Makassar, Inspirasimakassar.com:
Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Makassar menjadi ujung tombak dan inspirator bagi Baznas di kabupaten/kota lainnya, bukan saja di Sulawesi Selatan melainkan provinsi lainnya. Kamis, 3 November 2021, hari ini misalnya, lembaga pemerintah nonstruktural diketuai H.Ashar Tamanggong ini, mendapat kunjungan dari Baznas Kabupaten Majene, Sulawesi Barat.
Pimpinan rombongan Baznas Majene, H.Masfar Ahmad,S.Pdi, mengaku, kehadirannya ke Baznas Makassar selain memperkokoh silaturahim antarsesama Baznas, sekaligus ‘menggali’ potensi zakat, khususnya di kalangan ummat Islam di ibukota Sulawesi Selatan ini.
Tujuan lain dari kunjungan ke Baznas Makassar, demikian Masfat Ahmad, dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan sumber daya manusia, di Baznas Majene, khususnya berkaitan dengan peningkatan optimalisasi pengumpulan dan pendistribusian, atau pemberdayaan zakat, infaq, dan shadaqah (ZIS). Termasuk, memperkaya wawasan khususnya menyangkut pengelolaan ZIS, kiat sukses menjalankan roda organisasi, sehingga Baznas Makassar benar benar mendapat tempat di hati masyarakat Islam.
Di bagian lain, Hasfar Ahmad yang juga Ketua I Baznas Majene itu berharap, Ketua Baznas Kota Makassar berkunjung ke Baznas Majane.
“Kebetulan dalam waktu dekat, Baznas Majene akan melakukan kegiatan dengan menghadirkan bapak Bupati. Untuk itu, kami mengundang ketua Baznas Makassar dalam kegiatan tersebut,” harapnya, seraya memperkenalkan rombongan Baznas Majene yakni Drs.H.Mansur S, M.Pdi (wakil ketua II), Drs.M.Ramli,MH (kepala SAI), Drs.H.Hasri Hanafi,M.Pd (satf bidang pengumpulan), St.Wahyu Syam (bendahara APBD), Mukhlis,SKM (staf bidang pengumpulan), Budamunakar (bendahara), dan Salman,S.Pdi (staf bidang penyaluran dan pendistribusian).
Di hadapan rombongan Baznas Majene, Ketua Baznas Kota Makassar, Ashar Tamanggong didampingi Wakil Ketua III Waspada Santing menjelaskan, keberhasilan badan yang dipimpinnya bukan kerja orang perorang, melainkan kerja tim yang maksimal. Yakni, melibatkan seluruh komponen, bukan saja di Baznas Makassar sendiri, melainkan antarlembaga, dan masyarakat, termasuk para muzakki.
Ashar Tamanggong juga mengurai berbagai program, sejak dilantik Walikota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto, lima bulan lalu. Salah satunya ‘Saudagar Tangguh Baznas’. Program ini dikemas dalam bentuk Bantuan Operasional Dhuafa Produktif.
Program ini diinisiasi, demikian Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar 1997 melihat, kebanyakan pelaku UMKM, kurang memiliki kemampuan atau kecakapan untuk meningkatkan produktivitas. Malah, masih ada pelaku ekonomi kecil ini menjatuhkan pilihan kepada rentenir. Akibatnya, keuntungan mereka dihabiskan untuk membayar utang ke rentenir.
“Nah, salah satu jalan meningkatkan dan mengangkat pelaku UMKM, maka Baznas Kota Makassar menghadirkan program Bantuan Operasional Dhuafa Produktif tersebut. Kami meyakini, program ini dapat membangkitkan pelaku ekonomi ummat, sekaligus dapat mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri layaknya Saudagar Tangguh. Hanya saja, para penerima harus melalui proses asesemen. Jumlahnya, mulai Rp2000.000, hingga Rp7000.000, tanpa pengembalian,” ujar ATM—sapaan akrab Ashar Tamanggong. Pernyataan senada dikemukakan Waspada Santing.
Perlu diketahui, demikian Ketua Dewan Lembaga Dewan Dakwah NU Kota Makassar ini, Baznas tidka sekadar memberikan bantuan operasional tersebut, melainkan mendampingi penerima dalam hal, memanej agar usaha mereka berkembang.
Program lainnya adalah, memberikan beasiswa bagi kaum dhuafa mulai SD, SMP, MIN, MTsN, MAN, hingga S1. Sunatan massal bagi 500 orang juga menjadi program Baznas hingga akhir Desember mendatang. Dan, pembagian makanan di kantong kantong kemiskinan, utamanya di emperan emperan jalan dan emperen toko. Jumlahnya 150 boks setiap jumat.
Di bagian lain ATM mengingatkan, dalam menjalankan amanah, maka Baznas tidak boleh main main dalam hal zakat. Baznas mengetahui betul para mustahik seperti diisyartakan dalam 8 golongan atau asnaf. Yakni, fakir, miskin, riqab atau biasa disebut sebagai hamba sahaya, gharim– orang yang memiliki hutang dan kesulitan melunasinya, mualaf, yaitu orang yang baru memeluk agama Islam untuk merasakan solidaritas. Termasuk, fiisabilillah– pejuang agama Islam, ibnu sabil– orang yang kehabisan bekal dalam perjalanan jauh, serta amil– orang yang menyalurkan zakat. (nyong)