Enrekang, Inspirasimakassar.com:

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar, menyalurkan Rp357.200.000 kepada 891 mustahik-penerima zakat di Kabupaten Enrekang. Zakat terikat dari tokoh dan pengusaha sukses asal  bumi Massenrempulu (meminggir gunung atau menyusur gunung), Ir.H.La Tinro La Tunrung itu disalurkan mulai Senin-Kamis/19-22 Desember 2022.

Penyaluran zakat dipimpin langsung Wakil Ketua II Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS Kota Makassar, H.Jurlan Em Saho’as bersama tiga staff pelaksana, masing masing Mudassir, Ahmad Kamsir, serta Syarifuddin Pattisahusiwa itu berlangsung di seluruh kecamatan di Enrekang. Turut memantau penyaluran zakat adalah muzakki-pemberi zakat, Ir.H.La Tinro La Tunrung bersama tim.

Ir.H.La Tinro La Tunrung

 H.Jurlan Em Saho’as mengemukakan, sebenarnya zakat dikeluarkan  dimana pemberinya bermukim di suatu tempat, tetapi penyalurannya bisa ditentukan muzakki-nya.

 “Jadi, penyalurkan zakat itu bisa di mana saja. Misalnya saja, zakat yang dikeluarkan Bapak Ir. H. La Tinro La Tunrung di Makassar, tetapi penyalurannya di Kabupaten Soppeng—khususnya di Kecamatan Lalabata, yakni di Kelurahan Lemba, Ompo,  Lalabata Rilau, Salokaraja, dan Umpungeng. Di Enrekang, juga di Kelurahan Masalle, Kecamatan Panakukkang Kota Makassar,” ujarnya.

Di bagian lain H.Jurlan Em Saho’as yang juga jurnalis dan sutradara Film Air Mata Jendi itu mengaku, dirinya dan tiga pimpinan BAZNAS Kota Makassar lainnya masing masing HM.Ashar Tamanggong (ketua) bersama Ahmad Taslim dan H.Waspada Santing (wakil ketua I dan III) bangga dengan tokoh masyarakat Sulawesi Selatan, Ir.H.La Tonro La Tunrung yang menyalurkan zakat terikatnya ke BAZNAS Kota Makassar.

H.Jurlan Em Saho’as

“Tentunya, Bapak Latinro La Tunrung punya pilihan paling tepat ke BAZNAS Kota Makassar untuk menyerahkan zakat terikat beliau. Amanah dan kepercayaan inilah dimanfaatkan dengan baik untuk kepentingan para mustahik. Karena amanah inilah, makanya kami wajib mendatangi seluruh mustahik yang telah terdata, sekalipun mereka berada di dusun dusun terpencil,” jelas mantan wartawan Harian Pedoman Rakyat Ujungpandang di masanya ini.

Menjawab pertanyaan Inspirasimakassar,com, H.Jurlan mengaku, seluruh penerima zakat wajib tertera dalam  delapan asnaf, atau delapan golongan, seperti tersirat dalam Al-Qur’an, surat At-Taubah ayat 60.

Ke-delapan asnaf itu demikian pemegang kartu wartawan utama dewan pers ini, mulai dari fakir, atau mereka yang hampir tidak memiliki apa-apa, sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok hidup. Miskin– Mereka yang memiliki harta namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup. Amil-mereka yang mengumpulkan dan mendistribusikan zakat.

Termasuk para Mu’allaf-mereka yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk menguatkan dalam tauhid dan syariah. Hamba sahaya- Budak yang ingin memerdekakan dirinya. Gharimin- mereka yang berhutang untuk kebutuhan hidup dalam mempertahankan jiwa dan izzahnya. Fisabilillah- Mereka yang berjuang di jalan Allah dalam bentuk kegiatan dakwah, jihad dan sebagainya, dan Ibnu Sabil–mereka yang kehabisan biaya di perjalanan dalam ketaatan kepada Allah.

Pernyataan senada dikemukakan Ir.H.La Tinro La Tunrung. Mantan Bupati Enrekang dua periode itu menyebutkan, zakat yang dikeluarkan bersama keluarganya tersebut diperuntukan kepada mereka yang benar benar berhak menerimanya. Karenya, ia lebih memilih lembaga zakat yang paling kredibel, profesional, dan terpercaya.

Menyinggung kepercayaan ke  BAZNAS Makassar, suami dari Hj.Andi Silvi dan ayah empat orang anak ini mengaku, selain memiliki hubungan emosional, ia juga mengenal betul para pimpinan BAZNAS Makassar periode 2021-2026– malah sudah beberapa kali menunaikan ibadah  umrah bersama, termasuk bertemu pada kegiatan kegiatan keagamaan. BAZNAS Makassar juga terbukti telah mendapat kepercayaan masyarakat bukan saja di ibukota Sulawesi Selatan ini, melainkan regional dan nasional.

“Saya benar benar memberi perhatian dan kepercayaan kepada BAZNAS Kota Makassar. Mereka t amanah, dan penyalurannya tepat sasaran. Kepercayaan inilah membuat saya dan keluarga besar saya memutuskan menyerahkan zakat terikat kepada BAZNAS Kota Makassar untuk mengelolanya,” urainya.

Menyinggung jumlah zakat  terikatnya miliaran rupiah, pria kelahiran 18 Oktober 1956 ini menyebutkan, soal zakat ia demikian hati hati. Makanya, setelah melakukan perhitungan dengan BAZNAS Makassar tentang jumlah, ia malah melebihkan dari hitungan tersebut.

“Keluarga saya memang sangat hati hati soal zakat ini. Makanya, sekalipun hitungannya tiga miliar rupiah, maka kami berikan empat miliar,” demikian alumni S1 Teknik Elektro  Unhas 1976-1984 ini.

Di bagian lain pengusaha yang cukup lama mengarungi dunia bisnis skala nasional-dengan berbagai perusahaan di berbagai provinsi baik di Kalimantan, maupun di Jawa dan sejumlah daerah lainnya ini menambahkan, sebenarnya, amalan zakat tidak saja didapatkan muzakkinya, melainkan para mustahik juga menerima amalan serupa.

Sementara itu, sejumlah penerima zakat di kabupaten bermoto “Tana Rigalla’ Tana Riabussungi” itu berterima kasih khususnya kepada Ir.H.La Tinro La Tunrung bersama keluarganya, yang telah memberikan zakat kepada mereka.

“Saya sangat berterima kasih kepada Puang La Tinro bersama keluarganya. Kebetulan saya orang kurang mampu. Zakat ini juga sangat membantu saya dan keluarga. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada BAZNAS Kota Makassar,” tutur seorang nenek. (din pattisahusiwa)

BAGIKAN
Berita sebelumyaKakandepag Ngumpul Di BBGP Sulsel
Berita berikutnyaBAZNAS Makassar Gelar Workshop Media Digital dan Film Maker
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here