Tak hanya terkenal dengan keindahan lautnya, Nusa Tenggara Timur (NTT) juga dikenal dengan sebutan Negeri Seribu Bukit. Julukan ini disematkan lantaran provisni beribukota Kupang ini memiliki total 550 pulau yang indah indah.
NTT, pernah dinobatkan sebagai destinasi terbaik di dunia, versi Lonely Planet. Berdasarkan kategori Best Value itu, Lonely Planet, melihat daerah ini menyimpan banyak keindahan alam yang menawan. Sebagian orang menyebutnya, sebagai “Surga” tersembunyi. Makanya, sekalipun membutuhkan biaya cukup gede, namun seimbang dengan apa yang akan disaksikan.
Makanya, tak heran usai menghadiri Rakernas Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Komunikasi Penanggulangan Terorisme (FKPT) se Indonesia, 2-5 Maret 2021 sebagian pesertanya (termasuk dari Sulawesi Selatan) memanfaatkan waktu luang untuk menikmati keindahan alam dan wisata bahari di sana.
Sekretaris FKPT Sulawesi Selatan, Dr.Musdalifah A Machmud,M.Si yang menggantikan Ketua Bidang Perempuan dan Anak FKPT Sulsel pun terlihat begitu sumringah. Ia mengagumi alam yang begitu mempesona. Bahkan, Ketua III PW Muslimat NU Sul-Sel ini menyebut, alam NTT begitu indah.
Rakernas BNPT/FKPT 33 Provinsi berlangsung tiga hari (2-5 Maret 2021) itu dibuka Ketua BNPT, Irjen Pol Boy Rafli Amar itu juga dihadiri Bupati Manggarai Barat, Editasius Endi. FKPT Sulsel ketua Dr.H.Muammar Bakri,MA.
Dr.Musdalifah A.Machmud yang juga akademisi Universitas Islam Makassar (UIM) ini pun memposting berbagai lokasi berlatar belakang pantai, gunung, dan lautan yang memesona di laman Facebook-nya. Dia memulainya dari gunung Padar kemudian Pantai Pink, ke Komodo, dan terakhir berenang di Pantai Kanawa.
“Berkunjung ke sini (Pulau Kanawa), kami bendar-benar tidak boleh melewatkan keindahan baharinya,” tutur dosen Fakultas Pertanian UIM ini, kepada Inspirasimakassar.com, Kamis, 18 Maret 2021.
Kanawa island di Labuan Bajo, demikian Ifa—sapaan akrab perempuan Bugis kelahiran Bulukumba ini, terletak di sebuah pulau kecil dengan ribuan bintang laut cantik bertebar di sepanjang pantainya. Pulau yang biasa orang lokal menyebutnya, sebagai Kanawa ini tidak akan habis rasanya untuk menceritakan salah satu dari sekian ribu keindahan yang ada di sana.
Berada di Labuan Bajo ini, sekaligus merasakan keindahan matahari terbenam. Tidak lain, daerah ini dijuluki kota seribu matahari terbenam, karena dari sudut mana pun, pemandangan matahari terbenam bisa dinikmati. Di sini, snorkeling dan diving merupakan hal yang wajib dicoba di pulau ini. Pengunjung dapat menikmati beberapa biota laut di pesisir pantai seperti kepiting laut. Keindahan bawah lautnya begitu istimewa.
Kendati demikian, ada beberapa spot populer yang digadang sebagai tempat terbaik menyaksikan senja di sana. Beberapa di antara adalah Puncak Waringin, Bukit Sylvia, dan Bukit Cinta.
Saat mengunjungi Pulau Kanawa, Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kota Makassar, sekaligus Ketua LP2M UIM 2016/2019 ini bersama rekan rekannya langsung menyebur ke laut. Berenang sepuasnya. Apalagi, pulau ini, menjadi salah satu tujuan paling diminati wisatawan lokal, maupun wisatawan mancanegara.
Berada pada bentangan 35 hektar, pulau dengan pasir putih ini memiliki pemandangan bahari yang sangat luar biasa. Hanya dipisahkan oleh Pulau Pungu Besar atau Pulau Kelor yang juga merupakan salah satu tujuan spot destinasi sailing tour komodo.
Ribuan hewan jenis invertebrata yang termasuk dalam filum Echinodermata dan kelas Asteroidea atau disebut bintang laut (starfish) bersembunyi di tanaman lamun yang berserakan di atas pasir putih.
Objek wisata ini dikelola seseorang berkewarganegaraan Italia. Sebelum dikelola olehnya, pulau ini lebih dahulu dikelola oleh penduduk setempat. Namun, kondisinya pun menjadi kurang terawat.
Saat memasuki kawasan Taman Nasional Komodo, demikian Wakil Bendahara Pengurus APTISI IX Sulawesi, pengunjung langsung menemukan pantai yang sangat unik. Biasanya, hamparan pasir pantai berwarna putih atau hitam. Anehnya, pantai ini punya hamparan pasir berwarna merah muda. Warnanya mencolok, apalagi saat terkena sinar matahari.
Dekan Pertanian UIM 2005/2009, 2009/2011 dan Wakil Rektor UIM (2011/2014) ini bersama rekan rekannya juga tidak ketinggalan menyempatkan diri mengunjungi Pantai Tangsi atau yang lebih dikenal dengan Pantai Pink. Letaknya di Desa Sekaroh, Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur. Desa ini adalah sebuah destinasi wisatawan yang menarik dan patut untuk dikunjungi karena keunikannya.
Pantai Pink, urai Kepala Biro Umum,SDM & Keuangan UIM (2020/Sekarang), merupakan pantai dengan pasir putih yang berwarna kemerah-merahan, karena perpaduan antara warna putih dengan warna merah sehingga pasir di pantai Pink mirip dengan warna merah muda.
Warna pink pada pasir pantai ini terjadi karena pasir putih yang menyatu dengan butiran terumbu karang berwarna merah, dan berefek kemerahan setelah bercampur air laut, kemudian pantulan sinar matahari sehingga membuat warna pink pada pasir ini semakin terlihat. Warna pink pada pasir pantai ini sangat bervariasi, pagi hari 20-30%, siang hari 50% dan semakin sore, warnanyapun akan terlihat jelas, antara 80-90 %. Wah sungguh sangat menawan. (din-bees–dapat dibaca di majalah Inspirasi edisi Maret 2021)