Makassar, Pedomanku.id:

Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Makassar terus berkomitmen, dan senantiasa turut serta membantu masyarakat dalam menangani masalah kesehatan. Salah satunya, terkait beban tunggakan iuran pembayaran BPJS Kesehatan yang dialami, St. Hadijah Borahima.

Penderita diabetes yang dialami perempuan kelahiran Ujungpandang, 2 Juli 1962 beralamat di Jalan Aroepala No 117, RT/RW001/001, Kelurahan Karunrung, Kecamatan Rappocini ini kini hanya terbaring di rumah bekas majikan suaminya, di Perumahan Bukit Baruga, Antang.

Karena diabetes yang diderita ibu rumah tangga yang telah ditinggal mati suaminya-Hamzah Tappa itu cukup lama, sehingga sudah menyebar. Saat ini, jari jari di kedua kakinya sudah diamputasi. Sebagian kakinya selain menghitam, juga luka.

Ardiyansyah Hamzah Putra, sang anak mengaku, beberapa tahun belakangan ibunya yang menyandang gelar sarjana muda, atau B.sc dan hanya ibu rumah tangga itu, kini hanya terbaring di atas kasur yang diletakkan di ruang tamu.

“Ibu saya ini sudah beberapa tahun ini menderita diabetes. Pernah berobat di RSUD Daya. Tetapi, mau dirujuk ke RSU Wahidin dan Hermina. Hanya saja tidak diterima, lantaran di kedua rumah sakit itu tidak menerima pasien menggunakan Jamkesda,” ujarnya.

Seperti diketahui, di Makassar, Jamkesda, atau Jaminan Kesehatan Daerah ini adalah sistem jaminan kesehatan yang pembiayaannya, pengorganisasian dan pelayanan kesehatannya ditetapkan oleh Pemerintah Kota Makassar.

Karena keinginannya menyembuhkan derita yang dialami ibunya, Ardiyansyah Hamzah Putra mengakui, dirinya berupaya menggunakan BPJS. Hanya saja pengurusannya terkendala biaya peluasan BPJS sekitar lima tahunan.

Menurutnya, besaran tunggakan yang harus dibayar sekitar Rp6.700.000. “Sebagai anak, saya tentunya punya kewajiban memerhatikan orang tua. Ayah saya sudah meninggal beberapa bulan lalu di rumah ini. Dan, saya harus berupaya menyebuhkan ibu saya dari sakit yang dideritanya” ujarnya, sambil sesekali menunduk.

Dia mengakui, tidak terlalu mengharapkan uluran tangan dua kakak dan satu adiknya. Sebab, ketiga sudah berumatangga, sehingga tentunya menomorsatukan keluarga kecil mereka.

 “Saudara saya mereka sudah berumah tangga. Tentunya, perhatian mereka tertuju ke keluarga mereka. Makanya, mereka juga jarang menjenguk ibu di sini. Sementara saya, harus menjaga dan merawat ibu, sehingga pekerjaan saya sebagai sekuriti tidak bisa dijalani dengan baik. Saat ini, kami bukan saja pas pasan, melainkan juga sangat kurang,” jelasnya.

Wakil Ketua II Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS Kota Makassar, H,Jurlan Em Saho’as bersama tim masing masing Kabag II (Nabil Salim), H.Arifuddin, dan Syaifuddin Pattisahuswa, Jumat, 28 Juni sore tadi pun mendatangi kediaman St. Hadijah Borahima.

“Jadi kedatangan kami ke sini, untuk melihat secara langsung ibu St. Hadijah Borahima ini. Dan, setelah kami melakukan pendataan, kami sudah mengetahui betul pokok persoalannya. Hanya saja, nantinya kami akan bawa data yang kami temui ini ke kantor BAZNAS untuk dicari jalan keluarnya bersama pimpinan lainnya,” tuturnya, H.Jurlan, seraya mengakui, St.Hadijah perlu dibantu, agar bisa menjalani perawatan di rumah sakit.

Jurnalis yang juga seniman ini mengemukaklan, dirinya mengetahui penderitaan yang dialami St.Hadijah dari salah seorang komisioner BAZNAS Bulukumba.

“Setelah rekan kami dari BAZNAS Bulukumba memberitahu, kami langsung bergegas menemui ibu Hadijah ini. Dan, memang betul. Belaiu perlu dibantu,” ujarnya.

Penyair Indonesia yang berhasil masuk “Top 10” juara lomba tulis puisi dan Cerpen 2023 tingkat nasional yang diselenggarakan komunitas Literasi kita Indonesia lewat karya puisinya berjudul “Iqra atas nama Allah” ini mengemukakan, bantuan yang nantinya diberikan kepada St.Hadijah masuk dalam salah satu dari lima program unggulan BAZNAS Kota Makassar. Yakni, di bidang kesehatan. Program lainnya adalah  kemanusiaan, dakwah, advokasi, dan ekonomi.

Kelima  program tersebut, jelas wartawan Harian Pedoman Rakyat Ujungpandang di jamannya itu mengakui, dalam menjalankan program tersebut wajib hukumnya  BAZNAS berpegang teguh pada tiga aman. Yakni, Aman Syar’i, Aman Regulasi dan Aman NKRI.

Aman Syar’i, yakni, pengelolaan zakat harus selaras dengan koridor hukum syar’i. Yaitu tidak boleh bertentangan dengan sumber hukum Islam, Al-Quran dan Sunnah. Aman regulasi, dimaksudkan, pengelolaan zakat harus memperhatikan rambu-rambu peraturan hukum dan perundang-undangan.

Sedangkan, Aman NKRI, adalah, pengelolaan zakat di BAZNAS setidaknya, lebih mempererat persaudaraan, menjauhkan diri dari berbagai aktivitas, dan menjauhkan diri dari terorisme, demi menjunjung tinggi dan menegakkan NKRI.

Bagi Jurlan, asal dana yang digunakan dalam setiap kegiatan BAZNAS Makassar berasal dari Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) dari berbagai elemen. Misalnya, jajaran ASN muslim pemerintah Kota Makassar, para guru muslim, orang perorang, Perusda, jajaran Polres Pelabuhan Makassar, dan lainnya.

“Perlu diingat, seluruh program BAZNAS Makassar, sangat didukung Walikota Makassar, Bapak Danny Pomanto. Beliau adalah pemimpin yang sangat peduli dengan BAZNAS Kota Makassar. Kesemuanya ini demi kemasalahatan ummat dan keummatan di kota ini,” tutup Jurlan. (din pattisahusiwa—tim media baznas kota makassar

BAGIKAN
Berita sebelumyaPj. Gubernur Sulsel : Perlu Ketersediaan Pangan Berkualitas
Berita berikutnyaAzis Namu : Pelestarian Cagar Budaya itu Penting
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here