Makassar, Inspirasimakassar.com:
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar, bekerjasama Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar menggelar sunatan massal bagi 50 anak dari keluarga dhuafa, atau kurang mampu di Pampang. Sunatan massal yang berlangsung di Auditorium Aljibra, kampus UMI Makassar ini berlangsung , Senin, 20 Juni 2022.
Prof.Arifuddin Ahmad, mewakili Ketua BAZNAS Kota Makassar mengaku, BAZNAS terus melakukan langkah proaktif , khususnya yang bersinggungan dengan ummat dan keummatan. BAZNAS juga, tidak henti hentinya melakukan berbagai kegiatan, guna mengangkat taraf hidup dan kehidupan kaum dhuafa, di kota yang dipimpin Mohammad Ramdhan Pomanto dan Fatmawati Rusdi ini.
Menurut Pembina BAZNAS Kota Makassar ini, kehadiran BAZNAS dibawah kepemimpinan HM.Ashar Tamanggong, bersama tiga komisioner lainnya (Ahmad Taslim, H.Jurlan Em Saho’as, dan H.Waspada Santing) saat ini terus mengibarkan gerakan senyum bagi kaum dhuafa. Salah satunya, sunatan massal gratis.
“Artinya, kehadiran BAZNAS Makassar di tengah tengah kaum dhuafa untuk mengangkat mereka agar lebih baik. Semakin banyak BAZNAS membantu masyarakat kurang mampu, apalagi, dalam kegiatan sunatan massal kali ini, selain gratis, anak anak juga mendapat bingkisan sarung dan uang tunai,” ujarnya.
Di bagian lain Prof.Arifuddin Ahmad mengharapkan, usia disunat dan kembali ke rumahnya, para keluarga yang telah disunat, bisa menjadi duta BAZNAS Kota Makassar. Tentunya, sebagai pertanggungjawaban BAZNAS, bahwa seluruh dana yang dikumpulkan BAZNAS melalui donasi para Muzakki, atau orang orang kaya, semuanya digunakan sesuai peruntukan, dan tepat sasaran.
Di sela sela sunatan massal, Wakil Ketua II Bidang Adminitrasi dan Keuangan BAZNAS Kota Makassar, Dr.H.Waspada Santing mengakui, tenaga medis yang diturunkan berasal dari Klinik BAZNAS Provinsi Sulawesi Selatan.
“Jadi para tenaga medis yang diturunkan BAZNAS Kota Makassar dalam sunatanmassal kali ini adalah mereka yang benar benar profesional. Para tenaga medis ini berasal dari Klinik BAZNAS Provinsi Sulawesi Selatan. Mereka memiliki kualitas dan profesional,” ujarnya.
Menurutnya, sunatan massal ini menggunakan metode laser. Metode ini tentunya mahal, yakni Rp1.500.000 hingga Rp2 juta per orang. Tetapi, orang tua tidak perlu membayar, karena ada donasi dari para Muzakki, maupun lembaga yang dikenai kewajiban membayar zakat, atas kepemilikan harta yang telah mencapai nisab, dan haul. Nah, di antara dana tersebut kemudian oleh BAZNAS menyalurkannya dalam bentuk sunatan massal, bagi anak keluarga dhuafa.
Menyinggung kolaborasi BAZNAS-UMI, Waspada Santing yang juga Ketua Gerakan Nasional Anti Narkoba (GANNAS-ANNAR) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel itu menyebutkan, merupakan langkah tepat, sekaligus mewujudnyatakan peran strategis BAZNAS Kota Makassar dengan berbagai elemen, khususnya,yang berkaitan dengan dunia kampus, ummat, dan bidang sosial kemasyarakatan.
“Bagi BAZNAS Kota Makassar, peran organisasi kemasyarakatan dan keagamaan dalam mensuskeskan visi dan misi harus terus didorong. Sunatan gratis salah satunya. Selain sunatan, BAZNAS juga memiliki berbagai program yang betul betul menyentuh kalangan kelas bawah,” tuturnya.
