Wakil Dekan III Fakultas Hukum UMI Makassar, Dr.H.M.Kamal Hidjaz, SH, MH bersama dengan penulis. (ist)
Wakil Dekan III Fakultas Hukum UMI Makassar, Dr.H.M.Kamal Hidjaz, SH, MH bersama dengan penulis. (ist)

Makassar – Setiap mahasiswa memiliki  karakter yang berbeda. Ada di antara mahasiswa itu   yang sabar, apatis, temperamental dan lain sebagainya. Beragam  karakter dimiliki para mahasiswa, dalam menghadapinya berbeda pula strateginya, salah satu di antaranya adalah  menggunakan pola pendekatan persuasif.

Demikian ditegaskan Wakil Dekan III Fakultas Hukum Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Dr.H.M.Kamal Hidjaz, SH, MH, di ruang kerjanya, beberapa waktu lalu.

Dikatakan, masih segar dalam ingatan sekitar  2 tahun lalu, mahasiswa UMI Makassar melakukan aksi demo  menuntu penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).   Akibat dari aksi itu menyebabkan kemacetan panjang di jalur  Jalan Urip Sumihardjo.

Apalagi pada demo itu,   ada  warga sekitar lokasi aksi di  Pampang Makassar yang tewas saat itu. Selang beberapa hari setelah demo itu, kebijakan kampus  mengeluarkan surat Drop Out (DO) kepada 4 mahasiswa   dan memberikan sanksi skorsing kepada mahasiswa hukum lainya, kata Ketua Unit Pengembangan Kemahasiswaan Kopertis IX Sulsel ini.

Strategi ditempuh guna meredam aksi demo yang anarkhis dengan melakukan cara  persuasif agar mahasiswa taat aturan. Para mahasiswa  mempunyai karakter yang berbeda-beda, jadi  pendekatan yang dilakukan adalah dengan cara-cara persuasif dengan mereka, apalagi para mahasiswa  cerdas dan kreatif, tegas salah salah seorang pengurus KAHMI Sulsel ini.

Salah satu kebijakan yang ditempuh  yakni kadang mengajak mahasiswa ke  Warung Kopi. Menurutnya,  ini adalah salah satu  cara melakukan pendekatan persuasif  lebih santai dalam berkomunikasi.

Pada kondisi kekinian, para  mahasiswa itu sudah  meminta izin  ke fakultas  dan wakil rektor III jika mereka akan melakukan demo dan mengirimkan surat ke pihak berwajib, karena jika tidak, aksi demo yang mereka akan gelar  dianggap illegal, ujar doktor ilmu hukum PPs-Unhas ini.

Memberikan keterampilan dan nilai tambah kepada mahasiswa dengan mendorong pada kegiatan ekstrakurikuler sesuai  bakat dan keterampilan masing-masing mahasiswa, ada bidang olahraga, seni, wirausaha, dan keterampilan diri lainnya.

Kebijakan itu dilakukan agar mahasiswa setelah merampungkan studinya sudah memiliki modal keterampilan selain penguasaan materi studi ilmu hukum, sehingga memungkinkan mahasiswa semakin berdaya saing, tandas mantan Ketua STIE YPUP Makassar ini.  (Citizen Reporter: Andi Sholihin, Mahasiswa Komunikasi UMI Makassar Melaporkan dari Makassar)

 

 

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here