Makassar, Inspirasimakassar,com:
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar diwakili Dr.H.Waspada Santing,M.Sos,I, MH.I, meminta para da’i, atau pemuka agama Islam lainnya, agar selalu mendengungkan pesan pesan agama, dengan mengkaitkan zakat sebagai penguatan ekonomi ummat.
Pernyataan Wakil Ketua III Bidang Adminitrasi, Pelaporan, dan Keuangan itu di sela sela Sosialisasi dan Silaturahim PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Tbk, bersama BAZNAS Kota Makassar, Selasa, 27 Maret 2023. Usai sosialisasi dilanjutkan buka puasa bersama.
Selain dihadiri Relationship Manager Kantor Pusat Islamic Ecosistem Solution Group (ISE)-Achmad Syaifudin, Relationship Manager–Muzammil Basyar, serta Area Manager BSI Cabang Makassar–Nugroho Agung Dewanto, hadir pula Wakil Ketua II Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS Makassar, H.Jurlan Em Saho’as, Kepala Pelaksana BAZNAS, H.Arifuddin, Kabag I Bidang Pengumpulan Andi Fifi Ragani, Kabag IV Astin Setiawan dan sejumlah staff pelaksana BAZNAS Makassar. Hadir pula para Unit Pengumpul Zakat (UPZ) yang berpangkalan di masjid, bentukan BAZNAS Makassar.
Dr.H.Waspada Santing,M.Sos.I, MH.I meminta, jika saja dalam ceramah agama, para da’i juga menjabarkan pemahaman kewajiban berzakat, berinfak, dan bersedekah sebagai proyek yang tak pernah selesai. Pasalnya, didalamnya ada nilai-nilai religiusitas.
“Dan, BAZNAS sebagai lembaga zakat, akan terus berupaya memperkuat dan mendorong kesadaran masyarakat muslim berzakat sebagai simbol kesalehan. Ini tidak terlepas dari tuntunan Al-Qur’an, sekaligus rukun Islam ketiga,” jelasnya.
Pernyataan WS–sapaan akrab pria kelahiran Enrekang ini, tidak terlepas dari potensi zakat, infak, dan sedekah di kota yang dipimpin Walikota Moh.Ramdhan Pomanto yang begitu besar. Rp.1,4triliun. Pantastis. Angka ini hanya baru terserap sekitar Rp9 miliar yang diraih BAZNAS Makassar, pada tahun lalu, 2022. Sangat kecil.
Sekalipun demikian, Ketua Gerakan Nasional Anti Narkoba Majelis Ulama Indonesia (Ganas-Annar MUI) Sulsel pun menyakini, tahun tahun mendatang, angka perolehan zakat bakal terus bertumbuh, sekaitan dengan kehadiran berbagai Lembaga Amil Zakat (LAZ). Tentunya yang berizin.
“Jika LAZ berizin di Makassar mampu mengumpulkan masing masing Rp3 miliar saja, maka setiap tahun Rp63 miliar yang terkumpul. Kalau ditambahkan dengan BAZNAS Makassar, maka menjadi sekitar Rp72 miliar. Makanya, jika diperkuat dengan peran Unit Pelaksana Zakat (UPZ) yang berpangkalan di masjid yang jumlahnya di atas 1000, sekaligus mereka bekerja maksimal, tentunya angkanya lebih besar,” jelasnya.
Di sela sela sosialisasi Achmad Syaifudin memaparkan berbagai kiat meraih zakat. Relationship Manager Kantor Pusat Islamic Ecosistem Solution Group (ISE) ini mengharapkan, BAZNAS dengan jajarannya memanfaatkan ruang ruang kosong, atau yang belum tersentuh untuk meraih zakat ummat yang lebih besar. Caranya, memperkuat penggunaan instrumen-instrumen, dan implementasi manajemen modern.
Pria yang mengaku berdarah Bugis Bone yang kini menetap di Jakarta itu pun menggugah peserta sosialisasi, termasuk BAZNAS Makassar. Pasalnya, selain mengungkap sejarah kehadiran BSI, yakni, melalui proses merger tiga bank terbesar di Indonesia, masing maisng PT BRI Syariah Tbk (BRIS), PT.BNI Syariah (BNIS), serta PT.Bank Mandiri Syariah (BMS). Penggabungan ketiga bank ini diresmikan Presiden Jokowi, pada 1 Februari 2021. Sekalipun baru seumur jagung, namun zakat perusahaan yang dikeluarkan BSI cukup besar. Lebih Rp122 miliar.
Menurutnya, semakin berumur, tentunya, zakat yang dikeluarkan BSI akan terus bertumbuh. Apalagi, kehadiran bank ini, tidak sekadar meraih pendapatan semata, melainkan lebih dari itu memakmurkan ummat Islam, tentunya melalui penyerahan zakat ke BAZNAS pusat.
“Itu berarti, semakin bertambah tahun operasi BSI, tentunya semakin pula meraih keuntungan. Itu artinya pula, semakin bertambah zakat yang dikeluarkan. Dengan demikian, sebagai muzakki, tentunya akan memberikan zakat yang lebih besar dari tahun tahun sebelumnya,” terangnya, seraya menyakini jika telah dikeluarkan zakat, maka pendapatan bukan saja benar benar bersih, melainkan akan terus bertumbuh.
Pernyataan senada dikemukakan Muzammil Basyar dan Nugroho Agung Dewanto. Keduanya juga memaparkan berbagai tips dan keunggulan BSI. Sosialisasi diakhiri tanya jawab yang berjalan santai.
Sebelumnya, pada salah satu kegiatan sosialisasi UPZ Masjid yang digelar BAZNAS Kota Makassar, Funding Transactio Relationship Manager BSI Area Makassar, Nurbaeti mengakui, program di BSI tentunya memberikan kemudahan kepada Lembaga Amil Zakat (LAZ). Tentunya LAZ di Kota Makassar, khususnya dalam menghimpun dana para muzakki, atau pemberi donasi.
Nurbaeti juga menyinggung sejumlah jenis tabungan yang ada di BSI. Salah satunya, Easy Wadiah. Tabungan jenis ini juga menggunakan mata uang rupiah. Namun sesuai namanya, akad yang digunakan pada tabungan ini merupakan akad wadiah yad dhamanah. Dalam hal ini nasabah dapat menitipkan dananya ke BSI tanpa khawatir, karena akan dikelola berdasarkan nilai-nilai syar’i. “Minimal setoran awal Rp100.000,” tuturnya.
Giro wadi’ah adalah simpanan pihak ketiga,baik perorangan, maupun badan hukum dengan prinsif syariah, dimana penarikannya dapat dilakukan sewakrtu waktu dengan menggunakan cek, bilyet giro, atau pemindahan bukuan.
“Tentunya,seluruh transaksi di BSI memudahkan pengontrolan keuangan selama 24 jam. Termasuk fasilitas virtual account sangat mudah. Dengan demikian memudahkan para muzakki ,” tuturnya, seraya menambahkan, apa yang dipersembahkan BSI tidak lain untuk menjawab tantangan zaman digital yang demikian maju saat ini, sehingga seluruh komponen harus terdigital dengan baik dan benar. Malah dapat mengontrol perkembangan transaksi di kantor atau rumah masing masing. (din pattisahusiwa).