Inspirasimakassar.com:
Kesuksesan bisa diraih siapa saja dan kapan saja. Bukan hanya orang tua atau yang lebih berpengalaman, melainkan orang muda juga berkesempatan meraih sukses. Andi Patongai misalnya. Pria berdarah Bugis, kelahiran Jambi ini mengantongi puluhan juta rupiah sebulan dari jasa bisnis yang dijalani, diantaranya laundri, salon, dan bimbingan belajar bahasa Inggris. Kini, lelaki yang bercita-cita keliling dunia ini mulai menggagas untuk terjun di bidang rel estate syariah.
Sekalipun belum banyak cerita tentang dirinya, tetapi Andi Patongai diam-diam memiliki sejumlah bisnis. Bermodal awal Rp15 juta hasil tabungan dan bantuan Besse Dala, istrinya, pria kelahiran 36 tahun ini kemudian menjatuhkan pilihan untuk tidak menjadi PNS.
Dia mengawali bisnis pertamanya dengan mendirikan salon. Bisnis tata rias dengan 4 orang karyawan yang diberi nama Salon Corner ini setelah belajar banyak tentang cara meraih sukses saat masih bekerja di Multi Level Marketing K-Link, tahun 2007. Sebagai pembuka bisnis, Andi Patongai, tentunya bersama karyawan menempatkan pelanggan bagai keluarga sendiri, bahkan dijunjung. Karena dari pelanggan, bisa mendatangkan pelanggan lain yang ingin menggunakan jasamulai dari potong rambut, hingga make up pengantin.
“Khusus potong rambut, anak-anak hingga dewasa Rp15.000. Sedangkan harga paling mahal adalah make up pengantin, Rp1juta keatas. Harga lainnya dari 44 item tergantung permintaan pelanggan,” tuturnya kepada Inspirasi Makassar, di tempat salon Corner, Jalan Talasalapang nomor 86, pertengahan Desember 2014.
Sekalipun baru satu, namun Salon Corner menuai sukses. Kesuksesan yang diraihnya, tidak menjadikan alumni Fakultas Adab IAIN (kini UIN) Alauddin Makassar ini berleha-leha. Dia terus membuka ‘keranjang-keranjang’ lainnya. Termasuk Laudri yang kini menggunakan lima mesin 6-7 kg. Di bisnis yang satu ini, dia tidak sekadar menjaga kualitas pekerjaan, melainkan 100 orang alim juga turut mendoakan agar pakaian pelanggan selain bersih dan rapi, juga mendapat berkah.
“Jadi, sebelumnya saya dan tim kerja telah mendata 100 orang alim untuk mendoakan agar para pelanggan yang menggunakan Laundry Corner mendapatkan berkah,” ujarnya, seraya mengakui jasa pencucian mulai Rp5000 perkilo, tanpa seterika. Cuci komplit Rp6000 perkilo pakaian di seterika, ekspres 2 hari Rp8000 perkilo, satu hari Rp10.000 perkilo, dan ekspres 4 jam Rp15.000 perkilo.
Andi juga membuka bisnis bimbingan belajar bahasa Inggris. Kekhasasan bimbingan belajar bernama Enprisia dan berpusat di Jalan A.P Pettarani 2 No 51 Makassar ini, selain seorang tentor (pengajar) berpengalaman, dan setiap tentor membimbing 4 anak didik, juga 7 menit dari 1,5 jam akhir pertemuan para tentor mengisi anak didik dengan tausiah. Para tentor, utamanya menyampaikan pesan-pesan keagamaan, utamanya soal akhlak, sopan santun, penghormatan kepada orang tua, hingga mencegah anak didik mengeluarkan kata-kata yang tidak senonoh.
“Di Enprisia ini, setiap tentor memberi bimbingan hanya kepada 4 orang. Tujuannya, agar anak didik lebih fokus, cepat mengerti dan menguasaan bahasa lebih cepat¸” tuturnya, seraya mengakui biaya bimbingan belajar bahasa Inggris Rp200 ribu perbulan. Sedangkan jika ada permintaan tentor mendatangi anak didik di rumahnya masing-masing pembayaran setiap bulan Rp300 ribu.
Soal omset, Andi mengakui, khusus Salon Corner setiap hari sedikitnya Rp500.000, Laundri Rp300.000 sehari, sedangkan bimbingan belajar Enprisia sedikitnya Rp2 jutaan. Rencana kedepan? Pria yang memiliki kiat sukses “Harus punya impian yang kuat dan jelas, serta terinspirasi yakin usaha sampai” ini akan berkiprah di dunia perumahan.
“Saya telah menyusun strategi membangun perumahan dengan sistem syariah atau bagi hasil. Minimal lahan setengah hektar, bersama pemilik lahan sudah mulai membangun rumah idaman. Pertama kali kami akan bangun di Maros, Gowa, dan Takalar,” jelasnya.
Andi Patongai lahir dan besar di Jambi. Anak sulung dari lima bersaudara dari orang tuanya H Andi Andeng (alm) dan I Nyameng, berdarah Bugis Wajo. Sekolah di SD hingga SMA di Tanjung Jabung Timur Jambi. Dia kemudian melanjutkan kuliah di IAIN Alauddin Makassar tahun 2000. Setelah diwisudah, kemudian menikah dengan Besse Dala tahun 2007.
Saat menjatuhkan pilihan bertarung di bisnis, Andi Patongai menjadikan pengalaman dan menimba ilmu bisnis baik di orangtuanya, maupun saudara-saudaranya yang kebanyakan terjun kebisnis. Selain menjelaskan berbagai keunggulan produk yang ditawarkan kepada masyarakat, juga selalu berkomunikasi sekaligus mengharapkan masukan perbaikan dari pelanggan. Disisi lain, Andi juga tidak sekedar menjual harga, melainkan menjual kelebihan. Hasilnya menggembirakan. (din)
Data diri:
Nama : Andi Patongai
Lahir : Jambi 15 September 1978
Istri : Besse Dala
Orang tua : H Andi Andeng (Alm) dan I Nyameng
Pendidikan : IAIN Alauddin 2000
Pekerjaan : Bisnis
Kata inspiratif: Hujan boleh turun tapi kita jangan kehujanan
No HP : 082187999991
Pin : 7d50d635