Makassar, Inspirasimakassar.com: Guna mendorong kinerja, dan memenuhi target perolehan zakat, infak, dan sedekah (ZIS), Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat terus berbenah diri. Lembaga pemerintah nonstruktural di provinsi pecahan Sulawesi Selatan ini pun berguru penggunaan aplikasi Sistem Informasi Manajemen BAZNAS, atau SIMBA di BAZNAS Kota Makassar, Senin 15 Mei 2023.
Dipimpin Wakil Ketua III Bidang Perencanaan, Pelaporan, dan Keuangan BAZNAS Mamuju, Muhlis bersama enam staf pelaksana diterima Wakil Ketua I Bidang Pengumpulan BAZNAS Kota Makassar, Ahmad Taslim Matammeng.
Muhlis menjelaskan maksud kunjungan, yaitu belajar aplikasi Simba di BAZNAS yang selain memiliki track record yang bagus, juga dalam berbagai bidang, utamanya pengelolaan zakat, BAZNAS Kota Makassar terpercaya, berpengalaman, dan tentunya unggul dari BAZNAS lainnya.
Tujuan lain dari kunjungan ini, dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia di BAZNAS Mamuju, khususnya berkaitan dengan peningkatan optimalisasi pengumpulan dan pendistribusian, atau pemberdayaan zakat, infaq, dan shadaqah (ZIS). Termasuk, pengelolaan ZIS, hingga kiat sukses menjalankan roda organisasi.
Muhlis mengakui, saat dirinya dan rekan rekan komisioner BAZNAS Mamuju yakni Mustafa Kampil (ketua), H. Asraruddin (wakil ketua I), Basri A Muin (wakil ketua II), dan Rehang Mas’ud (wakil ketua IV) menjalankan tugas, data Simba pun raib.
“Karena data Simba di BAZNAS Mamuju tidak ada, makanya, kami ke BAZNAS Kota Makassar ini untuk belajar kembali. Kami bawa staf pelaksana agar mereka betul betul memperlajari kembali aplikasi Simba. Kami menyarankan staf untuk serius, seklaigus meminta nomor HP staf pelaksana BAZNAS Makassar, agar jika kami membutuhkan, kami bisa menghubungi kembali,” harapnya.
Di bagian lain, Muhlis mengemukakan, seluruh jajaran BAZNAS Mamuju akan menggiatkan berbagai program, utamanya yang bersentuhan dengan delapan asnaf, atau delapan golongan seperti tersirat dalam Al-Qur’an.
Seperti diketahui, ke delapan asnaf tersebut tersirat dalam surat At-Taubah ayat 60. Yakni, fakir, miskin, riqab atau biasa disebut sebagai hamba sahaya, gharim– orang yang memiliki hutang dan kesulitan melunasinya, mualaf, yaitu orang yang baru memeluk agama Islam untuk merasakan solidaritas. Termasuk, fiisabilillah– pejuang agama Islam, ibnu sabil– orang yang kehabisan bekal dalam perjalanan jauh, serta amil– orang yang menyalurkan zakat.
Pensiunan Aparatur Sipil Negara (ASN) ini menambahkan, pergerakan komisoner dan staf pelaksana BAZNAS Mamuju saat ini mulai kelihatan. Apalagi, saat ini didukung penuh Bupati, Sutinah Suhardi.
“Kami akan terus berbenah, dan kami akan membuktikan, jika kerja kerja untuk ummat dan keummatan akan lebih baik. Apalagi, kami telah didukung dengan APBD yang sekalipun tidak sebesar BAZNAS Makassar,” tutupnya.
Sebelumnya, Ahamd Taslim Matammeng menyambut baik kunjungan BAZNAS Mamuju. Ia menyebutkan, lembaga Amil yang beralamat di Jalan Teduh Bersinar Nomor 5, Kecamatan Rappocini yang dipimpinnya bersama HM.Ashar Tamanggong (ketua), H.Jurlan Em Saho’as (wakil ketua II), dan Waspada Santing (wakil ketua III) selalu menerima kunjungan dari berbagai BAZNAS di tanah air.
“Kami sendiri tidak tahu, mengapa BAZNAS kabupaten, dan kota lainnya di tanah air selalu menjatuhkan pilihan ke BAZNAS Makassar. Sekalipun demikian, kami tentunya bersyukur bisa berbagi pengalaman, bisa berbagi kiat sukses ber-BAZNAS,” tuturnya.
Di hadapan tim BAZNAS Mamuju, Ahmad Taslim, menjelaskan, keberhasilan badan yang dilantik Walikota Makassar, Moh.Ramdhan Pomanto, April 2021, bukan kerja orang perorang, melainkan kerja tim yang maksimal. Yakni, melibatkan seluruh komponen, utamanya pemerintah Kota Makassar, berbagai lembaga pemerintah, termasuk masyarakat, dan para muzakki.
Mantan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di masanya itu mengakui, kedatangan BAZNAS Mamuju di BANZAS Makassar, lantaran berbagai programnya “merangsang” mereka untuk menggali berbagai potensi mengelola zakat.
Dikonfirmasi terpisah, H.Jurlan Em Saho’as menambahkan, berbagai program kerja. Sebut saja, Saudagar Tangguh Baznas yang dikemas dalam bentuk Bantuan Operasional Dhuafa Produktif. Bantuan Opersional Dhuafa Produktif ini, setidaknya karena kebanyakan pelaku UMKM, kurang memiliki kemampuan atau kecakapan untuk meningkatkan produktivitas. Malah, masih ada pelaku ekonomi kecil ini menjatuhkan pilihan kepada rentenir. Akibatnya, keuntungan mereka dihabiskan untuk membayar utang ke rentenir.
“Nah, salah satu jalan meningkatkan dan mengangkat pelaku UMKM, maka BAZNAS Kota Makassar menghadirkan program Bantuan Operasional Dhuafa Produktif tersebut. Kami meyakini, program ini dapat membangkitkan pelaku ekonomi ummat, sekaligus dapat mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri layaknya Saudagar Tangguh. Hanya saja, para penerima harus melalui proses asesemen. Jumlahnya, mulai Rp2000.000, hingga Rp7000.000, tanpa pengembalian,” ujar Jurlan Em Saho’as.
Jurnalis yang uga seniman ini menambahkan, BAZNAS tidak sekadar memberikan bantuan operasional tersebut, melainkan mendampingi penerima dalam hal, memanej agar usaha mereka berkembang. Program lainnya adalah, memberikan beasiswa bagi kaum dhuafa mulai SD, SMP, MIN, MTsN, MAN, hingga S1. Sunatan massal bagi 1000 orang juga menjadi program Baznas hingga akhir Desember mendatang. Dan, pembagian makanan di kantong kantong kemiskinan, utamanya di emperan emperan jalan dan emperen toko. Jumlahnya 150 boks setiap jumat. (din pattisahusiwa)