Sebelumnya, Rektor UMI Makassar, diwakili Wakil Rektor V Prof.Dr.Ir.H.Muh.Hattah Fattah,MS mengemukakan, seluruh jajaran UMI mengucapkan terima kasih kepada BAZNAS Kota Makassar yang telah berkolaborasi dengan kampus yang beralamat di Jalan Urif Sumoharjo tersebut. Menurutnya, sunatan massal kali ini sekaitan dengan Milad UMI ke -68 tahun.
Kepala Bidang II Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS Kota Makassar, Astin Setiawan dikonfirmasi terpisah menjelaskan, selain dihadiri jajaran rektoral UMI, juga Ketua BAZNAS Provinsi Sulawesi Selatan—dr.H.Muhammad Khidri Alwi, Pembina dan Wakil Ketua II BAZNAS Makassar (Prof. Arifuddin Ahamd dan Dr.H.Waspada Santing), Ketua Majelis Taklin UMI, Dr.Hj.Amirah K Basri Modding,SE,MM, serta orang tua peserta sunatan.
Astin menambahkan, tahun 2022 ini, BAZNAS memprogramkan menyunat bagi 1000 anak dari keluarga kaum dhuafa. Sejak Januari lalu, sudah tiga kali dilakukan penyunatan, dengan jumlah ratusan orang.
“Sekalipun dalam jumlah banyak, namun sunatan masal tetap mengedepankan protokol kesehatan. Jadi setiap anak yang mau disunat, maupun orang tua yang mengantar, semuanya harus protokol kesehatan. Minimal memakai masker,”ujarnya.
Seperti diketahui, berbagai program unggulan BAZNAS Kota Makassar tahun 2022 di antaranya Saudagar Tangguh Baznas yang dikemas dalam bentuk Bantuan Operasional Dhuafa Produktif. Bantuan Opersional Dhuafa Produktif ini, setidaknya karena kebanyakan pelaku UMKM, kurang memiliki kemampuan atau kecakapan untuk meningkatkan produktivitas. Malah, masih ada pelaku ekonomi kecil ini menjatuhkan pilihan kepada rentenir. Akibatnya, keuntungan mereka dihabiskan untuk membayar utang ke rentenir.
Salah satu jalan meningkatkan dan mengangkat pelaku UMKM, maka BAZNAS Kota Makassar menghadirkan program tersebut. Program ini dapat membangkitkan pelaku ekonomi ummat, sekaligus dapat mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri layaknya Saudagar Tangguh. Hanya saja, para penerima harus melalui proses asesemen. Jumlahnya, mulai Rp2000.000, hingga Rp7000.000, tanpa pengembalian.
Di sisi lain, BAZNAS tidak sekadar memberikan bantuan operasional tersebut, melainkan mendampingi penerima dalam hal, memanej agar usaha mereka berkembang. Program lainnya adalah, memberikan beasiswa bagi kaum dhuafa mulai SD, SMP, MIN, MTsN, MAN, hingga S1. Sunatan massal bagi 500 orang juga menjadi program Baznas hingga akhir Desember mendatang. Dan, pembagian makanan di kantong kantong kemiskinan, utamanya di emperan emperan jalan dan emperen toko. Jumlahnya 150 boks setiap jumat.
Dalam menjalankan amanah, BAZNAS tidak boleh main main dalam hal zakat. Baznas mengetahui betul para mustahik seperti diisyartakan dalam 8 golongan atau asnaf. Yakni, fakir, miskin, riqab atau biasa disebut sebagai hamba sahaya, gharim– orang yang memiliki hutang dan kesulitan melunasinya, mualaf, yaitu orang yang baru memeluk agama Islam untuk merasakan solidaritas. Termasuk, fiisabilillah– pejuang agama Islam, ibnu sabil– orang yang kehabisan bekal dalam perjalanan jauh, serta amil– orang yang menyalurkan zakat. (din pattisahusiwa)