Makassar, Inspirasimakassar.com;
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar menjadi inspirator bagi BAZNAS di kabupaten/kota. Makanya, lembaga pemerintah nonstruktural yang dipimpin H.Ashar Tamanggong inipun menjadi rujukan berbagai BAZNAS di tanah air. Belum lama ini, BAZNAS Majene Provinsi Sulawesi Barat, maupun BAZNAS Kabupaten Kampar, Provinsi Riau menggali potensi zakat. Senin, 6 Desember hari ini, BAZNAS Kabupaten Sinjai pun melakukan hal serupa.
Kehadiran BAZNAS Sinjai, didampingi Ketua DPRD Sinjai, Jamaluddin, bersama sejumlah anggota Komisi I Bidang Hukum dan Pemerintahan.
Jamaluddin di sela sela kunjungan yang diterima Ketua I Bidang Pengumpulan BAZNAS Makassar, Ahmad Taslim didampingi Ketua II, H.Jurlan Em Saho’as mengemukakan, kedatangannya di Kantor BANZAS Makassar, Jalan Teduh Bersinar, Kecamatan Rappocini Makassar, lantaran berbagai program BAZNAS Makassar telah “merangsang” mereka untuk menggali berbagai potensi mengelola zakat.
Menurutnya, BAZNAS Makassar memang menjadi target. Pasalnya, berbagai potensi zakat dan pendalaman yang telah dijelaskan baik oleh Ahjmad taslim, maupun H.Jurlan Em Saho’as akan dijadikan sebagai bahan untuk dikaji bersama setelah kembalinya ke Sinjai.
Tujuan lain dari kunjungan ini, dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia di BAZNAS Sinjai, khususnya berkaitan dengan peningkatan optimalisasi pengumpulan dan pendistribusian, atau pemberdayaan zakat, infaq, dan shadaqah (ZIS). Termasuk, pengelolaan ZIS, hingga kiat sukses menjalankan roda organisasi.
Di hadapan rombongan, baik Ahmad Taslim, maupun H.Jurlan Em Saho’as menjelaskan, keberhasilan badan yang dilantik Walikota Makassar, Moh.Ramdhan Pomanto, April lalu, bukan kerja orang perorang, melainkan kerja tim yang maksimal. Yakni, melibatkan seluruh komponen, utamanya pemerintah Kota Makassar, berbagai lembaga pemerintah, termasuk masyarakat, dan para muzakki.
Ahmad Taslim juga mengurai berbagai program kerja. Sebut saja, Saudagar Tangguh Baznas yang dikemas dalam bentuk Bantuan Operasional Dhuafa Produktif. Bantuan Opersional Dhuafa Produktif ini, setidaknya karena kebanyakan pelaku UMKM, kurang memiliki kemampuan atau kecakapan untuk meningkatkan produktivitas. Malah, masih ada pelaku ekonomi kecil ini menjatuhkan pilihan kepada rentenir. Akibatnya, keuntungan mereka dihabiskan untuk membayar utang ke rentenir.
“Nah, salah satu jalan meningkatkan dan mengangkat pelaku UMKM, maka BAZNAS Kota Makassar menghadirkan program Bantuan Operasional Dhuafa Produktif tersebut. Kami meyakini, program ini dapat membangkitkan pelaku ekonomi ummat, sekaligus dapat mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri layaknya Saudagar Tangguh. Hanya saja, para penerima harus melalui proses asesemen. Jumlahnya, mulai Rp2000.000, hingga Rp7000.000, tanpa pengembalian,” ujar Juirlan Em Saho’as.
Jurlan menambahkan, BAZNAS tidak sekadar memberikan bantuan operasional tersebut, melainkan mendampingi penerima dalam hal, memanej agar usaha mereka berkembang. Program lainnya adalah, memberikan beasiswa bagi kaum dhuafa mulai SD, SMP, MIN, MTsN, MAN, hingga S1. Sunatan massal bagi 500 orang juga menjadi program Baznas hingga akhir Desember mendatang. Dan, pembagian makanan di kantong kantong kemiskinan, utamanya di emperan emperan jalan dan emperen toko. Jumlahnya 150 boks setiap jumat.
Ahmad Taslim menambahkan, dalam menjalankan amanah, maka BAZNAS tidak boleh main main dalam hal zakat. Baznas mengetahui betul para mustahik seperti diisyartakan dalam 8 golongan atau asnaf. Yakni, fakir, miskin, riqab atau biasa disebut sebagai hamba sahaya, gharim– orang yang memiliki hutang dan kesulitan melunasinya, mualaf, yaitu orang yang baru memeluk agama Islam untuk merasakan solidaritas. Termasuk, fiisabilillah– pejuang agama Islam, ibnu sabil– orang yang kehabisan bekal dalam perjalanan jauh, serta amil– orang yang menyalurkan zakat. (din pattisahusiwa)