Makassar, Inspirasimakassar.com:
Bank Indonesia Sulawesi Selatan menyebut penyumbang inflasi di Sulawesi Selatan selama bulan Mei 2022, yaitu Transportasi dan Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga dengan inflasi masing-masing sebesar 1,99% dan 0,52% (mtm), Inflasi kelompok Transportasi memiliki andil sebesar 0,23%, terutama didorong oleh kenaikan tarif angkutan udara akibat meningkatnya permintaan seiring pelonggaran pembatasan perjalanan masyarakat pada momen cuti bersama Hari Raya Idul Fitri.
Sementara inflasi kelompok Perumahan, Air, Listrik dan Bahan Bakar Rumah Tangga terutama berasal dari kenaikan tarif air minum PAM. Disisi lain, kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau mengalami deflasi sebesar -0,23% (mtm), terutama disebabkan oleh menurunnya harga cabai rawit, cabai merah, bayam, dan tomat, seiring pasokan yang tetap terjaga.
Direktur Eksekutif Bank Indonesia Sulawesi Selatan, Causa Iman Karana mengatakan, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengalami inflasi sebesar 0,28% (mtm) atau lebih rendah dibandingkan inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 1,21% (mtm) selama bulan Mei 2022, dimana penyumbang tertinggi inflasi dari kelompok Transportasi dan Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga dengan inflasi masing-masing sebesar 1,99% dan 0,52% (mtm) dan Inflasi kelompok Transportasi memiliki andil sebesar 0,23%.
Namun secara secara spasial, dari 5 kota IHK (Buukumba, Makassar, Palopo, Pare-pare, dan Watampone) di Sulsel, inflasi bulanan tertinggi dialami oleh Kota Pare-pare sebesar 1,88% (mtm), sedangkan inflasi bulanan terendah dialami oleh Kota Makassar yaitu sebesar 0,13% (mtm), jelasnya.
Secara tahun kalender, kata Dia, inflasi Sulsel tercatat sebesar 2,58% (ytd) atau meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 2,29% (ytd). Sementara itu, secara tahunan, Sulsel mengalami inflasi sebesar 3,33% (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi Nasional sebesar 3,55% (yoy) dan berada dalam sasaran inflasi nasional tahun 2022 yaitu 3,0±1%.
“Inflasi secara umum, dipicu moment Hari Raya Idul Fitri yang dirayakan pada bulan Mei 2022 sehingga turut mempengaruhi realisasi inflasi di Sulsel. Disebabkan adanya peningkatan konsumsi masyarakat selama periode Hari Raya Idul Fitri dan mendorong terjadinya kenaikan harga komoditas. Meskipun demikian, realisasi inflasi Sulsel tetap berada pada level yang terkendali. Hal ini tidak terlepas dari berbagai upaya yang telah dilakukan oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sulsel dalam menjaga stabilitas harga”, tutup Causa Iman, Jum’at 3 Juni 2022. (*)