Makassar Tidak Rantasa (MTR) yang digagas pasangan Walikota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto dan Syamsu Rizal membuat Kota Daeng ini semakin tambah bersih. Dari MTR ini, harapan masyarakat meraih piala Adipura bakal tergenggam. Karena itu, keikut sertaan seluruh dinas dan instansi terkait bersama komponen masyarakat bahu membahu mewujudkan keberhasilan gerakan Makassar 2 kali tambah bersih.
Program MTR Danny-Ical, sapaan walikota 2014-2019 ini terangkum dalam salah satu butir dari “delapan jalan masa depan”, seperti terangkum dalam visi dan misi kota Makassar. Yakni, Makassar kota dunia, nyaman untuk semua. Sedangkan misi kota Makassar yang terdiri dari tiga butir masing-masing merekonstruksi nasib rakyat menjadi masyarakat sejahtera standar dunia, merestorasi tata ruang kota menjadi kota nyaman berkelas dunia. Dan, mereformasi tata kelola pemerintahan menjadi pelayanan publik kelas dunia.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Makassar Marimir Tahir mengemukakan, sejak MTR digulirkan, seluruh pejabat dan staf lingkup dinas yang dipimpinnya terus berbenah diri. Karena itu, sesuai visi Dinas Perhubungan Kota Makassar yaitu menuju transportasi perkotaan yang terpadu, berkelanjutan, berorientasi, dan ramah lingkungan.
“Karena salah satu butir ari visi Dinas Perhubungan Kota Makasar adalah ramah lingkungan, tentunya sangat berhubungan dengan gerakan MTR. Makanya, seluruh jajaran dan staf di dinas ini (Dinas Perhubungan) bukan sekadar meminta pemilik kendaraan angkutan kota dan pribadi di kota ini agar turut serta menyikapi MTR sebagai gerakan bersama mewujudkan Makassar 2 kali tambah bersih,” ujar Marimin Tahir kepada Inspirasi di ruang kerjanya, awal Juni.
Menurut mantan Sekretariat Dewan (Sekwan) DPRD Kota Makassar ini, salah satu upaya melibatkan angkutan kota dalam gerakan kebersihan, maka pihaknya akan menyediakan bak sampah untuk setiap angkot. Tujuannya hanya satu, penumpang tidak membuang sampah di jalanan. Di Kota Makassar terdapat sekitar 5000-an angkota kota yang melayani 14 trayek.
“Kami harapkan bak sampah itu nantinya digunakan dengan baik. Apalagi, bapak Walikota dan Wakil Walikota Makassar sangat konsern dengan gerakan kebersihan. Jika kota ini bersih, tentunya bukan saja berimbas pada kesehatan masyarakat, melainkan juga kota Angin DMamiri ini lebih nyaman, dan indah dilihat. Apalagi, agama menyebutkan, kebersihan itu sebagian dari iman,” ujar ayah lima orang anak ini.
Marimin lahir 4 Mei 1958 di Bone. Setelah tamat SMA, dia melanjutkan kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar. Sejak menjadi mahasiswa, sudah menjadi pelatih karate. Dari lembaga bela diri, dia menemukan pujaan hatinya, Dian Salostianingsih. Puteri seorang dosen. Keduanya melangsungkan pernikahan pada 25 Januari 1997.
Marimin diterima sebagai PNS pada 7 Agustus 1988. Dia ditempatkan di Bappeda Kota Makassar. Kemudian menjadi Kepala Seksi Ekonomi, pertambangan dan energy. Karena memiliki kenija cukup baik, Marimin dimutasi ke bagian perencanaan, Inspektorat. Karir Marimin terus menanjak.
Dari Inspektorat dimutadi ke Dinas perhubungan, sebagai Kasubdin Perhubungan Laut, kemudian ke bagian pengendalian operasional. Tujuan tahun kemudian dipercayakan sebagai Kasat PP dan Sekwan. Dari Sekwan kemudian dipercayakan memegang amanah sebagai Kadis Perhubungan menggantikan H Sabri. Menyinggung kiat sukses memegang sejumlah jabatanpenting, Marimin hanya berujar, bekerja maksimal dan selalu bertawakkal kepada sang khalik, Allah SWT. (din)