkapan berupa alat-alat mobil lainnya sangat membantu dalam proses pembelajaran.
Pada awal kampus baru rampung penyelesaian pembangunan dan mulai difungsikan, terlihat betapa sarana dan prasarana yang lengkap dan memadai, memacu minat belajar mahasiswa serta dosen bersemangat melakukan trasper pengetahuan kepada peserta didik.
Fasilitas serta sarana dan prasarana di dalam ruangan perkuliahan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, pada kondisi kekinian kelihatan kurang dilakukan perawatan dan pemeliharaan. Pada beberapa ruangan ada meja kursi yang sudah tidak lengkap karena meja untuk menulis sudah tercopot.
Akibat sarana yang tidak memadai lagi maka dalam proses pembelajaran, mahasiswa terkadang kesulitan dalam menulis. Hal lain yang menjadi keluhan mahasiswa adalah suasana dalam ruangan yang relatif panas.
“Terkadang kalau dalam proses belajar mengajar, ketika dosen menerangkan materi yang disajikan hanya menjadi angin lalu saja disebabkan kurangnya tempat duduk dan cuaca panas, sehingga suasana belajar sudah tidak nyaman lagi ” ujar Aswana mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi, jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam,di kampus UIN Alauddin Samata, Kamis 24 Maret 2016.
Ditambahkan, bukan hanya fasilitas di dalam ruangan yang mengganggu akan tetapi fasilita di luar rungan juga seperti perawatan dan pemeliharaan WC juga kurang maksimal, ada di antaranya WC itu tersumbat saluran pembungan air dan kotoran lainnya, katanya.
Aswana menambahkan semua kekurangan dimiliki FDK UIN Alauddin, di sebabkan juga oleh mahasiswa itu sendiri, tidak peduli dengan kebersihan kelas dan WC, sudah sering pihak kampus memberikan penyuluhan terhadap mahasiswa akan tetapi hal yang sama tetaplah terulang.
Mahasiswa sendiri sepertinya kurang menjaga fasilitas tersebuat, seperti kipas angin dalam kelas sudah banyak rusak. Kesadaran mahasiswa dituntut untuk menjaga dan merawat fasilitas kampus yang ada saat ini. (citizen reporter, Muhammad Tri Ade Saputra–mahasiswa FDK KPI UIN Alauddin Makassar, melaporkan dari Kamus II Samata Gowa)