INSPIRASIMakassar.com, Makassar – Setiap tahun angka penderita kanker payudara semakin meningkat. Angka statistik menunjukkan, sekitar 70 persen penderita kanker itu dari kasus stadium lanjut. Sebaliknya di Jepang angkanya hanya 13 persen.
Mencegah penyakit ini maka harus menghindari rokok, olah raga teratur serta menikah dan menyusui. Banyak makan buah dan sayur, kendalikan stress, kenali riwayat keluarga yang pernah menderita kanker.
Demikian ditegaskan Ketua Makassar Cancer Care Community ( MC3), Dr.Nurlinah Subair, M.Si, dalam seminar sehari di Makassar, Sabtu (14/5/2016). Seminar mengusung tema, Deteksai Dini Kanker Payudara, Menuju Indonesia Bebas Kanker Payudara Stadium Lanjut Tahun 2030.
Tampil selaku nara sumber, Prof.Dr.Abdul Kadir Ph.d , Sp. THT (KL).K.Mars , membawakan makalah, Upaya Prefentif Deteksi Kanker Payudara. Dr. Sonar Soni Panigoro, Sp.B.Onk.M.EPID (Dilemma Antara Terapi Medis Alternatif Mana yang Terbaik dan Termurah. Dr. Walta GautamaSp.B (K) Onk (Pengobatan Kanker Payudara Tanpa Operasi Mungkinkah Terjadi). Prof.Dr.Hj.Pudji Astuti Daud (Nutrisi Terbaik Mencegah Kanker Payudara), ungkap Dosen Dipekerjakan Kopertis (DPK) di FKIP Unismuh Makassar ini.
Penyebab penderita kanker payudara terlambat datang ke dokter atau tenaga medis, karena penderita tidak mengerti tentang penyakit kanker, kurang memerhatikan payudara, takut diopersi serta percaya pada obat-obat tradisionil, dukun dan paranormal, tegas doktor sosiologi poembangunan PPs-UNM ini.
Mendeteksi dini kanker payudara dapat dilakukan dengan SADARI ( Periksa Payudara Sendiri), setelah haid hari ke-10, karena 80 persen benjolan dapat diketahui dengan SADARI serta Mammografi dan USG Payudara setahun sekali, tandas Wakil Ketua PKK Kota Makassar ini.
Seminar terselenggara berkat kerjasama antara PKK Kota Makassar, Yayasan Kanker Payudara Indonesia, Makassar Cancer Care Community ( MC3 , Darma wanita Persatuan Kota Makassar dan PANIN BANK. (ulla/yahya)