Jakarta -Bank Indonesia (BI) telah menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 7% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) kemarin. Ini merupakan kali kedua di tahun ini. Setelah pada Januari lalu juga ada penurunan sebesar 25 basis poin.
Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara menilai respons perbankan akan diawali dengan penurunan bunga dana. Baru selanjutnya adalah bunga kredit.
“Dampaknya ke perbankan terasanya di suku bunga dana dulu. Sehingga bank bisa menawarkan bunga dana yang lebih murah. Kemudian setelah diharapkan tentu perbankan bisa turunkan bunga kreditnya,” ungkap Mirza saat bincang-bincang di Kantor Pusat BI, Jakarta, Jumat (19/2/2016).
Mirza menjelaskan, tidak semua bunga kredit dapat diturunkan secara sekaligus. Bank akan memprioritaskan, kecenderungan bunga kredit yang diturunkan lebih dulu adalah kredit perumahan rakyat (KPR).
“Biasanya di segmen kredit yang kompetisinya banyak, misalnya KPR. Itu biasanya bunga kredit bisa lebih dulu turun. Kalau yang kurang banyak kompetisinya itu seperti mikro mungkin belum,” jelasnya.
Mirza mengakui realisasinya tidak akan langsung terasa dalam waktu dekat. Perlu waktu untuk bank-bank menghitung kembali dan mengamati perkembangan yang ada.
“Memang kemudian ada pertanyaan, kapan bunga kredit turun. Ini kan bukan seperti mesin pakai komputer dipencet langsung terjadi. Tapi namanya kebijakan moneter pasti ada waktu untuk menjadi dampak ke sektor riil,” pungkasnya. (*)